Membuat merpati bertindak sebagai “pilot” untuk perangkat perang tersebut
ZONA PERANG(zonaperang.com) Bersama unta, merpati telah sangat berguna untuk berbagai macam kegunaan sepanjang sejarah. Yang paling utama adalah digunakan untuk menyampaikan pesan, terutama pada masa perang.
Namun, siapa sangka bahwa merpati juga digunakan untuk “mengantarkan” bom ke target di medan perang? Selama Perang Dunia II, Amerika Serikat berjuang untuk menemukan cara yang lebih dapat diandalkan untuk mengarahkan rudal. Orang yang menawarkan solusi adalah psikolog terkenal B.F. Skinner, yang memiliki pengalaman bekerja dengan merpati dalam studinya.
“Burrhus Frederic Skinner, Dianggap sebagai bapak Behaviorisme, Profesor Psikologi di Universitas Harvard. Skinner adalah seorang penulis yang produktif, menerbitkan 21 buku dan 180 artikel.”
Baca juga : Film Mad Max: Fury Road (2015) ; Kerusuhan Maut di Padang Pasir
Proyek Ambisius yang sederhana
Ide Skinner, yang dia juluki “Project Pigeon,” (relatif) sederhana: menempatkan burung-burung di kokpit rudal dengan layar yang menampilkan tanah di bawahnya, dan melatih mereka untuk mengenali target musuh dan mematuk layar ketika mereka melihatnya.
“Mereka dilatih dengan menunjukkan gambar target dan setiap kali merpati mematuk gambar tersebut, sejumlah biji akan dikeluarkan.”
Ketika mereka melakukannya, kabel yang dipasang di kepala mereka akan mengarahkan boml ke target. Komite Pertahanan Riset Nasional memberikan dana sebesar 25.000 dolar AS (sekitar 411.350 dolar AS setelah disesuaikan dengan inflasi) untuk Project Pigeon, namun setelah beberapa kali uji coba, mereka memutuskan untuk menghentikan proyek tersebut (8 Oktober 1944). Mungkin itu adalah ide yang terlalu aneh untuk diwujudkan.
Baca juga : Tujuh Mesin Perang Baru yang Direncanakan Amerika untuk Diluncurkan ke Jepang pada 1946