Pegasus dan Jamal Khashoggi: Kisah Tragis di Balik Spyware
ZONA PERANG(zonaperang.com) Pegasus adalah jenis perangkat lunak mata-mata atau spyware yang sangat canggih dan dirancang untuk menyusup ke perangkat seluler tanpa terdeteksi. Dikembangkan oleh perusahaan teknologi asal entitas zionis Israel, NSO Group, spyware ini mampu mengeksploitasi kerentanan di sistem operasi perangkat iOS dan Android untuk mengakses data pribadi, seperti pesan teks, email, panggilan telepon, lokasi GPS, dan bahkan kamera serta mikrofon pengguna tanpa sepengetahuan mereka.
Apa yang membuat Pegasus begitu berbahaya adalah kemampuannya untuk bekerja tanpa memerlukan interaksi dari pengguna—dalam beberapa kasus, hanya dengan panggilan tak terjawab atau pesan yang tidak dibuka, Pegasus dapat menginfeksi perangkat.
“Pegasus Spyware adalah salah satu perangkat lunak pengintai paling berbahaya dan kontroversial yang pernah dikembangkan. Aplikasi ini telah menjadi perhatian dunia karena kemampuannya untuk menyusup ke dalam perangkat pengguna tanpa sepengetahuan mereka dan mengakses informasi pribadi yang sangat sensitif. “
Baca juga : Pesawat tempur Hawker Siddeley Harrier(1960), Inggris : Jet V/STOL operasional pertama di dunia
Keberbahayaan Pegasus terletak pada tingkat invasinya terhadap privasi. Setelah menginfeksi perangkat, spyware ini mampu:
Kemampuan ini memberikan kekuatan besar bagi penggunanya untuk memata-matai target secara menyeluruh, menghapus batas antara ruang privat dan publik, serta mengubah perangkat pribadi menjadi alat pengawasan tanpa disadari oleh korban.
“Keberadaan Pegasus spyware sangat berbahaya karena bisa mengakses semua fitur smartphone target, termasuk SMS, email, GPS, microphone, dan camera. Spyware ini juga dapat merekam panggilan telepon, mengumpulkan password menggunakan keylogger, dan mentransfer data sensitif ke server cloud milik NSO Group tanpa jejak apa pun.”
Pegasus diciptakan oleh NSO Group, sebuah perusahaan teknologi asal entitas teror Israel yang didirikan pada 2010. NSO Group mengklaim bahwa teknologi mereka, termasuk Pegasus, dikembangkan untuk membantu pemerintah dalam memerangi terorisme, kejahatan terorganisir, dan ancaman keamanan nasional. Mereka menyatakan bahwa Pegasus hanya dijual kepada lembaga pemerintah yang sah dan digunakan untuk memantau kegiatan kriminal atau teroris yang berbahaya.
Namun, meskipun tujuan resminya adalah untuk memberantas kejahatan, laporan menunjukkan bahwa Pegasus telah digunakan secara luas untuk memata-matai jurnalis, aktivis hak asasi manusia, politisi oposisi, dan tokoh masyarakat lainnya di seluruh dunia. Penyalahgunaan ini memicu kekhawatiran global mengenai etika penggunaan perangkat lunak semacam itu dan kontrol atas teknologinya.
Salah satu kasus yang paling terkenal terkait Pegasus adalah pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, pada 2018. Laporan menyebutkan bahwa Pegasus digunakan oleh pihak berwenang untuk memata-matai orang-orang di lingkaran Khashoggi, termasuk tunangannya, Hatice Cengiz, sebelum pembunuhannya di Konsulat Saudi di Istanbul. Hal ini menimbulkan tuduhan bahwa Pegasus digunakan untuk melacak komunikasi Khashoggi dan merencanakan pembunuhannya.
