Artikel

Sunan Kalijaga, Ulama yang Ahli Seni

ZONA PERANG (zonaperang.com) – Sunan Kalijaga adalah salah satu ulama Wali Songo yang dikenal paling luas pengaruh dan cakupan dakwahnya di tanah Jawa. Sejarah hidup Sunan Kalijaga tidak semulus yang dibayangkan. Sebelum menjadi pendakwah, ia adalah bromocorah alias penjahat.

Riwayat kehidupan Sunan Kalijaga melintas-batas era kerajaan di Jawa yang silih-berganti. Ia menyaksikan perubahan sejak masa akhir Kerajaan Majapahit, lalu Kesultanan Demak, Kesultanan Pajang, hingga awal Kesultanan Mataram Islam.

Remaja nakal

Dilahirkan dengan nama Raden Said pada sekitar 1450 Masehi, Sunan Kalijaga merupakan putra Tumenggung Wilatikta, Bupati Tuban. Di masa mudanya, Raden Said dikenal dengan remaja nakal yang suka berjudi, minum minuman keras, mencuri, dan melakukan banyak perbuatan tercela.

Hal ini membuat ayahnya yang merupakan bangsawan dan penguasa Tuban malu memiliki anak berandalan. Akibatnya, Raden Said diusir dari rumah oleh orang tuanya. Kenakalan Raden Said justru menjadi-jadi. Ia menjadi bromocorah alias penjahat. Kerjaannya membuat onar dan kerusuhan, bahkan konon Raden Said pernah menghabisi nyawa orang.

Dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam (2020) yang ditulis Suhailid, ketika Raden Said merampok dan merampas harta orang-orang, ia dikenal dengan julukan Lokajaya, yang artinya adalah penguasa wilayah. Suatu waktu, Raden Said kena batunya, orang yang akan dirampoknya adalah Sunan Bonang. Karena pengaruh Sunan Bonang itulah, Raden Said akhirnya sadar dan bertobat, serta tidak lagi merampas harta dan melakukan perbuatan tercela.

Sunan Bonang kemudian menjadi guru spiritual Raden Said. Selain belajar Islam kepada Sunan Bonang, Raden Said juga menekuni kesusasteraan Jawa dan belajar mendalang. Kelak, pengetahuan seni dan budayanya inilah yang dijadikan sarana dakwah Islam oleh Sunan Kalijaga sehingga diterima oleh masyarakat setempat.

Dakwah Sunan

Dakwah Sunan Kalijaga Dakwah Raden Said dimulai di Cirebon, di Desa Kalijaga, untuk mengislamkan penduduk Indramayu dan Pamanukan. Karena basis dakwahnya di Desa Kalijaga, Raden Said kemudian dikenal dengan julukan Sunan Kalijaga. Sebagaimana Wali Songo yang lain, Sunan Kalijaga berdakwah dengan pendekatan seni dan budaya.

Ia amat mahir mendalang dan menggelar pertunjukan wayang. Sebagai dalang, ia dikenal dengan julukan Ki Dalang Sida Brangti, Ki Dalang Bengkok, Ki Dalang Kumendung, atau Ki Unehan. Berbeda dengan pertunjukan wayang lainnya, Sunan Kalijaga tidak mematok tarif bagi yang ingin menyaksikan pertunjukan beliau, melainkan cukup dengan menyebut Kalimosodo atau dua kalimat syahadat sebagai tiket masuknya.

Pertunjukan wayang

Dengan begitu, orang-orang yang menyaksikan pertunjukan wayang Sunan Kalijaga sudah masuk Islam. Berkat kelihaian Sunan Kalijaga berbaur, lambat laun masyarakat setempat mengenal Islam pelan-pelan dan mulai menjalankan syariat Islam.

Dalam pertunjukannya, terdapat banyak lakon digubah Sunan Kalijaga yang diadaptasi dari naskah kuno, salah satu yang paling digemari adalah lakon Dewa Ruci, Layang Kalimasada, Lakon Petruk Jadi Raja, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, Sunan Kalijaga juga menambahkan karakter-karakter baru seperti punakawan yang terdiri atas Semar, Bagong, Petruk, dan Gareng.

Selain menggelar pertunjukan wayang, Sunan Kalijaga juga menggubah tembang-tembang yang sarat dengan muatan keislaman, seperti Kidung Rumeksa ing Wengi, Ilir-ilir, dan lain sebagainya. Dalam buku Atlas Wali Songo (2016), Agus Sunyoto menuliskan bahwa selain sebagai dalang dan penggubah tembang, Sunan Kalijaga juga berkreasi sebagai seniman dan penari topeng, perancang pakaian, perajin alat-alat pertanian, hingga penasihat sultan dan kepala-kepala daerah di masa itu.

Sunan Kalijaga menikahi Siti Zainab, adik Sunan Gunung Jati. Istrinya yang lain adalah Dewi Sarah, putri Maulana Ishak. Dari istri-istrinya itu, Sunan Kalijaga memperoleh beberapa anak, di antaranya adalah Watiswara atau Sunan Penggung dan Sunan Muria.

Kedua anaknya itu melanjutkan dakwah yang dirintis Sunan Kalijaga. Tidak ada catatan pasti yang menyebutkan kapan Sunan Kalijaga meninggal dunia. Makamnya terletak di Desa Kadilangu, kira-kira berjarak 3 km dari Masjid Agung Demak.

Baca juga : Daftar Nama Besar Para Pejuang Islam Sepanjang Masa

Baca juga : Sultan Agung Hanyokrokusumo : Penguasa Pertama yang berani melawan VOC

ZP

Recent Posts

Dari Musim Semi ke Kekacauan: Ringkasan Perang Saudara Suriah 2011–2025

Suriah 2011-2025: Dari Protes Damai ke Perang Saudara yang Berkepanjangan Perang Saudara Suriah, yang dimulai…

15 jam ago

Martin Model 262 Convoy: Ambisi VTOL Turboprop Angkatan Laut AS yang Terlupakan

Pada dekade 1950-an, dunia penerbangan militer Amerika Serikat dipenuhi semangat inovasi dan eksperimen. Salah satu…

2 hari ago

Pemberontakan Moral: Gelombang Mundur Tentara & Diplomat AS Tolak Kebijakan zionis Israel

Gerakan #NotInOurName menggema di kalangan militer Fenomena pengunduran diri massal tentara dan diplomat Amerika Serikat…

3 hari ago

Maginot Line: Benteng Megah yang Gagal Menyelamatkan Prancis

Maginot Line: Benteng Impian yang Menjadi Kuburan Harapan Prancis Maginot Line: Kisah Benteng Pertahanan yang…

4 hari ago

Perang Dagang Menuju Perang Dunia: Sejarah dan Pelajaran yang Harus Diingat

Sejarah manusia dipenuhi oleh konflik yang diawali oleh pertikaian ekonomi. Perang dagang bukanlah fenomena baru,…

5 hari ago

Latihan Perang 2015, Ketika David Mengalahkan Goliath: Kapal Selam Saphir Vs Kapal Induk Theodore Roosevelt

Pelajaran dari Lautan: Kerentanan Kapal Induk dalam Era Perang Modern Pada tahun 2015, dunia militer…

6 hari ago