Skip to content
Zona Perang – Prepare For Future War

Zona Perang – Prepare For Future War

Informasi seputar Militer, Teknologi, Film, Politik dan hal-hal Unik.

  • Beranda
  • Hari ini dalam Sejarah
  • Artikel
  • Berita
  • Film
  • Foto
  • Toggle search form
  • Rusia telah meningkatkan produksi senjata dan sekarang diperkirakan oleh Amerika Serikat untuk memproduksi tahun ini lebih banyak artileri daripada semua 32 anggota NATO yang digabungkan, Reuters melaporkan.
    Informasi Berita Terkini dan Terbaru Berita
  • Kolonel Untung Syamsuri, Dalang Peristiwa Berdarah G30S PKI
    Letkol Untung Syamsuri, Komandan Operasi Peristiwa Berdarah G30S/PKI 1965 Artikel
  • Zero, juga disebut Mitsubishi A6M atau Angkatan Laut Tipe 0, pesawat tempur, satu kursi, monoplane sayap rendah yang digunakan dengan efek besar oleh Jepang selama Perang Dunia II.Dirancang oleh Horikoshi Jiro, itu adalah pesawat tempur berbasis kapal induk pertama yang mampu mengalahkan lawan-lawannya yang berbasis darat.
    Pesawat tempur Mitsubishi A6M Zero(1939), Kekaisaran Jepang Artikel
  • Perjanjian Terusan Panama tahun 1977
    7 September 1977, Amerika setuju untuk mentransfer Terusan Panama ke Panama Hari ini dalam Sejarah
  • The Beast of War (1988)
    The Beast of War (1988) : Film Amerika tentang awak tank Soviet yang terjebak perang Afganistan Film
  • pengeboran di laut natuna
    Arti Kedatangan Menlu Amerika Seusai Indonesia Diam Digertak China di Natuna Artikel
  • Negara Arab dimata Taliban Afganistan tentang Perjuangan Palestina
    Negara Arab dimata Taliban Afganistan tentang Perjuangan Palestina Artikel
Palagan Ambarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu yang terjadi di Ambarawa, sebelah selatan Semarang, Jawa Tengah.

Palagan Ambarawa dan taktik supit urang : Pertempuran yang Menginspirasi TNI-AD

Posted on Juni 30, 2022Januari 22, 2024 By ZP

Kekalahan Jepang di perang dunia kedua menjadikan sekutu tertarik menguasai Indonesia kembali.

ZONA PERANG(zonaperang.com) Palagan Ambarawa atau Battle of Ambarawa adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu tanggal 20 Oktober – 15 Desember 1945 yang terjadi di Ambarawa, sebelah selatan Semarang, Jawa Tengah.

Ambarawa terkenal sebagai kota militer Hindia Belanda. Dalam “Pertempuran Ambarawa, Kemenangan yang Memakan Banyak Korban” oleh Petrik Matanasi, di zaman penjajahan Jepang, kota tersebut juga sempat menjadi kamp tawanan khusus perempuan dan anak-anak Belanda(Fort Willem I/Benteng Pendem Ambarawa)

Namun, ketika pasukan Sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut malah dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Insiden bersenjata timbul di kota Magelang, hingga terjadi pertempuran.
Namun, ketika pasukan Sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut malah dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Insiden bersenjata timbul di kota Magelang, hingga terjadi pertempuran.

Latar Belakang Peristiwa

Pertempuran Ambarawa dimulai saat terjadi insiden di Magelang.  Pada 20 Oktober 1945, Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 atau militer Inggris mendarat di Semarang yang dipimpin oleh Brigadier R. G. Bethell.

Kedatangan Sekutu ini mulanya disambut baik, bahkan Gubernur Jawa Tengah Mr Wongsonegoro menyepakati akan menyediakan bahan makanan dan keperluan lain bagi kelancaran tugas Sekutu, sedang Sekutu berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.

Oleh pihak Republik Indonesia, Bethell diperkenankan untuk mengurus pelucutan pasukan Jepang. Ia juga diperbolehkan untuk melakukan evakuasi 19.000 interniran Sekutu RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees) yang berada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang.

Tetapi, ternyata mereka diboncengi oleh orang-orang NICA (Netherland Indies Civil Administration) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.  Mereka kemudian mempersenjatai para tawanan Belanda bahkan Jepang.

Pertempuran sempat berhenti

Pada 26 Oktober 1945, insiden ini pecah di Magelang. Pertempuran pun berlanjut antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan tentara Inggris.  Pertempuran sempat berhenti setelah kedatangan Presiden Soekarno dan Brigadir Bethell di Magelang pada 2 November 1945.