Selain kasus Khashoggi, banyak jurnalis, pengacara, politisi, dan aktivis hak asasi manusia di seluruh dunia telah menjadi korban Pegasus. Amnesty International dan Forbidden Stories, melalui investigasi “Pegasus Project” yang diterbitkan pada 2021, mengungkapkan bahwa lebih dari 50.000 nomor telepon potensial telah dimasukkan dalam daftar target yang diduga diincar oleh Pegasus. Korban termasuk tokoh-tokoh penting dari berbagai negara, seperti presiden Prancis Emmanuel Macron dan aktivis perempuan dari berbagai belahan dunia.
Baca juga : The Last of the Mohicans: Kisah Penjajahan dan Ketahanan Penduduk Asli Amerika
Baca juga : Masih ingat Stuxnet? Insinyur Belanda Erik van Sabben yang menanam virus tersebut di Iran
Menghindari Pegasus sangat sulit, mengingat kecanggihan teknologi dan eksploitasi zero-click (tanpa interaksi pengguna) yang digunakannya. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meminimalkan risiko infeksi spyware ini:
Namun, perlindungan dari Pegasus bukanlah hal yang mudah, terutama bagi individu yang menjadi target pengawasan oleh negara atau organisasi besar.
“Untuk menghindari ancaman Pegasus spyware, Anda dapat menjaga software smartphone Anda update, menggunakan dua-faktor autenticasi, dan hindari link-email suspicious. Juga, gunakan tool verifikasi malware seperti Mobile Verification Toolkit (MVT)”
Penggunaan Pegasus menimbulkan perdebatan global tentang batasan etika dalam penggunaan teknologi pengawasan. Di satu sisi, NSO Group menyatakan bahwa teknologi ini penting untuk memerangi ancaman keamanan nasional. Namun, di sisi lain, bukti penyalahgunaan oleh pemerintah dan rezim otoriter yang menggunakan Pegasus untuk menekan kebebasan berekspresi, mengintimidasi oposisi politik, dan menindas aktivis hak asasi manusia telah memicu kecaman dari komunitas internasional.
Penyalahgunaan ini mengungkap betapa rapuhnya privasi di era digital, bahkan untuk individu-individu yang merasa aman dengan perangkat mereka. Pegasus menunjukkan bahwa tanpa perlindungan yang cukup, semua orang—dari jurnalis hingga politisi dan aktivis—dapat menjadi korban pengawasan digital.
Setelah terungkapnya penyalahgunaan Pegasus, beberapa pemerintah dan organisasi internasional menuntut tindakan tegas terhadap NSO Group. Uni Eropa, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan organisasi hak asasi manusia mendesak adanya regulasi lebih ketat terkait penjualan dan penggunaan perangkat lunak pengawasan. Beberapa negara bahkan mempertimbangkan untuk melarang penggunaan Pegasus di wilayah mereka atau menjatuhkan sanksi kepada NSO Group.
NSO Group sendiri menghadapi berbagai gugatan hukum dari perusahaan teknologi besar seperti WhatsApp dan Apple, yang menyatakan bahwa Pegasus melanggar privasi dan merusak integritas platform mereka. Di tengah berbagai kontroversi ini, masa depan NSO Group dan teknologi seperti Pegasus masih menjadi perdebatan global yang berkelanjutan.
Baca juga : Munir dan Perjuangannya: Mengapa Dia Harus Dibunuh?
Baca juga : Unlocked (2023): Film tentang Serangan Cyber yang Melampaui Imajinasi
Pada dekade 1950-an, dunia penerbangan militer Amerika Serikat dipenuhi semangat inovasi dan eksperimen. Salah satu…
Gerakan #NotInOurName menggema di kalangan militer Fenomena pengunduran diri massal tentara dan diplomat Amerika Serikat…
Maginot Line: Benteng Impian yang Menjadi Kuburan Harapan Prancis Maginot Line: Kisah Benteng Pertahanan yang…
Sejarah manusia dipenuhi oleh konflik yang diawali oleh pertikaian ekonomi. Perang dagang bukanlah fenomena baru,…
Pelajaran dari Lautan: Kerentanan Kapal Induk dalam Era Perang Modern Pada tahun 2015, dunia militer…
Pertempuran Jangsari: Operasi yang Mengubah Jalannya Perang Korea The Battle of Jangsari adalah film perang…