Artikel

Sistem pertahanan udara Oerlikon Skyshield, Swiss

ZONA PERANG(zonaperang.com) Sistem pertahanan udara Skyshield adalah sistem pertahanan udara jarak pendek atau SHORAD/short range air defense modular, ringan, dan yang dikembangkan oleh perusahaan Swiss Oerlikon Contraves – sekarang menjadi anak perusahaan Rheinmetall Jerman.

Sebagai penerus sistem pertahanan Skyguard Oerlikon GDF, Skyshield dimaksudkan untuk secara cepat memperoleh dan menghancurkan pesawat dan rudal yang mengancam, serta untuk memenuhi peran C-RAM/Counter-Rocket, Artillery, Mortar.

Baca juga : Rudal Permukaan-ke-Udara / Sistem Pertahanan Udara Thomson-CSF Crotale, Perancis

Baca juga : 13 Januari 1128, Paus mengakui Ksatria Templar : Awal perbankan barat dan perusahaan multinasional pertama di dunia

Desain

Sistem persenjataannya sendiri terdiri dari dua atau empat meriam revolver 35 mm (1,38 inci) yang berjarak jangkau hingga 4.000 m dengan kecepatan tembak hingga 1.000 peluru per menit, sistem kendali tembakan yang terdiri dari unit sensor dan pos komando yang terpisah. Skyshield 35 menawarkan deteksi hingga penembakan dalam waktu kurang dari 4,5 detik.

Skyshield dapat menggunakan hingga dua modul 8-sel rudal permukaan-ke-udara untuk meningkatkan kemampuan pertahanan udara. Skyshield dirancang untuk peran anti-pesawat tradisional selain pertahanan terhadap rudal.

Skyshield mudah dikerahkan dengan truk dan sistem transportasi lainnya.

Sistem kendali tembakan (FCS) menggunakan radar pencarian dan pelacakan X-band X-TAR-3D, dan unit lain untuk pelacakan presisi radar/TV dan/atau laser/FLIR. Pos komando dapat ditempatkan hingga 500 meter, secara kasar, dari unit pengendali tembakan (FCU/fire control unit), menggunakan gelombang radio terenkripsi. Sistem Skyshield dapat dihubungkan dengan sistem pertahanan udara lainnya untuk cakupan udara yang lebih luas dan lebih efektif, memperluas perannya dari pertahanan titik ke pertahanan area.

Radar untuk akuisisi dan pelacakan target udara dan permukaan, dinamai Oerlikon Tracking Module TMX Mk2 (55 km maksimum target pesawat tempur,  10 km deteksi rudal) dan TMKu Mk2, yang masing-masing dioperasikan pada pita X dan Ku.

Baca juga : Sistem pertahanan udara Nike Ajax & Nike Hercules : Penjaga langit Amerika Era 1950-1980

Baca juga : 15 Juli 1849, Serangan Udara dan penggunaan drone tidak berawak pertama kali dalam sejarah oleh Austria

Amunisi

Setiap peluru 35 mm AHEAD (Advanced Hit Efficiency And Destruction) berisi muatan 152 sub-proyektil dengan massa masing-masing 3,3 g, dalam bentuk kerucut dengan sudut bukaan 10°, yang dilontarkan tepat di depan target yang masuk, dipicu oleh sekering waktu yang dapat diprogram secara presisi di pangkal proyektil. Ledakan singkat amunisi 35 mm Ahead menghasilkan awan sub-proyektil yang mematikan, menghasilkan kejenuhan yang berkelanjutan dari posisi target yang diantisipasi.

Sub-proyektil sepenuhnya mampu menembus kulit target saat ini dan target yang diantisipasi di masa depan, sambil tetap menimbulkan kerusakan yang cukup pada target yang menyerang, misalnya kendaraan udara tak berawak, untuk mencegah mereka mencapai misi mereka.

25 putaran ini mengandung lebih dari 3.800 subproyektil. Sebagai perbandingan, ledakan amunisi pembakar HEI/high-explosive incendiary berisi sekitar 50-60 peluru, tetapi kemungkinan membunuh target kecil jauh lebih rendah. Dengan demikian, meskipun biayanya lebih tinggi, putaran AHEAD jauh lebih hemat biaya daripada HEI.

Baca juga : Rudal permukaan-ke-udara Bristol Aeroplane Bloodhound (1958), Inggris : Sang penjaga langit Singapura, Malaysia dan Australia dari Tu-16 Indonesia

Baca juga : 24 Maret 1945, Operation Varsity : Operasi udara terbesar dan terakhir Sekutu dalam perang dunia ke-2

ZP

Recent Posts

Sandi-sandi yang Mengukir Sejarah: Ketika Kode Rahasia Menjadi Kunci Kemenangan

Kode-Kode Rahasia: Ketika Inovasi dan Peretasan Bertarung Membahas sandi-sandi yang membentuk sejarah adalah perjalanan menelusuri…

13 jam ago

Sukhoi T-4: Ambisi Pengebom Supersonik Uni Soviet yang Tak Terwujud

Sukhoi T-4, juga dikenal sebagai "Sotka" atau "Project 100," adalah pesawat pembom strategis supersonik yang…

2 hari ago

The Battle of Algiers: Ketika Sinema Menyuarakan Sejarah

Jejak Luka Kolonialisme dalam The Battle of Algiers Di antara banyak film sejarah, The Battle…

3 hari ago

Operation Trident: Serangan Malam yang Mengubah Sejarah Perang Indo-Pakistan 1971

Serangan Rudal Pertama di Asia Selatan: Kisah Operation Trident Operation Trident, yang dilaksanakan oleh Angkatan…

4 hari ago

Shalahuddin Merebut Palestina dengan Merangkul Syi’ah?

Shalahuddin dan Dinasti Syi'ah: Kolaborasi atau Konflik? Shalahuddin al-Ayyubi, atau lebih dikenal sebagai Saladin, adalah…

5 hari ago

White Death: Kisah Simo Häyhä, Penembak Jitu Paling Mematikan di Dunia

Legenda dari Hutan Salju: Simo Häyhä dan Peperangan Musim Dingin Simo Häyhä, yang lebih dikenal…

6 hari ago