Skip to content
Zona Perang – Prepare For Future War

Zona Perang – Prepare For Future War

Informasi seputar Militer, Teknologi, Film, Politik dan hal-hal Unik.

  • Beranda
  • Hari ini dalam Sejarah
  • Artikel
  • Berita
  • Film
  • Foto
  • Toggle search form
  • Meme pertemuan presiden prancis dan Vladimir Putin
    (Meme) Ketika Meja Panjang di Pertemuan Emmanuel Macron dan Vladimir Putin Curi Perhatian Dunia Foto
  • Insiden penembakan U-2 Gary Powers
    01 Mei 1960, Insiden penembakan pesawat mata-mata U-2 : Penangkapan Francis Gary Powers oleh Uni Soviet Hari ini dalam Sejarah
  • F-4 Phantom FG.1
    F-4 Phantom : Sang Setan yang Melegenda Artikel
  • B-29 - Sekutu membombardir Bangkok, membuat Thailand, yang saat itu berada di bawah kendali Jepang, mendeklarasikan perang melawan Amerika Serikat dan Inggris
    24 Januari 1942 – Perang Dunia II : Sekutu membombardir Bangkok dan Thailand mendeklarasikan perang melawan Amerika Hari ini dalam Sejarah
  • Victor III: Kapal Selam Penyerang Nuklir Rusia yang Dibangun dengan 'Bantuan' Angkatan Laut Amerika
    Victor III: Kapal Selam Penyerang Nuklir Rusia yang Dibangun dengan ‘Bantuan’ Angkatan Laut Amerika Artikel
  • Lockheed P-80 Shooting Star
    Lockheed P-80 / F-80 Shooting Star (1944) : jet tempur operasional Amerika Serikat pertama Artikel
  • Laporan: Israel Menjatuhkan Bom Setara Dua Bom Nuklir di Jalur Gaza
    Laporan: Israel Menjatuhkan Bom Setara Dua Bom Nuklir di Jalur Gaza Artikel
Pertempuran Margarana (Bahasa Indonesia: Puputan Margarana) adalah pertempuran yang terjadi antara Administrasi Sipil Hindia Belanda (NICA) dan Batalyon Ciung Wanara yang baru dibentuk dan memberontak yang terjadi di Marga, di Bali Indonesia.

Puputan Margarana : pertempuran sampai mati Kolonel I Gusti Ngurah Rai

Posted on Juli 3, 2022 By ZP

ZONA PERANG (zonaperang.com) Kisah Kolonel I Gusti Ngurah Rai sudah banyak ditulis dalam buku-buku sejarah di negeri ini. Pahlawan kemerdekaan itu gugur dalam perang sampai mati yang dikenal sebagai perang Puputan Margarana pada 1946. Bersama prajuritnya, Gusti Ngurah Rai memilih melawan Belanda habis-habisan sampai mati daripada menyerah.

“Karena seluruh kekuatan Ngurah Rai dimusnahkan, termasuk pimpinan militer, pasukan Belanda kemudian tidak dapat dilawan dan dapat menguasai kembali Bali total. Hal ini tidak mungkin terjadi jika Ngurah Rai mengambil strategi gerilya.”

Peristiwa ini terjadi pada 20 November 1946 di Banjar Kelaci, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Salah satu kisah heroik I Gusti Ngurah Rai ini ditulis dalam buku “Jejak-jejak Pahlawan” yang ditulis Sudarmanto.

Menghadang agresi Belanda yang ingin kembali menguasai Bali

Dalam buku itu diceritakan setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Kolonel Gusti Ngurah Rai menerima tugas membentuk TKR (Tentara Keamanan Rakyat) di daerahnya untuk menghadang agresi Belanda yang ingin kembali menguasai Bali setelah Kekaisaran Jepang hengkang karena kalah dalam Perang Dunia II.

Ngurah Rai kemudian membentuk pasukan Sunda Kecil bernama Ciung Wanara. Ketika membentuk pasukan itu, dia kemudian berkonsultasi dengan Markas Besar TKR di Yogyakarta sebagai pusat pemerintahan waktu itu.

Namun kembali dari Yogya, ternyata Belanda sudah mendarat di Bali. Di sisi lain pasukan Ciung Wanara yang dibentuk Ngurah Rai telah tercerai berai menjadi pasukan-pasukan kecil. Lalu usaha pertamanya adalah mengumpulkan pasukannya itu.

