Artikel

Keputusan penguasa yang menghancurkan

Membuat kebijakan untuk rakyat bukan hal mudah. Tak hanya butuh kecerdasan, namun juga rasa keadilan.

Salah satu kisah tragis tentang kebijakan yang salah pernah dilakukan Khalifah Al-Musta’shim Billah , penguasa terakhir Bani Abasiyyah di Baghdad (1243-1258).

“Khilafah Islam Abbasiyah, yang diturunkan dari paman Muhammad Al-Abbas ibn Abd al-Muttalib dan didirikan pada tahun 750, adalah Khilafah Islam ketiga sejak zaman Nabi Muhammad SAW.”

Tidak kurang dari 36 perpustakaan umum dibangun di samping perpustakaan besar, ‘rumah Kebijaksanaan’. Bagdad menjadi pusat pembelajaran di dunia abad pertengahan, yang tidak biasa pada masa itu, sebagian besar warganya melek huruf.

Selama 200 tahun berikutnya, konflik lokal mengurangi kendali Abbasiyah atas sebagian besar kerajaan Islam yang luas, menjadi sebagian besar peran agama dan seremonial. Namun bagi Bagdad sendiri, yang terus berkembang menjadi pusat ilmu pengetahuan, budaya dan filsafat yang kemudian disebut oleh para penulis barat, Zaman Keemasan Islam.

Sebuah kekuatan sekitar 120.000 kavaleri Mongol, Turki dan Manchuria tiba di pinggiran Baghdad pada tanggal 29 Januari 1258. 1.000 insinyur pengepungan Cina bergabung bersama dengan kekuatan Kristen Armenia dan Georgia, bertekad membalas dendam atas serangan yang dilakukan terhadap tanah air. 20.000 penunggang kuda Muslim yang dikirim untuk berperang dihancurkan sementara pencari ranjau Mongol menerobos tanggul di sepanjang Tigris, menjebak pasukan Abbasiyah di luar kota.more

Baca juga : Ada sebuah idiom terkenal dari banyak sejarawan, “Andalusia tidak jatuh dalam semalam.”

Baca juga : 18 Agustus 1487, Pengepungan Malaga berakhir : Tragedi Pilu Jatuhnya kota kedua terbesar di Emirat Granada Spanyol

Para pejabat di istana justru mempertontonkan gaya hidup bermegah-megah

Menjelang runtuhnya Baghdad, kemunduran terjadi di semua sisi akibat kebijakan yang carut-marut. Ekonomi mundur menyebabkan harga-harga melambung. Di saat yang sama, para pejabat di istana justru mempertontonkan gaya hidup bermegah-megah.

Rakyat gerah sehingga muncul pemberontakan di mana-mana. Situasi keamanan dan politik tidak stabil. Pada kondisi seperti itu, Khalifah justru mengangkat para pejabat yang akhirnya menjadi para pengkhianat yang menjual negara.

Salah satu pengkhianat yang dicatat sejarah adalah wazir bernama Ibnu al-Alqami. Ia yang secara diam-diam berhubungan dengan pasukan Mongol dan memuluskan langkah pasukan penghancur itu hingga ke ibukota Baghdad.

Puncaknya pada 12 Muharram 656 H, 200.000 pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan mengepung istana. Pada situasi seperti itu Khalifah bukannya segera bertindak, namun malah menggelar pesta!

Di antara hujan panah pasukan Mongol, sebuah anak panah datang dari arah jendela menembus tubuh selirnya yang bernama Arafah yang sedang menari di hadapan Khalifah.

Anak panah itu disertai selembar surat, “Jika Tuhan hendak melaksanakan ketentuan-Nya, maka Dia akan melenyapkan akal waras orang yang berakal.”

Hanya memerintahkan untuk mengamankan istana

Dalam situasi kritis, Khalifah Al Musta’shim hanya memerintahkan untuk mengamankan istana tanpa mempedulikan bagaimana nasib rakyatnya.

Akhirnya sejarah mencatatnya sebagai pecundang. Bahgdad yang dibangun nenek moyangnya sebagai simbol kegemilangan Islam, luluh lantak dibakar 40 hari 40 malam tanpa bisa dipadamkan apinya.

Dua juta rakyatnya dibantai tanpa ampun oleh pasukan Mongol. Termasuk Khalifah yang lemah dan keluarganya.

Berawal dari Khalifah yang lemah, kebijakan yang salah, akhirnya Baghdad tinggal menjadi sejarah. Harusnya kita bisa mengambil pelajaran.

Generasi Shalahuddin : Ketika dunia lupa, kita memilih untuk ingat

pria, wanita dan anak-anak, dibantai. Koleksi buku terbesar di planet ini dicabik-cabik, jaket kulit mereka digunakan untuk sandal dan halaman dibuang ke sungai. Mereka mengatakan Tigris menjadi merah karena darah orang yang terbunuh, dan hitam dengan tinta dari semua buku itu. Ini semua dilakukan di depan Khalifah Al-Musta'sim. Keluarganya dibunuh kecuali seorang putra dibawa kembali ke Mongolia dan seorang putri diambil sebagai selir, ke Hulagu.more

Baca juga : 10 Februari 1258, Pasukan Mongol menduduki Bagdad : Saat warna sungai Tigris Irak berubah menjadi hitam

Baca juga : 5 Fakta Kemenangan Ain Jalut : kekalahan pertama yang menentukan dan titik ekspansi maksimum Kekaisaran Mongol

ZP

Recent Posts

Era Pesawat Tempur F-16 Kini Telah Berakhir

F-16 Fighting Falcon yang ikonik telah melayani Angkatan Udara AS dan sekutunya selama beberapa dekade,…

4 jam ago

Tetap aman saat bepergian: Tips dari CIA, saran untuk berpikir seperti mata-mata saat berlibur

Bagaimana cara para petugas CIA bepergian dengan aman? "Your mission is to get home safely,"…

23 jam ago

Komandan AH-64 Apache zionis Israel Menjelaskan Realitas Brutal Misi 7 Oktober

Terkejut, kru AH-64 Israel bergegas merespons serangan pejuang Hamas, namun dengan hasil yang beragam Read…

2 hari ago

Edward Snowden: Pahlawan atau Pengkhianat? Mengurai Kontroversi Whistleblower Terkenal

Menyingkap Tabir Pengawasan Global: Perjalanan Edward Snowden Read More “Edward Snowden: Pahlawan atau Pengkhianat? Mengurai…

3 hari ago

Radar Smerch MiG-25: “Mata” yang Dibangun untuk Menembus Jamming berat

MiG-25 Foxbat, pencegat Soviet yang terkenal dengan kecepatan dan ketinggiannya, memiliki radar yang sama uniknya…

4 hari ago

Mengapa India Tidak Mampu Membuat Salinan Sukhoi Su-30MKI Rusia Seperti yang Dilakukan Cina dengan Su-30nya?

India dan Cina, dua negara besar di Asia, memiliki sejarah panjang dalam memperoleh peralatan militer…

5 hari ago