ZONA PERANG (zonaperang.com) – Selama hampir 30 tahun Kazakstan dipimpin oleh pemimpin otokratik Nursultan Nazarbayev, sebelum dia mengundurkan diri tahun 2019 dan menyerahkan kekuasaan kepada loyalisnya Kassym-Jomart Tokayev.
Pada hari Minggu (02/01), beberapa ratus penduduk di kota Zhanaozen berunjuk rasa memrotes kenaikan harga bahan bakar gas cair. Tidak ada yang menyangka, bahwa aksi protes itu mendadak menjalar ke kota-kota lain dan kini menjerumuskan negara itu dalam krisis terbesarnya.
Baca Juga : 26 Desember 1991, Runtuhnya Negara Raksaksa Adikuasa Uni Soviet (Hari ini dalam Sejarah)
Baca Juga : 9 November 1979, Alarm palsu menyebabkan Amerika bersiap membalas Soviet
Demonstran di kota terbesar Almaty mengamuk dan membakar istana presiden. Militer dikerahkan untuk mengamankan situasi. Puluhan korban diberitakan tewas, ratusan luka-luka, dan lebih dua ribu orang ditahan. Namun, tidak ada informasi yang jelas.
Presiden Kassym-Jomart Tokayev pada hari Rabu (05/01) berjanji untuk mengatasi masalah, setelah pemerintahan mengundurkan diri. Keadaan darurat kini diberlakukan di wilayah-wilayah yang dilanda aksi protes massal. Apa yang sebenarnya terjadi?
Hasil ekonomi hanya dinikmati sekelompok elit
Di kota Zhanaozen sepuluh tahun lalu sudah pernah meletus kerusuhan sengit, ketika pekerja minyak melancarkan aksi mogok menuntut kenaikan gaji dan perbaikan situasi mereka. Belasan orang tewas ketika itu, ketika aparat dikerahkan untuk membubarkan aksi protes dengan kekerasan.
Kali ini, penduduk Zhanaozen turun memrotes kenaikan drastis harga gas pada pergantian tahun. Pemerintah, yang saat ini sudah mengundurkan diri, ketika itu mengatakan, kenaikan harga disebabkan oleh lonjakan permintaan dan penyusutan produksi.
Baca Juga : Ketika Uighur Mendirikan Republik Islam Turkestan Timur
Baca Juga : Tentara Rusia di Pesawat Tempur Indonesia
Sejak lama Kazakstan menghadapi sejumlah masalah, terutama di sektor energi. Tahun lalu, produksi listrik dalam negeri tidak cukup memenuhi permintaan, sehingga dilakukan pemadaman listrik secara bergilir.
Harga makanan sudah naik beberapa bulan sebelumnya. Pemerintah Kazakstan ketika itu mengeluarkan larangan ekspor hewan ternak, kentang, dan wortel untuk melayani permintaan dalam negeri.
Pemerintahan otokratik tiga dekade
Krisis saat ini muncul saat Kazakstan berada dalam masa transisi. Selama tiga dekade, negara itu dipimpin oleh Nursultan Nazarbayev, yang sekarang didaulat sebagai Bapak Bangsa. Nursultan Nazarbayev di era Uni Soviet sudah menjabat sebagai perdana menteri, dia juga memimpin Partai Komunis Kazakstan.
Nursultan Nazarbayev kemudian muncul sebagai pemimpin yang otoriter, tetapi mampu menjamin stabilitas dan menarik investasi asing. Banyak perusahaan asing yang melakukan investasi di sektor minyak dan gas.
Baca Juga : AN-225 “MRIYA”(Mimpi)1988, Pesawat Terbesar dan Terberat di Dunia buatan Soviet
Baca Juga : 19 November 1942, Operasi Uranus : Serangan balik Soviet di Stalingrad
Namun, hasil perekonomian kebanyakan hanya dinikmati oleh keluarga besarnya dan sekelompok kecil pejabat yang setia kepada Nazarbayev. Sebagian besar warganya tetap hidup dalam kemiskinan.
Nazarbayev memindahkan ibu kota dari Almaty, kota terbesar di Kirgizstan, ke kota Astana yang namanya diganti menjadi kota Nur-Sultan. Dia menyatakan pengunduran diri tahun 2019 pada usia 81 tahun dan menyerahkan tingkat kepemimpinan kepada loyalisnya, presiden saat ini Kassym-Jomart Tokayev.
Banyak pengamat menilai, Nazarbayev masih mengendalikan negara ini dari belakang layar. Saat ini dia menjabat sebagai Ketua Dewan Keamanan Nasional, dan seorang anak lelakinya ditunjuk sebagai wakilnya.
Rusia Mengirim Pasukan
Moskow tidak mengungkapkan berapa banyak pasukan yang mereka kirimkan. Tidak dapat diketahui apakah ada pasukan Rusia yang terlibat dalam kerusuhan pada Kamis.
Kantor berita RIA melaporkan sekretaris jenderal aliansi negara-negara bekas Uni Soviet, Collective Security Treaty Organisation, mengatakan secara keseluruhan pasukan perdamaian mencapai 2.500 orang dan dapat diperkuat apabila diperlukan. Sekretaris jenderal itu menambahkan misi ke Kazakhstan merupakan misi pendek yang hanya memerlukan “beberapa hari atau pekan”.
Baca Juga : Putin : Keruntuhan Uni Soviet adalah Bencana Geopolitik Terbesar Abad Dua Puluh
Baca Juga : 30 Oktober 1961, Uni Soviet Meledakan Tsar Bomba: Bom Atom terkuat dan terbesar di Dunia
Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka memantau dengan sesama laporan pengerahan pasukan Rusia. AS juga mempertanyakan apakah pasukan itu diundang secara resmi.
“Kami mempertanyakan mengenai ketepatan pengerahan pasukan karena Kazakhstan, pemerintah Kazakhstan, memiliki sumber dayanya sendiri dan pemerintah dan negara itu dipertahankan dengan baik,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.
“Kami akan memantau dengan seksama setiap pelanggaran hak asasi manusia dan setiap upaya atau tindakan bagian dari pasukan asing mengambil alih institusi-institusi Kazakhstan,” tambahnya.
Kosmodrom Baikonur, bandar antariksa tertua di dunia
Bandar antariksa pertama dan paling rahasia di dunia, Kosmodrom Baikonur, berdiam di tengah gurun yang luas di Asia Tengah, sekitar 2.600 km tenggara ibu kota Rusia, Moskow, dan 1.300 km dari dua kota utama Kazakhstan, Nur-Sultan dan Almaty.
Dari area terpencil di padang rumput bagian barat ini, pada tahun 1957, Uni Soviet berhasil meluncurkan satelit buatan pertama – Sputnik 1 – ke orbit di sekitar Bumi.
Empat tahun kemudian, pada tahun 1961, Yuri Gagarin diterbangkan dari sini untuk menjadi manusia pertama yang terbang ke luar angkasa menggunakan Vostok 1.