Artikel

Mengungkap Para Pahlawan: Keberanian Rakyat Indonesia yang Tak Terlihat di Jantung Perjuangan Bosnia (Bagian 2 – Tamat)

Mengungkap Pahlawan Yang Tersembunyi : – Pak Soeripto Kembali Dari Gunung Igman

ZONA PERANG(zonaperang.com) Apa yang terjadi setelah misi heroik Intelijen Indonesia untuk mengirimkan senjata kepada tentara Bosnia selama periode tersulit dalam perang?

Setelah berhasil menyelesaikan misi dan mengirimkan senjata kepada Tentara Bosnia di Gunung Igman, tantangan Soeripto selanjutnya adalah pergi ke Budapest dan mengambil uang untuk membayar dealer senjata. Dia harus mengambil 2,5 juta Deutschemark (mata uang Jerman Barat sebelum menggunakan Euro) dari Duta Besar Indonesia saat itu.

Ini adalah tugas yang sangat berbahaya karena harus dirahasiakan, bahkan dari Kedutaan Besar Indonesia sendiri, yang terakreditasi untuk Bosnia. Meskipun berisiko, mereka berhasil menyelesaikan transaksi secara rahasia, dan Duta Besar Soelaeman Pringgodigdo mengantarnya ke hotel Hilton (KBRI Budapest pernah merangkap sebagai perwakilan Indonesia untuk Republik Bosnia dan Herzegovina, Republik Kroasia, dan Republik Makedonia Utara).

“Gunung Igman” yang kemudian menghambat rencana pasukan Serbia merebut Sarajevo.
Hotel Hilton Budapest

Baca juga : Mengungkap Para Pahlawan: Keberanian Rakyat Indonesia yang Tak Terlihat di Jantung Perjuangan Bosnia (Bagian 1)

Baca juga : Operasi Babut Mabur/ Flying Carpets (Permadani Terbang) : Saat Indonesia membantu Taliban dan Mujahidin Afganistan

Tas penuh Uang

Dengan membawa tas penuh uang, ia naik taksi dari Budapest ke Zagreb. Tepat sebelum memasuki Kroasia, sopir taksi, yang takut akan adanya penembak jitu di sana, menjadi sangat gugup. Setelah bernegosiasi, menurut Soeripto, sopir taksi tersebut akhirnya setuju untuk mengantarnya ke hotel yang aman.

Namun, dalam waktu 5 menit setelah Soeripto memasuki kamarnya, seorang wanita terus mengetuk pintunya. Karena kesal, ia meminta manajer hotel untuk mengusir wanita tersebut, namun manajer tersebut mengatakan bahwa “setelah malam tiba, mafia Rusia berkuasa di sana” (lokasinya tidak pernah diungkapkan).

Meskipun merasa cemas, Suripto menganggapnya sebagai sebuah ujian, namun tidak terjadi apa-apa. Di pagi hari ia naik bus ke Zagreb untuk mengantarkan uang tersebut ke bandar, dan dengan demikian berhasil menyelesaikan misinya yang telah dirahasiakan selama bertahun-tahun dan membuat orang Indonesia bangga.

Tanpa helm dan rompi anti peluru

Menariknya, seperti yang kita ketahui, Mantan Presiden Soeharto sendiri juga pernah mengunjungi Bosnia saat negara tersebut masih dalam konflik. Pak Harto merencanakan kunjungannya ke Bosnia pada tanggal 11 Maret 1995, dua hari sebelum pesawat yang membawa Utusan Khusus PBB Yasushi Akashi ditembaki saat terbang.

Sebelum pesawat lepas landas, rombongan pejabat Indonesia, termasuk Presiden Soeharto, diminta untuk mengisi formulir pernyataan risiko. Formulir tersebut menyatakan bahwa PBB tidak akan bertanggung jawab atas segala insiden yang terjadi pada Soeharto dan rombongannya selama kunjungan tersebut.

Pengawal Soeharto pada saat itu hanya berjumlah dua orang, yaitu Kolonel Inf. Sjafrie Sjamsoeddin yang mengenakan kopiah agar mirip dengan sang presiden untuk mengecohkan sniper lawan dan Komandan Detasemen Pasukan Pengawal Pribadi Presiden, Mayor CPM Unggul K. Yudoyono. Sekitar setengah jam sebelum mendarat, ada instruksi yang berbunyi:

“Kita akan memasuki daerah yang memerlukan pengamanan, penumpang diminta untuk memakai helm dan rompi”, semua penumpang pesawat mengenakan rompi dan helm kecuali Soeharto yang menolak. Tanpa rompi dan helm anti peluru, Presiden bersama delegasi tiba di Bosnia.

Bahkan, ketika rombongan mendarat di Sarajevo, pada suatu ketika Kolonel Inf. Sjafrie Sjamsoeddin  yang merupakan komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres Grup A),dan merupakan pengawal utama Soeharto melihat senjata 12,7 mm yang biasa digunakan untuk menjatuhkan pesawat.

Setelah melewati SniperAlley- yang selama Pengepungan Sarajevo terkenal karena tembakan penembak jitu Serbia, dan tempat yang berbahaya bagi pergerakan – Soeharto akhirnya tiba di Istana Kepresidenan Bosnia, di mana Presiden Alija menyambutnya.

