India dan Cina, dua negara besar di Asia, memiliki sejarah panjang dalam memperoleh peralatan militer dari Rusia. Namun, pendekatan mereka terhadap program jet tempur Sukhoi Su-30MKI sangat berbeda. Sementara Beijing memilih untuk merekayasa ulang Su-30MKK (varian yang kurang canggih) dan mengembangkan versi asli mereka sendiri, India menempuh jalan yang berbeda.
ZONA PERANG(zonaperang.com) Program Su-30MKI Flanker-H India melibatkan perjanjian transfer teknologi yang kompleks dengan Rusia melalui Hindustan Aeronautics Limited (HAL). Perjanjian ini memungkinkan India untuk secara progresif memproduksi Su-30MKI di dalam negeri, dengan tingkat kandungan lokal yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Tujuannya bukan hanya untuk merakit pesawat tetapi juga untuk mendapatkan pengetahuan dan keahlian untuk merancang dan mengembangkan jet tempur generasi mendatang.
“Pesawat ini dibuat khusus untuk spesifikasi India dan mengintegrasikan sistem dan avionik India serta sub-sistem Prancis dan Israel. Pesawat ini memiliki kemampuan yang mirip dengan Sukhoi Su-35 yang memiliki banyak fitur dan komponen yang sama”
Di sisi lain, Tiongkok memilih pendekatan yang lebih cepat. Mereka membeli varian Su-30MKK (“Modernizirovannyi Kommercheskiy Kitayski” – Modernised Commercial for China) Flanker-G dan kemudian memulai program rekayasa balik. Ini melibatkan pembedahan pesawat untuk memahami desain dan fungsinya.
“Tiongkok adalah operator asing pertama Su-27 dan satu-satunya negara yang mengakuisisi pesawat tempur ini sebelum runtuhnya Uni Soviet. Kesepakatan itu, yang dikenal sebagai ‘Proyek 906’ di Tiongkok, menandai lompatan dalam kemampuan penerbangan Tiongkok pada 1990-an”
Meskipun pendekatan ini memungkinkan Cina untuk mengembangkan varian sendiri seperti Shenyang J-11 dan Shenyang J-16 Hidden Dragon dengan lebih cepat, pendekatan ini tidak serta merta menghasilkan transfer pengetahuan yang lengkap atau kemampuan untuk mendesain pesawat yang sama sekali baru.
Pendekatan India tampaknya merupakan permainan jangka panjang untuk kemandirian di sektor kedirgantaraan. Pengalaman yang diperoleh melalui program Su-30MKI memberikan masukan bagi program ambisius India seperti Pesawat Tempur Menengah Lanjutan (Advanced Medium Combat Aircraft, AMCA), yang bertujuan untuk mengembangkan jet tempur generasi ke-5 secara lokal.
Pendekatan kontras India dan Cina terhadap program Su-30MKI menyoroti prioritas strategis yang berbeda. Sementara Cina memprioritaskan akuisisi yang lebih cepat dan penghematan biaya, India berfokus pada transfer teknologi dan kemandirian jangka panjang. Hanya waktu yang akan menentukan pendekatan mana yang terbukti lebih berhasil dalam jangka panjang.
Baca juga : Mengapa India tidak dikritik karena pelanggaran hak asasi manusia?
Baca juga : Pesawat Angkut Militer Berat Xian Y-20 Kunpeng “Chubby Girl”(2013), Cina