Artikel

Saudagar Keturunan Arab dan Rumah Proklamasi untuk Indonesia

ZONA PERANG(zonaperang.com) Seorang saudagar keturunan Arab yang tinggal di Indonesia bernama Faradj bin Said Awad Martak. Dia adalah saudagar sukses di Jakarta (dahulu bernama Batavia) di zaman kolonial Belanda. Dia juga tercatat sebagai Presiden Direktur N.V. Alegemeene Import-Export en Handel Marba.

Faradj bin Said Awad Martak adalah pria kelahiran Hadramaut, Yaman Selatan. Putranya bernama Ali bin Fardj Martak dikenal sangat dekat dengan Sukarno. Ali kemudian menjadi penerus usaha Faradj bin Said Awad Martak.

Memiliki jasa dalam proses terciptanya kemerdekaan Indonesia

Beberapa ada yang menulis Faradj bin Said Awad Martak memiliki jasa dalam proses terciptanya kemerdekaan Indonesia. Rumah yang berlokasi di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini Jakarta adalah milik Faradj bin Said Awad Martak.

Rumah itu dijadikan tempat tinggal Soekarno sekaligus pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Rumah tersebut sejak tahun 1962 sudah diratakan atas perintah Soekarno kemudian dibangun Gedung Pola Pembangunan Semesta, dan tempat Koesno Sosrodihardjo berdiri bersama Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia itu lalu didirikan monumen Tugu Proklamasi.

Pemerintah Indonesia menyampaikan ucapan terima kasih

Sejak itulah Jalan Pegangsaan Timur berubah menjadi Jalan Proklamasi. Cerita mengenai Faradj bin Said Awad Martak ini didukung adanya surat yang mengatasnamakan Menteri Pekerjaan Umum dan Perhubungan Republik Indonesia Ir HM Sitompul tertanggal 14 Agustus 1950.

Dalam surat itu menyatakan Pemerintah Indonesia menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Faradj bin Said Awad Martak. Penghargaan diberikan kepadanya karena telah membantu Indonesia dalam hal beberapa usahanya membeli beberapa gedung di Jakarta, antara lain Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini Jakarta.

Faradj Martak menghibahkan rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur 56 untuk menjadi tempat berkumpul para pejuang kemerdekaan hingga Teks Proklamasi dibacakan oleh dwi tunggal Soekarno-Hatta pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945.more
Pada persil Monumen Proklamasi – yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta – terdapat beberapa monumen yang merujuk pada peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1946. Tugu Proklamasi merupakan sebuah obelisk yang kemungkinan merupakan peninggalan peringatan 1 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1946, sementara Tugu Petir merupakan titik yang menandakan posisi persis Soekarno ketika membacakan teks Proklamasi. Tugu ini kemungkinan dibuat bersamaan dengan pencanangan pembangunan Gedung Pola pada tahun 1961. Monumen Proklamator sendiri dibuat belakangan pada akhir dekade 1980. Gedung Pola pada era Orde Baru (1966-1998) telah terputus hubungannya dengan persil Monumen Proklamasi dan akhirnya memiliki akses utama justru dari belakang gedung.more

Baca juga : 10 Juni 1947, Mesir menjadi negara pertama yang mengakui secara resmi negara Indonesia

Baca juga : (Melawan Lupa)Pao An Tui, Sisi Kelam Masyarakat Cina pendukung Belanda di Indonesia

 

ZP

Recent Posts

Era Pesawat Tempur F-16 Kini Telah Berakhir

F-16 Fighting Falcon yang ikonik telah melayani Angkatan Udara AS dan sekutunya selama beberapa dekade,…

1 jam ago

Tetap aman saat bepergian: Tips dari CIA, saran untuk berpikir seperti mata-mata saat berlibur

Bagaimana cara para petugas CIA bepergian dengan aman? "Your mission is to get home safely,"…

20 jam ago

Komandan AH-64 Apache zionis Israel Menjelaskan Realitas Brutal Misi 7 Oktober

Terkejut, kru AH-64 Israel bergegas merespons serangan pejuang Hamas, namun dengan hasil yang beragam Read…

2 hari ago

Edward Snowden: Pahlawan atau Pengkhianat? Mengurai Kontroversi Whistleblower Terkenal

Menyingkap Tabir Pengawasan Global: Perjalanan Edward Snowden Read More “Edward Snowden: Pahlawan atau Pengkhianat? Mengurai…

3 hari ago

Radar Smerch MiG-25: “Mata” yang Dibangun untuk Menembus Jamming berat

MiG-25 Foxbat, pencegat Soviet yang terkenal dengan kecepatan dan ketinggiannya, memiliki radar yang sama uniknya…

4 hari ago

Mengapa India Tidak Mampu Membuat Salinan Sukhoi Su-30MKI Rusia Seperti yang Dilakukan Cina dengan Su-30nya?

India dan Cina, dua negara besar di Asia, memiliki sejarah panjang dalam memperoleh peralatan militer…

5 hari ago