Artikel

Pertempuran Lima Hari Lima Malam 1947 di Palembang

ZONA PERANG(zonaperang.com) Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang adalah serangkaian bentrokan bersenjata antara pasukan Indonesia dan kolonial Belanda yang berlangsung dari tanggal 1 hingga 5 Januari 1947. Pertempuran ini merupakan bagian dari Revolusi Nasional Indonesia, yang terjadi antara Republik Indonesia yang baru saja merdeka dengan pasukan dari Ratu Juliana Louise Emma Marie Wilhelmina yang masih menganggap Indonesia sebagai negara jajahannya.

Konflik awal terjadi ketika Belanda menginginkan agar Kota Palembang dapat dikosongkan segera, namun permintaan tersebut ditolak oleh seluruh rakyat Palembang sehingga berakhir dengan baku tembak pada 1 Januari 1947 di Palembang Ilir dan menyerang markas Barisan Pemberontak Republik Indonesia (BPRI) di Jalan Tengkuruk. 

Baca juga : 12 Juni 1819, Perang Menteng : Kesultanan Palembang yang dipimpin Sultan Mahmud Badaruddin II Vs Penjajah Belanda

Melawan

Pihak pejuang melawan balik, dan pertempuran dengan cepat meningkat. Pada akhir hari pertama, Belanda yang jelas bersenjata lengkap telah menguasai pusat kota, namun pihak Indonesia masih bertahan di pinggiran kota. Beberapa tokoh penting yang memimpin jalannya pertempuran dari pihak tentara dan pejuang Indonesia diantaranya adalah Kolonel Maludin Simbolon, Letnan Kolonel Bambang Utoyo, Mayor Rasyad Nawawi, dan Kapten Alamsyah.

Pertempuran berlanjut selama empat hari. NICA (Netherlands Indies Civil Administration) Belanda menggunakan senjata mereka yang lebih unggul untuk membombardir posisi-posisi Indonesia, tetapi pihak Indonesia menolak untuk menyerah. Pada tanggal 5 Januari, Belanda akhirnya mundur dari Palembang.

Pertempuran Lima Hari Lima Malam adalah pertempuran yang mahal bagi kedua belah pihak. Pihak Indonesia pasti menderita banyak korban, tetapi Belanda juga kehilangan sejumlah besar pasukan terbaiknya. Pertempuran ini juga menyebabkan kerusakan yang meluas di kota Palembang yang telah berdiri sejal 16 Juni 632M.

Baca juga : 21 Juli 1947, “Operatie Product” : Agresi Militer Belanda I ke daerah kantong republik Indonesia di Jawa dan Sumatra

Baca juga : Sabotase Bendul 1948 : Neraka logistik Belanda di tanah Purwakarta Jawa Barat

Akhir pertempuran

Menjelang hari kelima pertempuran, setelah kekurangan pasokan logistik dan amunisi, kedua belah pihak mengadakan pertemuan antar pimpinan sipil dan militer mereka yang memutuskan untuk melakukan gencatan senjata. Indonesia mengirim Dr. Adnan Kapau Gani sebagai utusan dari pemerintah pusat untuk melakukan perundingan dengan pihak Belanda.

Hasil perundingan menyepakati bahwa dari pihak Indonesia, pasukan TRI / Tentara Republik Indonesia dan pejuang lainnya akan mundur sejauh 20 km dari pusat kota dan hanya menyisakan polisi dan pemerintahan sipil agar tetap berada di Kota Palembang. Sementara dari pihak Belanda, batas pos-pos mereka hanya boleh didirikan sejauh 14 km dari pusat kota. Gencatan senjata tersebut mulai berlaku sejak tanggal 6 Januari 1947

Mampu

Pertempuran Lima Hari Lima Malam merupakan kemenangan yang signifikan bagi rakyat Indonesia karena bekal seadannya. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia bersedia untuk berjuang demi kemerdekaan mereka, dan hal ini membantu meningkatkan semangat di antara rakyat Indonesia.

Pertempuran ini juga memiliki dampak politik, karena menyebabkan penandatanganan Perjanjian Renville (8 Desember 1947 – 17 Januari 1948 di kapal perang USS Renville yang berlabuh di Jakarta), yang menghentikan pertempuran antara Belanda dan Indonesia untuk sementara waktu.

Berikut adalah beberapa peristiwa penting dalam pertempuran tersebut:

1 Januari 1947: Pasukan Belanda menyerang posisi pejuang Indonesia di Palembang.
2 Januari 1947: Pertempuran semakin sengit. Belanda menguasai pusat kota, namun pihak Indonesia masih dapat bertahan di pinggiran kota.
3 Januari 1947: Belanda menggunakan senjata yang lebih unggul untuk membombardir posisi Indonesia.
4 Januari 1947: Pertempuran berlanjut. Pasukan Indonesia mulai kehabisan persediaan, tetapi mereka menolak untuk menyerah.
5 Januari 1947: Belanda akhirnya mundur dari Palembang.

Baca juga : 23 Maret 1946, Bandung Lautan Api : Perlawanan Rakyat terhadap usaha penjajahan kembali Belanda

Baca juga : 18 September 1948, Madiun Affair (Pemberontakan PKI 1948)

ZP

Recent Posts

Maginot Line: Benteng Megah yang Gagal Menyelamatkan Prancis

Maginot Line: Benteng Impian yang Menjadi Kuburan Harapan Prancis Maginot Line: Kisah Benteng Pertahanan yang…

4 jam ago

Perang Dagang Menuju Perang Dunia: Sejarah dan Pelajaran yang Harus Diingat

Sejarah manusia dipenuhi oleh konflik yang diawali oleh pertikaian ekonomi. Perang dagang bukanlah fenomena baru,…

1 hari ago

Latihan Perang 2015, Ketika David Mengalahkan Goliath: Kapal Selam Saphir Vs Kapal Induk Theodore Roosevelt

Pelajaran dari Lautan: Kerentanan Kapal Induk dalam Era Perang Modern Pada tahun 2015, dunia militer…

2 hari ago

The Battle of Jangsari: Kisah Tragis Para Pahlawan Muda di Perang Korea

Pertempuran Jangsari: Operasi yang Mengubah Jalannya Perang Korea The Battle of Jangsari adalah film perang…

3 hari ago

Republik Lanfang: Demokrasi Hakka yang Mewarnai Sejarah Nusantara dan Jejaknya di Singapura

Jejak Republik Lanfang di Kalimantan: Negara Demokratis Pertama di Nusantara dan Keturunan Lee Kuan Yew…

4 hari ago

Petrus (Penembak Misterius): Ketika Hukum Ditegakkan dengan Cara Kontroversial

Petrus: Antara Keamanan dan Pelanggaran Kemanusiaan Misteri Penembak Misterius: Siapa di Balik Operasi Petrus? Penembakan…

5 hari ago