Artikel

Saifuddin al-Qutuz : Penghancur mitos tidak terkalahkan pasukan invasi Mongol

ZONA PERANG (zonaperang.com) Saifudin al-Qutuz sering diromanisasikan sebagai KutuzKotuz dan bernama lengkap al-Malik al-Muẓaffar Sayf ad-Dīn Quṭuz.

Pada pertengahan abad ke-13, Kekaisaran Mongol di bawah kepemimpinan Hulagu Khan (cucu Jenghis Khan) menyerang Khilafah Islam, menduduki negeri Islam dan bahkan membunuh Khalifah Al-Musta’sim di Baghdad. Orang Mongol membantai puluhan ribu Muslim dan menjarah dan menghancurkan masjid-masjid, perpustakaan-perpustakaan, dan rumah sakit-rumah sakit.

Pertempuran Ain Jalut yang terjadi pada tanggal 3 September 1260 merupakan salah satu pertempuran terpenting dan titik balik dalam sejarah.
Pertempuran Ain Jalut juga terkenal sebagai pertempuran paling awal di mana meriam tangan peledak (midfa dalam bahasa Arab) digunakan. Bahan peledak ini digunakan oleh orang Mesir Mamluk untuk menakuti kuda dan kavaleri Mongol dan menyebabkan kekacauan di barisan mereka. Komposisi bubuk mesiu peledak dari meriam ini kemudian dijelaskan dalam manual kimia dan militer Arab pada awal abad ke-14.

Baca juga : 10 Februari 1258, Pasukan Mongol menduduki Bagdad : Saat warna sungai Tigris Irak berubah menjadi hitam

Baca juga : 4 Juli 1187, Kemenangan Shalahuddin Al Ayyubi di Pertempuran Hittin. Apa yang bisa dipelajari dari beliau?

Surat Hulagu Khan

Setelah invasi ke Irak Hulagu menduduki Palestina dan mengirim utusan ke Sultan Qutuz di Kairo, Mesir menuntut penyerahan dirinya. Hulagu, melihat dirinya sebagai tak terkalahkan. Dia dengan angkuhnya menulis:

“Dari Raja Para Raja dari Timur dan Barat, Khan Yang Agung. Untuk Sultan Qutuz, yang melarikan diri untuk menghindari pedang kami. Anda harus berpikir tentang apa yang terjadi pada negara-negara lain dan menyerahkannya kepada kami. Anda telah mendengar bagaimana kami telah menaklukkan kerajaan-kerajaan yang luas dan telah memurnikan bumi dari para pengacau yang telah mencemarinya.

Kami telah menaklukkan wilayah yang luas, membantai semua orang. Anda tidak bisa lepas dari teror tentara kami. Kemana Anda dapat melarikan diri? Apa jalan yang akan Anda gunakan untuk melarikan diri dari kami? Kuda-kuda kami dapat berlari cepat, panah-panah kami tajam, pedang-pedang kami seperti petir, hati-hati kami sekeras pegunungan, dan tentara kita banyak seperti pasir.

Benteng-benteng tidak akan mampu menghadang kami, dan tentara tidak akan mampu menghentikan kami. Doa-doa Anda kepada Tuhanmu akan sia-sia melawan kami. Kami tidak tergerak oleh air mata atau tersentuh oleh ratapan. Hanya mereka yang memohon perlindungan kami yang akan selamat..

Bersegaralah memberikan surat balasan sebelum api peperangan menyala. Jika melawan, Anda akan mengalami bencana yang paling mengerikan. Kami akan menghancurkan masjid-masjid dan mengungkapkan kelemahan Tuhanmu dan akan membunuh anak-anakmu dan orang tuamu bersama Anda. Saat ini, Anda adalah satu-satunya musuh yang harus kami hadapi…”

Pertempuran Ain Jalut

Sultan Qutuz menempatkan dirinya hanya takut kepada Allah SWT dan tidak menjadi lemah oleh ancaman Mongol. Sebaliknya, dia menjawab dengan memobilisasi tentara Muslim dan berbaris keluar dari Mesir, melalui Gaza dan Palestina sehingga menimbulkan kekalahan memalukan pasukan Mongol pada pertempuran yang dikenal dengan Pertempuran  Ain Jalut.

Pada tanggal 3 September 1260, Qutuz memimpin pasukannya mengalahkan pasukan Mongol dibawah pimpinan Kitbuqa dalam pertempuran yang sangat terkenal yaitu Ain Jalut dimana pasukan Mongol yang tidak pernah terkalahkan sebelumnya berhasil dihancurkan dengan sangat meyakinkan dan kemudian dipukul mundur dari wilayah Syria juga.

Kemenangan ini sangat penting bagi umat Islam pada masa itu. Adapun Qutuz, ia meninggal sekitar 40 hari setelah Perang ‘Ain Jalut karena dibunuh oleh Baibars karena masalah balas dendam pada masa lalu. Jasa-jasanya bagi dunia Islam akan terus dikenang.

Pertempuran Ain Jalut atau Ayn Jalut, terjadi antara Bahri Mamluk dari Mesir dan Kekaisaran Mongol pada 3 September 1260 (25 Ramadhan 658 H) di Galilea tenggara di Lembah Yizreel dekat tempat yang sekarang dikenal sebagai Mata Air Harod ( ‘Ayn Jālūt, lit. ’Spring of Goliat’).Pertempuran tersebut menandai puncak penaklukan Mongol, dan adalah pertama kalinya pasukan Mongol dipukul mundur secara permanen dalam pertempuran langsung di medan perang.

Baca juga : Daftar Nama Besar Para Pejuang Islam Sepanjang Masa

Baca juga : 29 Mei 1453, Kejatuhan Konstantinopel : Tentara Ottoman di bawah Sultan Mehmed II Fatih merebut Konstantinopel setelah pengepungan 53 hari, mengakhiri Kekaisaran Bizantium

ZP

Recent Posts

Negara Arab dimata Taliban Afganistan tentang Perjuangan Palestina

ZONA PERANG(zonaperang.com) Konon, ketika pemerintahan pertama Taliban diundang dalam konferensi mengenai isu Palestina di salah…

1 bulan ago

Mesir

Pada tanggal 5 Oktober 1985, selama dinas wajibnya di Pasukan Keamanan Pusat Polisi Mesir di…

1 bulan ago

Fakta unik peranan rusia dalam hubungan dengan Amerika

Siapa yang mendukung Amerika dalam Revolusi Amerika melawan Inggris? RUSIA.

1 bulan ago

Jordan Files : Mengapa kerajaan Yordania melindungi zionis Israel Dari serangan lawan-lawanya?(Bagian ke-2)

ZONA PERANG(zonaperang.com) Salah satu peran yang ditugaskan kepada Yordania adalah koordinasi keamanan, karena Yordania memainkan…

2 bulan ago

Garis waktu perang Kolonial Zionis Israel vs Palestina 8 – 15 Mei 2024 (bagian 27): “Ada indikasi jelas bahwa Israel akan segera berakhir”

Faktor2 pendorong kehancuran rezim Zionis: kurangnya kohesi sosial di tengah masyarakat Israel, ledakan problem ekonomi,…

2 bulan ago

10 Pesawat Terburuk di Perang Dunia ke-2

Dengan meningkatnya ketegangan di Eropa pada akhir tahun 1930-an, beberapa negara seperti Amerika, Inggris, Prancis,…

2 bulan ago