- Solidaritas Lintas Benua: Peran Palestina dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
- Dari Timur Tengah untuk Nusantara: Dukungan Palestina bagi Kemerdekaan Indonesia
- “Until the independence of the Palestinian nation is rightfully granted to its people, Indonesia will persist in challenging the oppressive presence of Israeli occupation.” — President Soekarno, 1962.
ZONA PERANG(zonaperang.com) Ketika kita berbicara tentang kemerdekaan Indonesia, seringkali fokus tertuju pada perjuangan internal dan dukungan dari negara-negara besar. Namun, ada sebuah kisah menarik yang sering terlewatkan: peran signifikan yang dimainkan oleh Palestina, sebuah negara yang juga sedang berjuang untuk kemerdekaannya sendiri, dalam mendukung perjuangan Indonesia.
“Perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak hanya melibatkan rakyat dan pemimpin di dalam negeri, tetapi juga mendapat dukungan dari berbagai belahan dunia, termasuk Palestina. Hubungan ini tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga konkret dalam bentuk dukungan diplomatik dan materiil yang membantu memperkuat perjuangan Indonesia melawan penjajahan.”
Pengakuan kedaulatan Indonesia sebagai negara pertama kali datang dari rakyat Palestina, bukan dari negara-negara Barat. Hal ini menjadi simbol penting dalam hubungan kedua bangsa yang telah saling mendukung dalam perjuangan melawan penjajahan.
Gambar sampul: Mufti Besar Palestina Syekh Muhammad Amin al-Husaini bersama Muhammad Ali Taher dan warga Indonesia di Kairo
Awal Mula Hubungan
Hubungan Indonesia-Palestina berakar jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Pada awal abad ke-20, banyak pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Al-Azhar, Mesir, di mana mereka bertemu dengan pelajar dan aktivis Palestina. Pertemuan ini menciptakan ikatan solidaritas yang kuat antar kedua bangsa yang sama-sama berjuang melawan penjajahan.
Baca juga : Tanpa Anestesi: Penderitaan Korban Perang di Gaza
Baca juga : 22 Oktober 1945, Hari Santri : Fatwa Resolusi Jihad Ulama untuk Kemerdekaan Indonesia
Dukungan Diplomatis
Salah satu kontribusi paling signifikan Palestina adalah dukungan diplomatisnya. Pada tahun 1947, ketika Indonesia sedang berjuang untuk pengakuan internasional, delegasi Palestina di PBB secara aktif memperjuangkan kasus Indonesia. Mereka menggunakan platform internasional untuk menyoroti perjuangan Indonesia dan menekan negara-negara anggota PBB untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.
“Dukungan Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia dimulai jauh sebelum proklamasi. Pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan ucapan selamat dari Syekh Al-Husaini kepada rakyat Indonesia bersamaan dengan pengakuan Jepang atas kemerdekaan yang dijanjikan. Ini menjadi salah satu momen penting di mana Palestina berani bersikap mendukung kemerdekaan Indonesia di saat negara-negara lain masih ragu.”
Pada masa menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Palestina berada di bawah tekanan dari kekuatan kolonial, terutama Inggris dan Zionis. Meskipun demikian, para pemimpin Palestina menunjukkan solidaritas yang kuat terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia. Salah satu tokoh kunci adalah Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, Mufti Besar Palestina, yang secara terbuka mendukung kemerdekaan Indonesia.
Kampanye Kesadaran
Para aktivis Palestina juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran tentang perjuangan Indonesia di dunia Arab. Mereka mengorganisir kampanye media, menulis artikel di surat kabar, dan mengadakan pertemuan publik untuk menginformasikan masyarakat Arab tentang situasi di Indonesia. Ini membantu memobilisasi dukungan publik dan politik untuk Indonesia di seluruh Timur Tengah.
Dukungan Material
Meskipun Palestina sendiri sedang menghadapi konflik, ada bukti bahwa beberapa kelompok Palestina mengumpulkan dana dan sumber daya untuk mendukung perjuangan Indonesia. Meskipun mungkin tidak sebesar dukungan dari negara-negara lain, gesture ini memiliki makna simbolis yang mendalam, menunjukkan solidaritas antar bangsa yang tertindas.
“Palestina tidak hanya memberikan dukungan moril tetapi juga materiil. Seorang saudagar kaya Palestina, Muhammad Ali Taher, secara spontan menyerahkan seluruh kekayaannya untuk mendukung perjuangan Indonesia. Tindakan ini menunjukkan betapa besar simpati rakyat Palestina terhadap perjuangan kemerdekaan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia”
Pengaruh Ideologis
Perjuangan Palestina juga memberikan inspirasi ideologis bagi para pejuang kemerdekaan Indonesia. Konsep perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme yang dikembangkan oleh pemikir-pemikir Palestina mempengaruhi cara pandang banyak tokoh pergerakan nasional Indonesia.
Palestina bukan satu-satunya wilayah Arab yang mendukung kemerdekaan Indonesia. Dukungan dari Palestina menjadi pemicu bagi negara-negara Arab lainnya untuk ikut menyuarakan solidaritasnya. Pada tahun 1947, Liga Arab yang terdiri dari negara-negara seperti Mesir, Arab Saudi, Suriah, Irak, dan Yaman, menjadi salah satu organisasi internasional pertama yang mengakui kedaulatan Indonesia. Hal ini tidak lepas dari pengaruh Palestina, yang pada saat itu menjadi simbol perjuangan bangsa-bangsa tertindas melawan kolonialisme.
Pasca Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, hubungan dengan Palestina terus berlanjut. Indonesia menjadi salah satu pendukung paling vokal untuk kemerdekaan Palestina di forum internasional, sebuah kebijakan yang sebagian besar didasarkan pada rasa terima kasih atas dukungan Palestina selama perjuangan kemerdekaan Indonesia.
“Setelah kemerdekaannya diakui secara internasional, Indonesia terus menjalin hubungan erat dengan Palestina. Dalam beberapa kesempatan, Presiden Sukarno menegaskan komitmennya untuk mendukung perjuangan Palestina dalam mencapai kemerdekaannya. Dukungan ini didasarkan pada prinsip yang sama: melawan segala bentuk penjajahan dan penindasan. Sukarno sering menyatakan bahwa Indonesia tidak akan pernah merdeka sepenuhnya jika bangsa Palestina masih berada di bawah penjajahan.”
Warisan dan Refleksi
Peran Palestina dalam kemerdekaan Indonesia mungkin tidak sebesar negara-negara lain, tetapi signifikansinya terletak pada simbolisme dan prinsip solidaritas. Ini menunjukkan bagaimana dua bangsa yang terpisah jauh secara geografis dapat bersatu dalam perjuangan bersama melawan ketidakadilan.
Kisah ini juga menjadi pengingat bahwa perjuangan kemerdekaan seringkali melibatkan jaringan dukungan internasional yang kompleks, di mana bahkan bangsa-bangsa yang sedang berjuang sendiri dapat memberikan kontribusi yang berarti.
Hari ini, ketika Indonesia terus mendukung kemerdekaan Palestina, kita diingatkan pada akar historis dari hubungan ini – sebuah hubungan yang dibangun atas dasar solidaritas, pemahaman bersama, dan komitmen terhadap kebebasan dan keadilan.
Baca juga : Kejahatan Zionis Israel pada Anak-Anak Palestina
Baca juga : Saudagar Keturunan Arab dan Rumah Proklamasi untuk Indonesia