Baca juga : 12 Oktober 2002 Bom Bali I: Apakah benar bom Mikronuklir? (Hari ini dalam Sejarah)

Baca juga : 8 Maret 1942, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda resmi menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang, Jawa Barat

Mengajak berunding

Belanda awalnya mengajak Ngurah Rai bekerja sama dalam upaya pendudukan tersebut. Hal itu nampak dalam surat Kapten J.M.T Kunie kepada Ngurah Rai yang intinya mengajak berunding. Namun bukannya diterima, ajakan kerja sama itu justru ditolak oleh Ngurah Rai.

“Soal perundingan kami serahkan kepada kebijaksanaan pemimpin-pemimpin kita di Jawa. Bali bukan tempatnya perundingan diplomasi. Dan saya bukan kompromis. Saya atas nama rakyat hanya mengingini lenyapnya Belanda dari Pulau Bali atau kami sanggup bertempur terus sampai cita-cita kita tercapai.”

Singkat cerita, mendapat penolakan itu Belanda menambah bala bantuan pasukan dari Lombok, tujuannya untuk menyergap pasukan Ngurah Rai di Tabanan. Sang kolonel yang mengetahui pergerakan Belanda itu langsung memindahkan pasukannya ke Desa Marga. Mereka menyusuri wilayah ujung timur Pulau Bali, termasuk melintasi Gunung Agung.

Memukul mundur pasukan Belanda

Namun upaya itu diendus oleh pasukan Belanda dan akhirnya mengejar mereka. Pada 20 November 1946, di Desa Marga pasukan Ngurah Rai dan pasukan Belanda bertemu hingga akhirnya terjadilah pertempuran sengit. Dalam pertempuran itu pasukan Ciung Wanara berhasil memukul mundur pasukan Belanda.

Namun pertempuran tidak berhenti sebab bala bantuan pasukan Belanda datang dengan jumlah besar, dilengkapi persenjataan lebih modern serta didukung kekuatan pesawat tempur. Kondisi pun berbalik, pasukan Ngurah Rai malah terdesak karena kekuatan tidak seimbang itu.

Pasukan Belanda juga kian brutal

Ketika hari beranjak malam, pertempuran itu antara pasukan Ngurah Rai dan Belanda tidak juga berhenti. Pasukan Belanda juga kian brutal dengan menggempur pasukan Ciung Wanara dengan meriam dan bom dari pesawat tempur.

Hingga akhirnya pasukan Ciung Wanara terdesak ke wilayah terbuka di area persawahan dan ladang jagung di kawasan Kelaci, Desa Marga. Dalam kondisi terdesak itu Ngurah Rai mengeluarkan perintah Puputan atau pertempuran habis-habisan. Dalam pandangan pejuang Bali itu, lebih baik berjuang sebagai kesatria daripada jatuh ke tangan musuh.

Akhirnya malam itu, 20 November 1946 Gusti Ngurah Rai gugur bersama pasukannya. Peristiwa inilah yang kemudian dicatat sebagai peristiwa Puputan Margarana. Puputan Margarana adalah sejarah penting tonggak perjuangan rakyat Indonesia.

Baca juga : 23 Maret 1946, Bandung Lautan Api : Perlawanan Rakyat terhadap usaha penjajahan kembali Belanda

Baca juga : 22 Desember 1948, Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI)di Bukit Tinggi Sumatra : Penyambung Nyawa NKRI

0Shares
Artikel Tags:Bali, I Gusti Ngurah Rai, Perang Kemerdekaan Indonesia

Navigasi pos

Previous Post: Rudal anti kapal supersonik Raduga Kh-22 Burya (AS-4 Kitchen), Uni Soviet
Next Post: 01 Juli 1997, Hong Kong dikembalikan ke Cina