Presiden Soeharto saat tiba di Bosnia demi menaikan semangat rakyat Bosnia yang terjajah
Presiden Soeharto di kendaraan lapis baja saat berkunjung di Bosnia
Kolonel Inf. Sjafrie Sjamsoeddin dan Presiden soeharto

Baca juga : Henry Kissinger : mantan Menlu AS yang menyetujui serangan Indonesia ke Timor Leste & Yahudi Peramal Kehancuran Israel, Wafat

Baca juga : 5 Agustus 1965, Perang India-Pakistan : Operasi Gibraltar, Intervensi Indonesia dan Konflik yang Mengguncang Dunia

Memberikan semangat kepada teman

Sjafrie menggambarkan situasi di sana sangat mengkhawatirkan. Mereka bahkan tidak memiliki persediaan air bersih di istana. Dia juga bertanya kepada Soeharto mengapa dia berani mempertaruhkan nyawanya dengan mengunjungi negara yang sedang berperang secara langsung, dan dijawab bahwa Indonesia tidak bisa membantu banyak dengan uang,

Setidaknya mereka dapat meningkatkan moral masyarakat yang sedang memperjuangkan kemerdekaannya. “Melihat Pak Harto begitu tenang, moral dan rasa percaya diri kami sebagai pengawalnya juga menjadi kuat, tenang dan mantap. Presiden saja berani tanpa rompi dan helm, kenapa kami harus gugup”, tanpa menghiraukan adanya penembakan di dekatnya.

Sudah, sudah, diam saja!

“Kalimat-kalimat yang diucapkannya mengandung teladan yang berharga bagi siapa pun yang ingin memimpin,” tulis Sjafrie dalam bukunya ‘Pak Harto The Untold Stories’ yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2011. Kisah lainnya, pada saat kedatangan mereka, Presiden Izetbegović mengucapkan terima kasih kepada Soeharto dengan mengatakan:

“Bantuan seperti itulah yang kami butuhkan, Yang Mulia“, “Senjata, bukan hanya pakaian, makanan, dan obat-obatan.” Seketika itu juga, Mensesneg Moerdiono terkejut dan bertanya kepada Presiden Soeharto, “Bapak Presiden, kapan kita mengirim senjata ke Bosnia?

Soeharto menjawab Moerdiono dalam bahasa Jawa, “Wis. Wis, meneng bae!” (Sudah, sudah, diam saja!). Misi ini merupakan operasi rahasia, dan bahkan banyak menteri Soeharto yang tidak mengetahuinya, namun Pak Soeripto mengatakan bahwa ia yakin Soeharto mengetahuinya.

Kunjungan Soeharto ke Bosnia mungkin tidak berhasil membawa solusi untuk mengakhiri perang seperti yang direncanakan. Namun, kunjungan tersebut menginspirasi Presiden untuk memberikan hadiah penting (Masjid Istiklal yang indah di Sarajevo) kepada umat Islam di Bosnia setelah perang usai.

Mengenai Soeripto

Namun, mengenai Soeripto, selama wawancara dia ditanya tentang misi apa saja yang memiliki dampak jangka panjang baginya setelah Bosnia dan aktivisme intelijennya saat ini.

Untuk hal ini, Soeripto menjawab, “Saya tidak bisa menjawabnya. Itu rahasia-rahasia sekali. Saat ini, saya terlibat dalam pengorganisasian bantuan untuk Palestina (sesuai wawancara Maret 2023), misi ini terus berlanjut. Ini lebih dari sekadar amal; ini adalah tugas khusus bagi saya bahkan di usia 87 tahun.”

Ketika pewawancara mendesaknya tentang sumber tugas-tugas khusus ini, Soeripto menjawab, “Saya menerimanya dari para pejuang Indonesia dan Palestina”. Namun, dia memilih untuk tidak mengungkapkan identitas spesifik mereka.

Presiden Soeharto dan Presiden Bosnia Alija Izetbegović
Masjid Istiklal (berarti "Masjid Merdeka") adalah masjid yang terletak di Otoka, Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina. Diambil dari nama Masjid Istiqlal di Jakarta, masjid ini dibangun sebagai hadiah dari rakyat dan pemerintah Indonesia untuk Bosnia dan Herzegovina sebagai tanda solidaritas dan persahabatan antara dua negaramore
Suripto populer sebagai tokoh intelijen Indonesia yang aktif di tiga zaman, yaitu Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi.

Baca juga : Kekuatan Netizen Indonesia yang Ditakuti Zionis Israel

Baca juga : PUKUL HABIS, Total Wipeout 1991 : Saat Indonesia & Malaysia bersiap berperang melawan Singapura

 

ZP

Recent Posts

Negara Arab dimata Taliban Afganistan tentang Perjuangan Palestina

ZONA PERANG(zonaperang.com) Konon, ketika pemerintahan pertama Taliban diundang dalam konferensi mengenai isu Palestina di salah…

1 bulan ago

Mesir

Pada tanggal 5 Oktober 1985, selama dinas wajibnya di Pasukan Keamanan Pusat Polisi Mesir di…

1 bulan ago

Fakta unik peranan rusia dalam hubungan dengan Amerika

Siapa yang mendukung Amerika dalam Revolusi Amerika melawan Inggris? RUSIA.

2 bulan ago

Jordan Files : Mengapa kerajaan Yordania melindungi zionis Israel Dari serangan lawan-lawanya?(Bagian ke-2)

ZONA PERANG(zonaperang.com) Salah satu peran yang ditugaskan kepada Yordania adalah koordinasi keamanan, karena Yordania memainkan…

2 bulan ago

Garis waktu perang Kolonial Zionis Israel vs Palestina 8 – 15 Mei 2024 (bagian 27): “Ada indikasi jelas bahwa Israel akan segera berakhir”

Faktor2 pendorong kehancuran rezim Zionis: kurangnya kohesi sosial di tengah masyarakat Israel, ledakan problem ekonomi,…

2 bulan ago

10 Pesawat Terburuk di Perang Dunia ke-2

Dengan meningkatnya ketegangan di Eropa pada akhir tahun 1930-an, beberapa negara seperti Amerika, Inggris, Prancis,…

2 bulan ago