- Menguak Sejarah Berlian Cullinan: Simbol Keindahan dan Ketidakadilan
- Dalam beberapa tahun terakhir, ada seruan dari berbagai pihak di Afrika Selatan untuk mengembalikan berlian Cullinan ke negara asalnya. Mereka berargumen bahwa mengembalikan berlian ini akan menjadi langkah penting dalam proses rekonsiliasi dan pengakuan atas ketidakadilan sejarah. Namun, pemerintah Inggris belum menunjukkan tanda-tanda akan memenuhi permintaan tersebut, menjadikan berlian Cullinan terus menjadi simbol perdebatan antara warisan kolonial dan keadilan historis.
ZONA PERANG(zonaperang.com) Pada tahun 1905, di Tambang Premier di Pretoria, Afrika Selatan, sebuah berlian raksasa seberat 3.106 karat ditemukan oleh pengawas tambang, Frederick Wells. Berlian ini kemudian dinamai Cullinan, sesuai dengan nama pemilik tambang, Sir Thomas Cullinan. Berlian ini adalah yang terbesar yang pernah ditemukan dan segera menarik perhatian dunia.
Namun, perjalanan berlian Cullinan menuju Inggris penuh dengan intrik dan kontroversi. Untuk menghindari pencurian, Raja Edward VII mengatur pengiriman berlian palsu dengan kapal uap yang penuh dengan detektif sebagai pengalih perhatian. Sementara itu, berlian asli dikirim dengan cara yang jauh lebih sederhana dan tidak mencolok.
Namun, berlian Cullinan tidak lepas dari kontroversi. Setelah kematian Ratu Elizabeth II, Afrika Selatan menuntut pengembalian berlian tersebut, mengklaim bahwa transaksi pada masa kolonial tidak sah dan tidak bermoral. Lebih dari 6.000 orang menandatangani petisi yang meminta agar berlian tersebut dikembalikan ke Afrika Selatan.
Baca juga : Britania Raya yang Kejam—kebenaran berdarah tentang Kerajaan Inggris
Baca juga : Keruntuhan Andalusia: Munculnya Ditaktor dan Dihapusnya Kekhafilahan
Sejarah dan Kontroversi
Setelah penemuan berlian Cullinan, berlian ini segera menjadi subjek kontroversi. Berlian ini dijual kepada pemerintah Transvaal, yang kemudian menyerahkannya kepada Raja Edward VII dari Britania Raya sebagai hadiah ulang tahun. Namun, proses penjualan dan penyerahan berlian ini tidak bebas dari kontroversi. Ada spekulasi bahwa berlian ini sebenarnya dicuri dari tambang dan kemudian dijual secara ilegal.
Pemotongan dan Pembagian
Berlian Cullinan kemudian dikirim ke Amsterdam, di mana ia dipotong menjadi beberapa bagian oleh Joseph Asscher, seorang pemotong berlian terkenal. Proses pemotongan berlian ini sangat rumit dan berbahaya, karena berlian ini sangat besar dan berharga. Akhirnya, berlian Cullinan dipotong menjadi sembilan berlian besar dan 96 berlian kecil. Dua berlian terbesar, yang dikenal sebagai Cullinan I (530.2 karat) dan Cullinan II (317.4 karat), kemudian disertakan dalam mahkota dan tongkat kerajaan Britania Raya.
“Cullinan, atau potongan-potongannya yang lebih kecil, kini menjadi bagian tak terpisahkan dari Permata Mahkota Inggris, termasuk diantaranya adalah Cullinan I, yang dikenal sebagai Great Star of Africa, dan Cullinan II, Lesser Star of Africa. Permata-permata ini menghiasi tongkat kerajaan dan mahkota kekaisaran Inggris, simbol-simbol kekuasaan dan kemegahan kerajaan. Namun, mereka juga mengingatkan kita akan sejarah kolonial yang kompleks dan sering kali penuh dengan ketidakadilan.”
Berlian Cullinan, dengan segala keindahan dan kemegahannya, tetap menjadi simbol dari sejarah kolonial yang kompleks dan penuh dengan ketidakadilan. Kisahnya mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan mengakui sejarah serta dampaknya terhadap masa kini.
Baca juga : Raden Mas Hadji Oemar Said Tjokroaminoto : Raja Jawa Tanpa Mahkota
Baca juga : Ada 457 miliar alasan mengapa Israel/Amerika/Inggris ingin Gaza dihancurkan