Related Posts

  • Hamzah bin Abdul Muthalib
    Kisah Sahabat Nabi: Hamzah bin Abdul Muthalib, Singa Allah dan Pemimpin Para Syuhada Artikel
  • Jangkauan terbang Mitchell adalah 600 hingga maksimum 1.600 kilometer, tergantung pada B-25C, D atau J dan tangki apa pun di bomb bay dan tangki sayap tambahan. Akibatnya, hanya sebagian Hindia Belanda yang dapat diakses.
    North American B-25C/D dan B-25J/K Mitchell NEIAF (Netherlands East Indies Army Air Force) / Angkatan udara Tentara Kerajaan Hindia Belanda Artikel
  • JAS 39 Gripen vs F-16 Fighting Falcon: Siapa yang Lebih Unggul?
    JAS 39 Gripen vs F-16 Fighting Falcon: Siapa yang Lebih Unggul? Artikel
  • Musso atau Paul Mussotte bernama lengkap Muso Manowar atau Munawar Muso .
    Musso, Pimpinan Pemberontakan PKI di Madiun 1948 Artikel
  • Raja Bengis Amangkurat
    Amangkurat I, Raja Kesultanan Mataram yang Zalim Membunuh Ulama dan Rakyatnya Artikel
  • Ja'far bin Abi Thalib
    Kisah Heroik Ja’far bin Abi Thalib, Bapak orang-orang Miskin dan Pemilik 2 Sayap di Surga Artikel
  • Jordan Files : Mengapa Kerajaan Yordania melindungi zionis Israel dari serangan lawan-lawanya?
    Jordan Files : Mengapa Kerajaan Yordania melindungi zionis Israel dari serangan lawan-lawanya? Artikel

Recent Posts

  • Fakta yang Tak Terbantahkan: Jejak Kebohongan dalam Sejarah Intervensi Amerika Serikat
  • Ketika Barat Melemah: Akankah Zionis Israel Berpaling ke Cina sebagai Pelindung Baru?
  • Indramayu, Cirebon, dan Pantura: Mengapa Lebih Jawa daripada Sunda?
  • Setelah Iran Melemah: Mengapa Pakistan, Türkiye, dan Indonesia Jadi Sorotan?
  • Inception: Menyelami Dunia Mimpi dan Realitas Tanpa Batas
Tidak ada komentar untuk ditampilkan.

Archives

  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Artikel
  • Beranda
  • Berita
  • Film
  • Foto
  • Hari ini dalam Sejarah
  • Tokoh
  • Uncategorized

Categories

  • Jarhead (film)
    Film Jarhead (2005) : Dilema Tugas Prajurit Muda Amerika Film
  • Keadaan Darurat Malaya: Perjuangan Panjang Melawan Pemberontakan Komunis
    Keadaan Darurat Malaya: Perjuangan Panjang Melawan Pemberontakan Komunis Artikel
  • The Godfather
    Film The Godfather (1972) : Sebuah Renungan tentang Kekuasaan, Keluarga, dan Pengkhianatan Film
  • melbourne_argus_darwin_bombing
    19 Februari 1942, Battle of Darwin : daratan Australia diserang untuk pertama kalinya oleh Jepang Hari ini dalam Sejarah
  • Amir Sjarifuddin Harahap
    Amir Sjarifoeddin, Tokoh komunis peristiwa Pemberontakan Madiun 1948 Artikel
  • Garis waktu perang Kolonial Zionis Israel vs Palestina 23 – 31 Januari 2024 (bagian 13): Menlu Israel menyarankan warga Palestina bisa tinggal di pulau buatan di lepas pantai Gaza
    Garis waktu perang Kolonial Zionis Israel vs Palestina 23 – 31 Januari 2024 (bagian 13): Menlu Israel menyarankan warga Palestina bisa tinggal di pulau buatan di lepas pantai Gaza Hari ini dalam Sejarah
  • Pesawat tempur terburuk sepanjang masa: De Havilland Sea Vixen
    De Havilland Sea Vixen: Kejayaan yang Tak Pernah Tercapai dalam Sejarah Aviasi Militer Artikel
  • Penyerahan Kekaisaran Jepang dalam Perang Dunia II diumumkan oleh Kaisar Hirohito pada 15 Agustus dan secara resmi ditandatangani pada 2 September 1945, mengakhiri permusuhan perang.
    2 September 1945, Perang Pasifik berakhir : Penyerahan Jepang tanpa syarat ditandatangani di atas kapal perang Amerika USS Missouri di Teluk Tokyo Hari ini dalam Sejarah
  • Sidewinder: Senjata Amerika yang Menjadi Guru Para Insinyur Soviet
    Sidewinder: Senjata Amerika yang Menjadi Guru Para Insinyur Soviet Artikel

Copyright © 2025 Zona Perang – Prepare For Future War.

Powered by PressBook News WordPress theme