Apakah Ada Perjanjian Rahasia antara Bashar al-Assad dan Penjajah Israel pada Tahun 1974?
ZONA PERANG(zonaperang.com) Sejak berdirinya entitas ilegal Israel pada 1948, hubungan antara Suriah dan zionis Israel selalu diwarnai konflik dan ketegangan. Namun, setelah Perang Yom Kippur 1973, terjadi sebuah kesepakatan penting pada 1974 yang melibatkan penjajah Israel dan rezim Hafez al-Assad, ayah dari Bashar al-Assad.
Meskipun secara resmi perjanjian ini dikenal sebagai Kesepakatan Pelepasan (Disengagement Agreement), banyak spekulasi yang menyebut adanya kesepakatan tidak tertulis yang mengatur hubungan kedua negara di balik layar. Apakah perjanjian ini hanya sebatas gencatan senjata, atau ada sesuatu yang lebih besar yang disembunyikan dari publik?
Gambar sampul: United States Secretary of State&National Security Advisor Henry Alfred Kissinger dan Presiden Syria Hafez al-Assad(Ayah Bashar al-Assad)
Pada Oktober 1973, Suriah dan Mesir melancarkan serangan mendadak terhadap entitas teror Israel dalam Perang Yom Kippur, dengan tujuan merebut kembali wilayah yang diduduki penjajah Israel sejak Perang Enam Hari 1967. Salah satu medan utama pertempuran adalah Dataran Tinggi Golan, wilayah strategis yang memberikan kolonial Israel keuntungan militer.
Meskipun Suriah menunjukkan perlawanan sengit, penjajah Israel tetap mempertahankan kendali atas sebagian besar Golan. Situasi ini membuat Amerika Serikat turun tangan untuk menengahi perundingan antara apartheid Israel dan Suriah, yang akhirnya menghasilkan Kesepakatan Pelepasan Pasukan 1974.
Baca juga : Sejarah dan Dinamika Politik Syria: Dari Tanah Syam hingga Kejatuhan Rezim Bashar al-Assad
Secara resmi, perjanjian yang ditandatangani pada 31 Mei 1974 ini mengatur:
Namun, di balik dokumen resmi ini, muncul dugaan bahwa ada kesepakatan tidak tertulis antara Israel dan rezim Assad. Beberapa analis percaya bahwa perjanjian ini mencakup:
Meskipun tidak ada dokumen resmi yang membuktikan adanya perjanjian rahasia antara Bashar al-Assad dan Israel, fakta-fakta di lapangan menunjukkan adanya pemahaman strategis yang menjaga keseimbangan kekuasaan antara kedua negara. Perbatasan yang relatif damai selama puluhan tahun dan sikap kolonialis Israel dalam perang sipil Suriah menguatkan spekulasi bahwa kesepakatan di balik layar memang pernah terjadi.
“Ketegangan kembali meningkat di kawasan tersebut, terutama setelah jatuhnya rezim Assad. Israel telah dituduh melanggar perjanjian 1974 dengan melakukan operasi militer di zona demiliterisasi, yang menyebabkan kekhawatiran internasional dan kritik dari PBB”
Apakah ini sekadar mitos geopolitik atau realitas yang sengaja ditutup-tutupi? Jawabannya masih menjadi misteri yang belum sepenuhnya terungkap.
Dataran Tinggi Golan, wilayah strategis yang telah lama diperebutkan antara Israel dan Suriah, menjadi fokus utama setelah jatuhnya Assad. Israel, yang telah menguasai sebagian besar wilayah ini sejak Perang Enam Hari 1967 dan mencaploknya pada 1981, melihat kesempatan untuk memperkuat kendali mereka. Pada 8 Desember 2024, pasukan penjajah Israel bergerak cepat untuk menguasai zona demiliterisasi di dalam Suriah, termasuk sisi Suriah dari Gunung Hermon yang strategis.
‘Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Dataran Tinggi Golan akan tetap menjadi bagian dari Israel “selamanya” dan memerintahkan pasukan untuk memasuki zona penyangga yang sebelumnya dikelola oleh PBB’
Dataran Tinggi Golan adalah wilayah strategis yang terletak di perbatasan antara Suriah, Israel, Lebanon, dan Yordania. Wilayah ini memiliki nilai geopolitik, ekonomi, dan militer yang tinggi karena sumber air tawar utama, termasuk Sungai Yordan dan Danau Galilea, wilayah ini memberikan posisi tinggi yang ideal untuk pertahanan militer dan tanahnya cocok untuk pertanian dan peternakan.
Referensi
Baca juga : Mengapa Penjajah Israel mengaburkan wajah tentaranya?
Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Palestina, perempuan telah memainkan peran yang sangat penting, tidak hanya sebagai…
Proyek Kuba dan Upaya Rahasia untuk Menaklukkan Komunisme di Belahan Barat Operasi Mongoose, atau Proyek…
Lawan Penindasan! Begini Cara Anda Bisa Membantu Palestina Lima Langkah Konkret untuk Mendukung Palestina dari…
Air Sebagai Senjata: Bagaimana Proyek Anatolia Tenggara Mengubah Dinamika Geopolitik Dari Pembangunan ke Penguasaan: Dampak…
Operasi Swift Retort vs Operasi Bandar: Analisis Pertempuran Udara India-Pakistan Aset IAF tidak berada di…
Pioneering Flight: The Story of Yak-141 and Its Influence on F-35B Development Yak-141: Jet Tempur…