ZONA PERANG (zonaperang.com) – Abu Salamah yang merupakan nama panggilan dari Abdullah bin Abdul Asad, salah satu dari sahabat Rasulullah yang termasuk dari As sabiqunal al awalun(beliau termasuk orang kesepuluh yang memeluk Islam), adalah seseorang yang dikenal dengan keberaniannya dan kemampuannya yang mahir dalam menunggangi kuda.
Saudara Sepersusuan
Kisah Abu Salamah juga adalah saudara sepersusuan Rasulullah dan Hamzah bin Abdul Muthalib, dari seorang hamba sahaya milik Abu Lahab yang bernama Tsuwaibah. Abu salamah menikahi seorang perempuan yang bernama Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayah. Dari pernikahannya, mereka memiliki empat orang anak, yaitu Salama, Umar, Zainab, dan Durra.
Saat Rasulullah SAW menyerukan perintah untuk melakukan hijrah ke negeri Habsyah, dikarenakan tindakan kekerasan dan penindasan kaum Quraisy kepada kaum muslimin di Makkah semakin menjadi-jadi. Kisah Abu Salamah berserta isrti dan anak-anaknya menjadi salah satu dari kelompok yang mengikuti Rasulullah untuk pergi hijrah ke Habsyah.
Hijrah ke Habsyah(Ethiopia)
Dikisahkan bahwa mereka yang waktu itu mengikuti Rasulullah pergi hijrah ke Habsyah ada sekitar 11 pria dan 4 perempuan, yang berlangsung pada bulan Rajab pada tahun 615 M.
Dikatakan oleh Rasulullah, bahwasanya di Habsyah memiliki seorang raja yang adil dan bijak. Jika di dalam pemerintahan beliau, tidak akan ada kedzaliman kepada siapapun.
Negeri Habsyah yang saat ini adalah Ethiopia terletak di sebelah timur laut Afrika, berhadapan dengan Arabia, dengan laut merah sebagai pemisah diantara keduanya.
Baca Juga : 11 Agustus 1480, Kota Otranto di Italia selatan jatuh ke tangan pasukan Muhammad Al-Fatih
Baca Juga : Abdullah bin Saba’, Yahudi, Syiah dan Kekacauan dunia
Negeri Habsyah yang saat ini adalah Ethiopia terletak di sebelah timur laut Afrika, berhadapan dengan Arabia, dengan laut merah sebagai pemisah diantara keduanya.
Sesampainya di Habsyah, kaum muslim hidup dengan damai dan tenang. Abu Salamah gugur saat menjalankan tugas dari Rasulullah untuk menghancurkan kekuatan sebelum kekuatan yang hendak dikumpulkan oleh Kaum Quraisy penuh dengan serangan diam-diam.
Kisah Abu Salamah gugur di medan perang
Abu Salamah ikut terjun dalam perang Badar dan Uhud. Pada perang Uhud, ia mengalami luka parah, yang berakibat ia menderita berkepanjangan. Ketika lukanya belum sembuh sepenuhnya, Rasulullah SAW menunjuk dirinya untuk memimpin pasukan kecil berkekuatan 150 orang sahabat, untuk menyerang Bani Asad bin Khuzaimah.
Serangan Pendahuluan
Bani Asad menghimpun kekuatan secara rahasia untuk menyerang Madinah, yang dikoordinasikan oleh dua orang bersaudara, Thalhah dan Salamah bin Khuwailid.
Pasukan yang dipimpin Abu Salamah ini berhasil melumpuhkan Bani Asad. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharam tahun 4 hijriah. Tetapi akibat pertempuran ini, luka-lukanya pada perang Uhud yang belum sepenuhnya sembuh, menjadi kambuh kembali, bahkan semakin parah, sehingga akhirnya ia menemui syahid pada bulan Jumadil Akhir tahun 4 hijriah.
Dari pernikahannya dengan Ummu Salamah, ia mempunyai empat anak. Selain Salamah, anak lainnya adalah Umar, Durah, dan Zainab. Zainab ini masih di dalam kandungan ketika Abu Salamah wafat.
Doa
Ketika masih hidup, Ummu Salamah pernah menginginkan agar mereka saling berjanji untuk tidak menikah lagi, jika salah satu dari mereka meninggal terlebih dahulu. Tetapi Abu Salamah menginginkan agar Ummu Salamah taat kepadanya sebagai suaminya, dan ia berkata, “Jika aku meninggal dahulu, menikahlah engkau.”
Setelah itu Abu Salamah berdoa, “Ya Allah, apabila saya meninggal nanti, nikahkanlah Ummu Salamah dengan lelaki yang lebih baik daripada saya, yang tidak akan menjadikan hatinya bersedih, yang tidak akan memberikan kesulitan kepadanya.”
Allah mengabulkan doa Abu Salamah ini, dan sepeninggal dirinya, ternyata Rasulullah SAW berkenan untuk menikahi Ummu Salamah.
Baca Juga : Daftar Nama Besar Para Pejuang Islam Sepanjang Masa
Baca Juga : Pandangan Sejarawan Turki Soal Hubungan Ottoman(Kesultanan Utsmaniyah) dan Kerajaan di Nusantara