Mereka pun mengadakan perundingan untuk melakukan gencatan senjata.  Melalui perundingan tersebut tercapai sebuah kesepakatan, antara lain:

  • Pihak Inggris akan tetap menempatkan pasukannya di Magelang untuk melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi APW.
  • Jalan raya Magelang-Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia dan Inggris.
  • Inggris tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada di bawah kekuasaannya.Sayangnya, pihak Inggris mengingkari perjanjian tersebut.  Kesempatan dan kelemahan yang ada dalam pasal tersebut dipergunakan Inggris untuk menambah jumlah pasukannya yang berada di Magelang.
Siasat yang diterapkan adalah serangan pendadakan serentak di semua sektor. Bala bantuan terus mengalir dari Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan lain-lain.
Siasat yang diterapkan adalah serangan pendadakan serentak di semua sektor. Bala bantuan terus mengalir dari Yogyakarta, Surakarta, Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan lain-lain.

Baca juga : 23 MARET 1946, BANDUNG LAUTAN API : PERLAWANAN RAKYAT TERHADAP USAHA PENJAJAHAN KEMBALI BELANDA

Baca juga : (BUKU) KUDETA 1 OKTOBER 1965 : SEBUAH STUDI TENTANG KONSPIRASI-ANTARA SUKARNO-AIDIT-MAO TSE TUNG (CINA)

Puncak Pertempuran

Pada 20 November 1945, di Ambarawa pecah pertempuran antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pasukan Inggris.  Pada 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa dan dilindungi oleh pesawat-pesawat udara.

Pertempuran mulai berkobar pada 22 November 1945, saat pasukan Inggris melakukan pengeboman terhadap kampung-kampung di sekitar Ambarawa.

Pasukan TKR bersama pasukan pemuda lain yang berasal dari Boyolali, Salatiga, dan Kartasura membentuk garis pertahanan sepanjang rel kereta api dan membelah Kota Ambarawa.

Dari arah Magelang, pasukan TKR dari Divisi V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam Adrongi melakukan serangan fajar.  Serangan ini bertujuan untuk memukul pasukan Inggris yang berkedudukan di Desa Pingit. Pasukan Imam pun berhasil menduduki Pingit.

Sementara itu, kekuatan di Ambarawa semakin bertambah dengan datangnya tiga batalion yang berasal dari Yogyakarta.  Mereka adalah Batalio 10 Divisi X di bawah pimpinan Mayor Soeharto, Batalion 8 di bawah pimpinan Mayor Sardjono, dan Batalion Sugeng.

Meskipun tentara Inggris sudah dikepung, mereka tetap mencoba menghancurkan kepungan tersebut.  Kota Ambarawa dihujani dengan tembakan meriam.

Untuk mencegah jatuhnya korban, TKR diperintahkan untuk mundur ke Bedono oleh masing-masing komandannya.  Bala bantuan dari Resimen 2 dipimpin M. Sarbini dan Batalion Polisi Istimewa dipimpin Onie Sastoatmodjo serta Batalion dari Yogyakarta berhasil menahan gerakan musuh di Desa Jambu.

Di Desa Jambu terjadi rapat koordinasi dipimpin oleh Kolonel Holand Iskandar.  Rapat ini menghasilkan terbentuknya suatu komando yang disebut Markas Pimpinan Pertempuran bertempat di Magelang.

Pada 26 November 1945, salah satu pimpinan pasukan harus gugur. Ia adalah Letnan Kolonel Isdiman(diberondong pesawat RAF), pemimpin pasukan asal Purwokerto.  Posisinya pun digantikan oleh Kolonel Soedirman(Kelak Jendral Soedirman).

Sejak saat itu, situasi pertempuran berubah semakin menguntungkan pihak TKR.  Pada 5 Desember 1945, musuh berhasil terusir dari Desa Banyubiru.

Tentara Sekutu mengerahkan tawanan-tawanan Jepang dengan diperkuat tanknya, menyusup ke tempat kedudukan Indonesia dari arah belakang, karena itu pasukan Indonesia pindah ke Bedono.
Tentara Sekutu mengerahkan tawanan-tawanan Jepang dengan diperkuat tanknya, menyusup ke tempat kedudukan Indonesia dari arah belakang, karena itu pasukan Indonesia pindah ke Bedono.

Baca juga : MARAHNYA PANGLIMA SUDIRMAN KE SUKARNO YANG TAK PERNAH MAU IKUT GERILYA

Baca juga : APAKAH SUKARNO JUGA BERTANGGUNG JAWAB UNTUK TRAGEDI ROMUSHA?

