ZONA PERANG(zonaperang.com) – Sytx atau P-15 Termit dalam terminologi Soviet didatangkan guna keperluan kampanye militer dalam operasi Trikora merebut Irian Jaya. Sebagai rudal anti kapal yang lahir di era perang dingin, Styx dirancang dengan kemampuan dan daya hancur tinggi, tak ayal Styx memang punya daya deteren amat tinggi di era tersebut.
Indikatornya bisa dilihat dari berat hulu ledaknya yang mencapai 500 kg high explosive, sementara bobot rudal secara keseleruhan 2,340 kg dengan jangkauan efektif mencapai 40 km, meski dalam teorinya bisa mencapai jarak 80 km.
Styx diluncurkan dengan beberapa pilihan sistem pemandu, mulai dari auto pilot, active radar, hingga pemandu berdasarkan infra merah(HY-2A-II, versi China). Untuk opsi pemandu radar biasanya didukung perangkat Electronic Support Measures (ESM) dan radar Garpun yang akan menuntun rudal antara jarak 5,5 dan 27 km dari batas target.
Sensor pembidik pada rudal akan aktif mulai 11 km dari target sasaran, saat itu posisi rudal akan turun 1-2 derajat dari level target. Rudal maut ini umumnya meluncur sekitar 120 hingga 300 meter dari permukaan laut dengan kecepatan sub sonic 0,9 mach.
Kapal cepat kelas Komar sebagai pembawa rudal didatangkan TNI AL dari Uni Soviet pada periode 1961 – 1965. Jumlah yang dimiliki TNI AL pun cukup siginifikan, yakni mencapai 12 kapal yang masuk dalam jajaran armada KCR (Kapal Cepar Roket/Rudal) sebutan populer pada saat itu.
Masing-masing kapal dapat membawa 2 unit rudal, nama-nama kapal kelas Komar TNI AL diambil dari nama senjata dari cerita pewayangan, yakni KRI Kelaplintah (601), KRI Kalmisani (602), KRI Sarpawasesa (603), KRI Sarpamina (604), KRI Pulanggeni (605), KRI Kalanada (606), KRI Hardadedali (607), KRI Sarotama (608), KRI Ratjabala (609), KRI Tristusta (610), KRI Nagapasa (611) dan KRI Gwawidjaja (612). Sebagai kapal cepat berudal, kelas Komar diawaki secara terbatas oleh 10 – 11 personel.
Senjata dengan peran, konfigurasi, dan era yang sebanding: MM-38 Exocet
Dengan 4 mesin sub diesel, kelas Komar dapat ngebut hingga kecepatan 30 knot. Tidak ada informasi berapa unit Styx yang dimiliki TNI AL.
Baca juga : “Melawan Kekuatan Super: Saat Angkatan Udara Vietnam Utara Menantang Armada Kapal Perang AS”
Baca juga : Rudal anti kapal Oto Melara Otomat(1971), Italia
Battle Proven
Pada perang Enam hari tahun 1967, Angkatan Laut Mesir berhasil menenggelamkan sebuah destroyer Israel kelas Eilat menggunakan empat rudal Styx yang ditembakkan dari kapal perang kelas Komar(sejenis yang dimiliki ALRI). Momentum tersebut menjadi titik tolak perkembangan teknologi peperangan laut. Rudal Styx memiliki jangkauan sejauh 46 km.
Kapal perang kelas Komar saat menembakkan rudalnya dalam posisi sandar di Pangkalan Angkatan Laut Mesir di Port Said, target kapal perang Eilat berada sejauh 24 km. Kapal Eilat tidak mendeteksi kapal Komar sebagai ancaman karena posisinya yang tengah sandar, kapal tersebut kandas setelah terkena tembakan rudal yang ketiga, tercatat 47 pelaut Israel tewas dan 90 sisanya terluka. Alhasil dunia pun gempar, sebab ini pertama kali sebuah kapal perang dapat ditenggelamkan dengan rudal.
Kelemahan
P-15 mudah terlihat saat diluncurkan, sifat bahan bakar berbasis asam yang digunakan hanya aman pada suhu antara -15ºC hingga +38ºC, Buku pedoman Soviet melarang peluncuran P-15 pada hari yang hangat dan malam yang dingin.
P-15 terbang pada ketinggian 100-300 m di atas permukaan laut (tergantung pada pengaturan, dan variannya), jadi ini bukanlah misil “sea-skimming” menurut standar modern.
Monumen
Styx kini bisa dijumpai sebagai monumen yang menghiasi halaman depan Markas Komando RI Kawasan Barat dan di Museum Satria Mandala Jakarta.
Spesifikasi
Massa 2.580 kg (5.690 pon)
Panjang 5,8 m (19 kaki)
Diameter 0,76 m (2 kaki 6 inci)
Lebar Sayap 2,4 m (7 kaki 10 inci)
Hulu ledak 454 kg (1.001 lb) bermuatan berongga dengan daya ledak tinggi
Mesin Roket berbahan bakar cair, penguat roket berbahan bakar padat
Jangkauan operasional 40 kilometer (25 mil) / 80 kilometer (50 mil)
Ketinggian penerbangan 25 hingga 100 meter (82 hingga 328 kaki)
Kecepatan maksimum Mach 0,95
Sistem panduan INS, pelacak radar aktif, beberapa dilengkapi dengan pelacak inframerah
platform peluncuran kapal, peluncuran darat.
Baca juga : SA-2 Guideline: Rudal Darat Ke Udara Legendaris AURI
Baca juga : ATMACA: Rudal Anti Kapal yang Mewujudkan Kemandirian Industri Pertahanan Turki