Artikel

Rudal udara-ke-udara Mitsubishi AAM-3 / Type 90 (1990), Jepang

ZONA PERANG(zonaperang.com) AAM-3 adalah rudal udara-ke-udara jarak pendek yang dikembangkan oleh Mitsubishi Heavy Industries di Tokyo untuk Pasukan Bela Diri Udara Jepang (JASDF/ Japan Air Self-Defense Force). Rudal AAM-3 dirancang sebagai penerus rudal Raytheon AIM-9L sidewinder pada pesawat tempur F-15J/DJ, Mitsubishi F-2 A/B dan F-4EJ. AAM-3 juga dikenal sebagai rudal udara-ke-udara Tipe 90.

“Peluru kendali udara-ke-udara Tipe 90 menunjukkan kinerja yang lebih tinggi daripada AIM-9L, tetapi harga pengadaannya cukup tinggi, sehingga menciptakan hambatan.”

AAM-3 menggunakan pencari inframerah semua aspek (infra-merah dan ultraviolet/IR&UVH) yang dikatakan memiliki kemampuan yang lebih baik (karena memiliki area kepala tiga kali lebih luas) dari kemampuan off-boresight AIM-9L – pahlawan perang Malvinas 1982 dan Lembah Bekaa Lebanon yang digantikannya.

Baca juga : Rudal Udara ke Udara Vympel AA-11 ARCHER/R-73, Uni Soviet(1984)

Baca juga : 14 Oktober 1973, Pertempuran udara el-Mansourah : Perang udara terbesar dan terpanjang antara jet dalam sejarah

Rancangan

Peluru kendali ini menyerupai AIM-9 Sidewinder dalam konfigurasi umum, tetapi canard dinamis berlekuk dibedakan dengan sapuan majemuk yang berakhir dengan gigi anjing yang tajam. Hal ini diperkirakan menghasilkan gelombang kejut di depan bagian sayap canard utama, sehingga memberikan otoritas kontrol yang lebih besar dari permukaan. Sayap belakang memiliki rentang yang lebih kecil dibandingkan dengan AIM-9.

Pencari IR dikembangkan melalui kerja sama dengan NEC / Nippon Electric Company dengan sirkuit penolakan bising, yang dikatakan sangat tahan terhadap teknologi gangguan gelombang Infra Merah (IRCCM). Mitsubishi Precision menyediakan unit gyro bagi rudal.

Penelitian teknis yang berkaitan dengan AAM-3 dimulai pada tahun Fiskal 1974, dengan tiga program penelitian berturut-turut yang dilakukan sejak FY78. Pengembangan teknis AAM-3 yang sebenarnya dimulai pada tahun anggaran 1986.

Selama tahun itu, pengembangan prototipe pertama dilakukan dengan biaya JPY6,610 miliar kepada Mitsubishi Heavy Industries. Kontrak pengembangan prototipe kedua, senilai JPY3,371 miliar ($46,9 juta), ditandatangani juga dengan Mitsubishi pada tahun fiskal 1987. Tiga model kemudian diuji.

Sebanyak 18 prototipe ditembakkan selama tahap uji coba operasional yang selesai pada Februari 1990.
Pengiriman dimulai pada tahun fiskal Jepang tahun 1992 (meskipun rudal tersebut mungkin tidak sampai ke militer sampai tahun kalender 1993).

Baca juga : Rafael Python-3 : Rudal Udara ke Udara Israel yang dicopy China (PL-8)

Baca juga : Pesawat Tempur-pembom Grumman F6F Hellcat : Inilah mengapa pertemuan pertama pilot pesawat tempur Kekaisaran Jepang dengan sang “Kucing Neraka” biasanya menjadi yang terakhir

Kemampuan

AAM-3 dikatakan sebagai rudal yang setara dengan MBDA AIM-132 ASRAAM(Advanced Short Range Air-to-Air Missil) Inggris, yang sebelumnya sedang dikembangkan oleh konsorsium NATO. Rudal sangat lincah dan mampu menyerang target jarak dekat dengan kecepatan supersonik, karena menggunakan aktuator servo elektrik penggerak langsung untuk mengendalikan rudal, tidak menggunakan sistem servo gas konvensional yang menggunakan gas panas.

Sistem ini dikatakan cepat merespons dan dapat dikontrol dengan baik. sehingga memiliki tingkat belokan yang lebih tinggi daripada AIM-9L, yang tentunya akan menaikan probabilitas hit.

Akuisisi rudal di luar pandangan mata ini dikatakan tiga kali lebih baik daripada peluru kendali udara-ke-udara inframerah generasinya.

AAM-3 juga mencakup penanggulangan inframerah dan kemampuan pencarian/deteksi mandiri.
Walaupun, pejabat Angkatan Laut A.S. tetap skeptis dari klaim Jepang tersebut.

Spesifikasi

Panjang: 3,1 m
Diameter: 127 mm
Berat: 100 kg, hulu ledak : 15kg High Explosive Fragmentation-sekering kedekatan laser aktif, hulu ledak terarah
Panduan: Pelacakan inframerah semua aspek
Jangkauan 13 km
Kecepatan: Mach 2,5

Tipe 90, yang diresmikan pada tahun 1991, menjadi rudal udara-ke-udara domestik praktis pertama Jepang

Baca juga : Rudal udara-ke-udara jarak pendek Matra R.550 Magic 1 & 2 (1972), Perancis

Baca juga : Bagaimana AS dan Jepang Beralih dari Musuh Menjadi Sekutu?

ZP

Recent Posts

Dari Pelatihan ke Medan Tempur: Evolusi Embraer ‘Tucano’

Embraer EMB 312 Tucano dan penerusnya, EMB 314 Super Tucano, adalah pesawat turboprop yang telah…

10 jam ago

Army of Shadows (1969): Potret Kelam Perlawanan Perancis yang Tak Terungkap

L'Armée des Ombres: Di Mana Pahlawan Tidak Memiliki Nama Army of Shadows (L’Armée des ombres),…

1 hari ago

Dari Musim Semi ke Kekacauan: Ringkasan Perang Saudara Suriah 2011–2025

Suriah 2011-2025: Dari Protes Damai ke Perang Saudara yang Berkepanjangan Perang Saudara Suriah, yang dimulai…

2 hari ago

Martin Model 262 Convoy: Ambisi VTOL Turboprop Angkatan Laut AS yang Terlupakan

Pada dekade 1950-an, dunia penerbangan militer Amerika Serikat dipenuhi semangat inovasi dan eksperimen. Salah satu…

3 hari ago

Pemberontakan Moral: Gelombang Mundur Tentara & Diplomat AS Tolak Kebijakan zionis Israel

Gerakan #NotInOurName menggema di kalangan militer Fenomena pengunduran diri massal tentara dan diplomat Amerika Serikat…

4 hari ago

Maginot Line: Benteng Megah yang Gagal Menyelamatkan Prancis

Maginot Line: Benteng Impian yang Menjadi Kuburan Harapan Prancis Maginot Line: Kisah Benteng Pertahanan yang…

5 hari ago