Akhir Pertempuran

Pada 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan perundingan dengan mengumpulkan para komandan sektor.

Berdasarkan dari laporan para komandan sektor, Kolonel Soedirman menyimpulkan bahwa posisi musuh sudah terjepit. Maka perlu segera dilancarkan serangan terakhir, yaitu:

  • Serangan pendadakan dilakukan serentak dari semua sektor.
  • Tiap-tiap komandan sektor memimpin serangan.
  • Para pasukan badan-badan perjuangan (laskar) disiapkan sebagai tenaga cadangan.
  • Serangan akan dimulai pada 12 Desember pukul 04.30.

Pada 12 Desember 1945, pasukan TKR bergerak menuju target masing-masing.  Dalam kurun waktu 1,5 jam, mereka sudah berhasil mengepung kedudukan musuh dalam kota.

Taktik supit urang

Mayjen TNI Wuryanto dalam artikel berjudul Palagan Ambarawa Peletak Dasar Nilai Kejuangan TNI dari Tantangan Global (11 Januari 2019, www.tniad.mil.id) mengungkap rahasia kemenangan TKR dalam pertempuran yang dikenal sebagai Palagan Ambarawa adalah taktik supit urang.

”Dengan segala keterbatasan, Kolonel Soedirman membangun organisasi kekuatan melalui strategi perang “Supit Urang” atau pengepungan dari kedua sisi yang membuat musuh benar-benar terkurung,” tulis Mayjen Wuryanto.

Taktik “Supit Urang” yang dilaksanakan serentak, cepat, senyap dan terkonsep dengan baik. Akibatnya tentara Sekutu terkejut, tak menyangka pasukan berani mati TKR mampu menyusun sistematika taktik perang yang begitu rapi.

Hari Juang Kartika

Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam. Pasukan Inggris yang sudah merasa terdesak berusaha untuk memutus pertempuran.  Pada 15 Desember 1945, pasukan Inggris meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke pesisir Semarang.

Tanggal kemunduran Sekutu ini(15 Desember) akhirnya diperingati setiap tahunnya menjadi Hari Juang Kartika atau Hari Infanteri sebagai simbol kekuatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Monumen Palagan Ambarawa

Untuk mengenang pertempuran Ambarawa dan kepemimpinan Jenderal Soedirman serta Letkol Isdiman, pada 1973 didirikan Monumen Palagan Ambarawa di Jalan Mgr Sugiyopranoto, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Kol. Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar-benar terkurung. Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya diputus sama sekali.
Kol. Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi sehingga musuh benar-benar terkurung. Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya diputus sama sekali.
Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan diperingatinya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.
Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan diperingatinya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.

Baca juga : 10 NOVEMBER 1945, PERANG SURABAYA : LATAR BELAKANG, KRONOLOGI, & DAMPAK

Baca juga : 18 OKTOBER 1945, PERTEMPURAN MEDAN AREA : BRIGADIR JENDERAL T.E.D. KELLY MENGELUARKAN ULTIMATUM KEPADA SELURUH PEMUDA UNTUK MENYERAHKAN SENJATANYA(HARI INI DALAM SEJARAH)

https://www.youtube.com/watch?v=eCBSTUVazZY&t=392s

https://www.youtube.com/watch?v=Mkyz4iaZ1tk

0Shares
Artikel Tags:Kol. Soedirman (Kepala Tentara Keamanan Rakyat Divisi V/Banyumas), LetKol.Gatot Soebroto(Divisi V/Purwokerto, LetKol.M. Sarbini, May.Sarjono(Batalyon VIII Divisi III/Surabaya), May.Soeharto(Batalyon X Divisi IX/Yogyakarta), Oni Sastrodihardjo, Palagan Ambarawa, Perang Kemerdekaan Indonesia, Soekarno, Soerjosoempeno, taktik supit urang

Navigasi pos

Previous Post: 29 Juni 1659, Battle of Konotop : Pertempuran Ukraina Vs Rusia di abad 17
Next Post: Rudal balistik taktis jarak pendek 9M79 “Tochka”(SS-21 Scarab), Uni Soviet

