ZONA PERANG (zonaperang.com) Legiun Mangkunegaran adalah sebuah korps Angkatan Darat di Jawa, Indonesia. Berasal dari tahun 1757 sebagai tentara istana Pangeran Sambernyawa dari Mangkunegaran(7 April 1725 – 23 Desember 1795).
Setelah penjajahan di Jawa oleh Belanda tentara bentukan Raden Mas Said(Mangkunegara I) itu direorganisasi oleh Herman Willem Daendels (21 Oktober 1762 – 2 Mei 1818) dan Mangkunegara II ( 5 January 1768 – 17 January 1836) sebagai bagian dari pasukan Belanda tetapi dengan komandan orang Jawa.
Kesatuan militer terbaik di Asia
Legiun Mangkunegaran adalah bala tentara milik Praja Mangkunegaran yang pernah menjadi kesatuan militer terbaik di Asia pada masanya. Legiun Mangkunegaran dibentuk oleh Mangkunegara II pada 1808 dengan mengadopsi militer Prancis, Grande Armee, yang menjadi angkatan darat terkuat di dunia saat itu.
Baca juga : 17 Maret 1757, Perjanjian Salatiga : Musnahnya Cita-Cita Menyatukan Tanah Jawa
Hasilnya, Legiun Mangkunegaran berkembang menjadi kesatuan militer terbaik dan paling modern di Asia yang mampu memenangkan banyak pertempuran.
Sejarah pembentukan
Sejarah pembentukan Legiun Mangkunegaran dapat ditelusuri dari tradisi kemiliteran yang diletakkan oleh Pangeran Sambernyawa atau Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I. Selama Mangkunegara I berkuasa (1757-1795), terdapat pasukan gerilya yang berjuang sebagai satuan militer Praja Mangkunegaran.
Satuan militer tersebut terdiri atas 12 kesatuan berpengalaman, 22 unit infanteri, kavaleri, dan artileri, yang masing-masing terdiri atas 44 orang. Pasukan tersebut kemudian dikembangkan oleh Mangkunegara II menjadi Legiun Mangkunegaran pada 1808.
Persenjataan, taktik, organisasi, hingga penampilan fisik Grande Armee
Legiun Mangkunegaran dibentuk dengan mengadopsi persenjataan, taktik, organisasi, hingga penampilan fisik Grande Armee, yang berada di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.
Tidak hanya itu, nama legiun sendiri juga diadopsi dari bahasa Perancis, yaitu Legionnaire, yang berarti pasukan bala tentara. Legiun Mangkunegaran dibentuk dengan tugas utama untuk menghadapi pemberontakan rakyat dan sebagai cadangan pasukan Hindia Belanda.
Meski tidak menyukai Belanda, tetapi Mangkunegara II mendahulukan kepentingan kerajaan untuk memiliki bala tentara yang kuat seperti satuan militer Eropa.
Baca juga : 9 Meret 1831, Legiun Asing Perancis didirikan
Baca juga : 9 November 1799, Napoleon Bonaparte Berkuasa Lewat Kudeta tidak Berdarah
Pelatihan Legiun Mangkunegaran
Demi membentuk satuan militer sekuat tentara Eropa, Mangkunegara II mengundang perwira-perwira militer Belanda, Perancis, dan Inggris yang profesional untuk melatih Legiun Mangkunegaran buatannya.
Legiun Mangkunegaran mendapatkan beragam pelatihan kemiliteran di sekolah militer Soldat Sekul Puro Mangkunegara, agar mahir menggunakan berbagai senjata tajam berupa keris, pedang, tombak, sumpit, dan panah.
Selain itu, pasukan ini juga dilatih agar piawai menggunakan berbagai senjata modern, seperti senjata api maupun artileri. Legiun Mangkunegaran juga dilatih untuk memiliki mobilitas tinggi dengan menggabungkan unsur infanteri, kavaleri, dan artileri, sehingga mampu menghadapi perang jangka panjang maupun perang gerilya.
Anggota Legiun Mangkunegaran
Anggota Legiun Mangkunegaran tidak hanya terbatas bagi kaum laki-laki, tetapi juga perempuan. Bahkan pasukan perempuan bersenjatanya juga mahir memainkan alat musik.
Legiun Mangkunegaran memiliki dua perwira senior berpangkat mayor, empat letnan ajudan, sembilan kapitan, delapan letnan tua dan muda, bintara sebanyak 32 sersan, serta beberapa staf lainnya.
Ketika itu, kekuatan Legiun Mangkunegaran berjumlah 1.150 prajurit atau sekitar 1 batalion , yang dibagi dalam 800 prajurit infanteri, 100 prajurit penyerbu, 200 prajurit kavaleri (berkuda), dan 50 prajurit artileri (meriam).
Legiun Mangkunegaran adalah satuan militer yang ditempa dengan budaya Barat dan Jawa. Perpaduan dua kebudayaan pun tampak pada cara berbusana para serdadu dan perwiranya, yang mengenakan seragam gabungan militer Perancis dan Jawa.
Selain itu, strategi perang dan senjatanya pun perpaduan dari milik Barat dan Jawa. Kendati demikian, semangat nasionalisme selalu ditanamkan pada Legiun Mangkunegaran.
Sepak terjang Legiun Mangkunegaran
Sejak masa pembentukannya, Legiun Mangkunegaran pernah terlibat dalam banyak pertempuran, berikut di antaranya:
- Menjadi penjaga Yogyakarta dan Surakarta dari serangan pasukan Pangeran Diponegoro
- Melawan pasukan Inggris-Sepoy (India) pada 1811 di Yogyakarta/Geger Sepoy atau Geger Sepehi
- Menjadi bagian penting pasukan Gubernur jendral Belanda ke-37 Jan Willem Janssens dalam pertempuran melawan pasukan Inggris di Semarang tahun 1811 walaupun akhirnya Belanda harus menyerah(perjanjian Kapitulasi Tuntang, kabupaten Semarang)
- Membantu penjajah Belanda Melawan Kesultanan Aceh (1873-1904)
- Menumpas bajak laut di Bangka (1919-1920)
- Melawan serbuan Kekaisaran Jepang ke Jawa pada 1942Legiun Mangkunegaran mampu bertahan sampai masa kekuasaan Raden Mas Soerjosoeparto atau Mangkunegara VII (1916-1942) atau hingga Jepang berkuasa di Nusantara.
Baca juga : Marsose, KNIL dan Londo Ireng
Baca juga : Laksamana Malahayati (Keumalahayati), Pahlawan Perempuan Penumpas Cornelis de Houtman