Related Posts

  • Peta pertempuran di Ukraina 27 Juni 2022
    Tentara Rusia telah menang di lapangan?perubahan tujuan akhir Putin?Akhir perlawanan Ukraina?sebuah analisa singkat taktis dan strategis Artikel
  • 9K38 Igla (SA-18 Grouse)
    Rudal portabel anti pesawat 9K38 Igla(SA-18 Grouse) & Igla-1(SA-16 Gimlet), Uni Soviet 1981 Artikel
  • Buya Hamka
    Pahlawan Nasional Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka): Sejarah, Latar Pendidikan & Pemikirannya Artikel
  • Rakyat Indonesia membela kemerdekaan
    Dan Kini Saatnya, Kita Menciptakan Mental Pahlawan dan bukan pengkhianat Artikel
  • Kaliningrad K-8 (R-8) (nama pelaporan NATO AA-3 'ANAB') adalah rudal udara-ke-udara jarak menengah yang dikembangkan oleh Uni Soviet untuk Penggunaan Pesawat Interceptor
    Rudal udara-ke-udara Kaliningrad K-8 (R-8) AA-3 Anab, Uni Soviet Artikel
  • Sekolah jaman Belanda
    350 Tahun Dijajah, Kenapa Orang Indonesia Tidak Bisa Bahasa Belanda? Artikel
  • Mengapa UNRWA Palestina terpisah dari UNHCR Perserikatan Bangsa-Bangsa?
    Mengapa UNRWA Palestina terpisah dari UNHCR Perserikatan Bangsa-Bangsa? Artikel

Recent Posts

  • Fakta yang Tak Terbantahkan: Jejak Kebohongan dalam Sejarah Intervensi Amerika Serikat
  • Ketika Barat Melemah: Akankah Zionis Israel Berpaling ke Cina sebagai Pelindung Baru?
  • Indramayu, Cirebon, dan Pantura: Mengapa Lebih Jawa daripada Sunda?
  • Setelah Iran Melemah: Mengapa Pakistan, Türkiye, dan Indonesia Jadi Sorotan?
  • Inception: Menyelami Dunia Mimpi dan Realitas Tanpa Batas
Tidak ada komentar untuk ditampilkan.

Archives

  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Artikel
  • Beranda
  • Berita
  • Film
  • Foto
  • Hari ini dalam Sejarah
  • Tokoh
  • Uncategorized

Categories

  • Pertempuran Pelekanon Bagian dari Pengepungan Nicea selama Perang Bizantium–Ottoman
    10 Juni 1329, Battle of Pelekanon/Pelecanum : Kekalahan yang mahal dan terakhir di Asia Kecil untuk Bizantium Hari ini dalam Sejarah
  • Pertempuran Udara Terakhir: F-14 Iran vs 4 MiG-29 Irak
    Pertempuran Udara Terakhir: F-14 Iran vs 4 MiG-29 Irak Artikel
  • Memanaskan ! Pemandangan fantastis dari Klimov RD-33 MiG-29 yang melakukan pemanasan. Dikembangkan pada awal tahun 80-an, RD-33 merupakan mesin jet yang paling banyak diproduksi secara massal di kelasnya. Ini mendukung semua varian MiG-29 dan CAC/PAC JF-17 Thunder.
    Foto Angkasa di masa Perang Dingin (bagian 1) Foto
  • Garis waktu perang Kolonial Zionis Israel vs Palestina: 18 – 31 Oktober 2023 (bagian 2)
    Garis waktu perang Kolonial Zionis Israel vs Palestina: 18 – 31 Oktober 2023 (bagian 2) Hari ini dalam Sejarah
  • Perempuan Palestina: Pilar Perlawanan Melawan Pendudukan di Women's History Month
    Perempuan Palestina: Pilar Perlawanan Melawan Pendudukan di Women’s History Month Artikel
  • Mengungkap para Pahlawan: Keberanian Indonesia yang Tak Terlihat di Jantung Perjuangan Bosnia (Bagian1)
    Mengungkap Para Pahlawan: Keberanian Rakyat Indonesia yang Tak Terlihat di Jantung Perjuangan Bosnia (Bagian 1) Artikel
  • Permata Terkutuk: Perjalanan Berlian Cullinan dari Tambang hingga Mahkota Kerajaan Inggris
    Permata Terkutuk: Perjalanan Berlian Cullinan dari Tambang Koloni hingga Mahkota Kerajaan Inggris Artikel
  • Francois-dan-Sultan-Suleiman
    1 Februari 1553, Prancis Mengakui Utsmani Sebagai Kekuatan Utama Eropa Hari ini dalam Sejarah
  • Pertempuran Montevideo (20 November 1817): Puncak Perjuangan Kemerdekaan di Amerika Latin
    Pertempuran Montevideo (20 November 1817): Puncak Perjuangan Kemerdekaan di Amerika Latin Hari ini dalam Sejarah

Copyright © 2025 Zona Perang – Prepare For Future War.

Powered by PressBook News WordPress theme