ZONA PERANG(zonaperang.com) Kekaisaran Romawi kuno sudah mengenal geografi. Keilmuan ini ditularkan oleh peradaban Yunani kuno yang telah mengenal cara berhitung. Namun, pengetahuan masyarakat Kekaisaran Romawi dan Yunani kuno tentang dunia, berbeda dengan kita hari ini.
Sayangnya, kita sering salah kaprah tentang kedaulatan Kekaisaran Romawi kuno dengan peta di atas. Mereka memang punya peninggalan di titik-titik tertentu, sehingga kita bisa menyimpulkan batas kekuasaannya.
Akan tetapi, kita, bahkan masyarakat Kekaisaran Romawi kuno sendiri, tidak mengenal batas kekuasaan dengan garis imajiner seperti batas negara-negara modern. Hanya ada sedikit lokasi atau kota yang dibuat dengan perbatasan, itu pun mengandalkan bentang alam seperti sungai atau hutan.
Romawi
Kekaisaran Romawi adalah negara pasca-Republik Roma kuno. Kekaisaran ini mencakup wilayah di sekitar Mediterania di Eropa, Afrika Utara, dan Asia Barat, dan diperintah oleh para kaisar. Adopsi agama Kristen sebagai gereja negara pada tahun 380 M dan runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat secara konvensional menandai berakhirnya zaman kuno klasik dan dimulainya Abad Pertengahan.
Kekaisaran Romawi Timur bertahan selama satu milenium dengan Konstantinopel sebagai ibu kota tunggal, hingga kejatuhan kota itu pada 1453 oleh Muhammad Al-Fatih.
Baca juga : Bagaimana Koloseum dibangun dan mengapa menjadi keajaiban di Romawi serta Dunia
Mengenal bentuk bumi bulat
Peta di atas justru dibuat pada zaman Renaisans oleh kartografer Italia Abraham Ortellius. Peta itu dibuatnya tahun 1606, sebagai rekonstruksi peta Kekaisaran Romawi. Jelas, pada masa itu, batas kekuasaan sudah dikenal oleh masyarakat umum di Eropa, sehingga memandang sampai mana kuasa Kekaisaran Romawi pun bias.
Meski begitu, bukan berarti masyarakat Kekaisaran Romawi kuno tidak mengenal peta. Mereka, walau kekuasaannya di hampir seluruh Eropa dan Afrika Utara, setidaknya juga sudah mengenal bentuk bumi bulat.
Buktinya, sarjana Yunani kuno Eratosthenes telah memperkirakan keliling dunia dengan cukup akurat pada abad kedua SM. Dengan kata lain, paham bahwa bentuk dunia adalah bulat sudah ada sebelumnya.
Masyarakat Kekaisaran Romawi terkadang membuat gambar bola bumi sebagai cara memahami dunia. Dalam mitologi Yunani kuno, ada titan bernama Atlas yang dihukum menggendong bumi bulat selamanya di punggung. Pengilhaman serupa ada pada masyarakat Romawi kuno, seperti dewa Sol Invictus di dalam koin zaman Konstantianus.
Kekuatan imajinasi dan pengukuran
Kekaisaran Romawi membuat beberapa peta dengan beberapa metode yang berbeda dengan kita hari ini. Kita memanfaatkan GPS atau foto satelit untuk menentukan koordinat dan tampang permukaan dari udara. Masyarakat Kekaisaran Romawi tidak memiliki teknologi secanggih itu.
Cara bangsa Romawi kuno membuat peta adalah dengan kekuatan imajinasi dan pengukuran. Metode seperti ini membuatnya sulit memetakan garis pantai yang tepat, karena harus berlayar melewatinya atau menyisiri jalur sungai sampai ke muara.
Oleh karena itu, masyarakat Romawi kuno membayangkan dunia dengan cara yang berbeda. Kita hari ini bisa melihat perselisihan geopolitik, seperti sengketa perbatasan dan punya ketetapan hukum internasional tentang batas-batas.
Tidak memikirkan di mana batas kekaisaran
Sementara orang Romawi kuno, tidak melakukannya. Kekaisaran Romawi tidak memikirkan di mana batas kekaisarannya dengan kerajaan-negara tetangga, sebagai bagian dari geopolitik internasional.
Peta yang terkenal dari masa kekuasaan Kekaisaran Romawi adalah buatan Ptolemeus dari Alexandria (100-170 M). Ptolemeus, lewat bukunya yang terkenal berjudui Geographia, sangat mengesankan karena menggabungkan pengetahuan Yunani, Mesopotamia, dan Romawi.
Geographia merincikan berbagai lokasi dengan koordinat yang rapi. Ptolemeus juga menyematkan instruksi bagaimana peta dalam buku dibuat, termasuk proyeksi keakurat dan arah suatu kota.
Hanya saja, karya Ptolemeus sedikit meragukan jika dibuatnya sendiri. Sebab, tidak ada bukti fasih dan hanya berdasarkan gagasannya, bukan dari salinan peta kuno terdahulu sebagai referensi.
Hanya saja, petanya cukup kuat tentang daerah kekuasaan Kekaisaran Romawi, walau tidak ada batas-batas kawasan. Ditambah lagi, ada beberapa pengertian yang samar tentang beberapa wilayah yang jauh.
Menggunakan sumber dari catatan perjalanan
Sumber rujukan amatlah penting dalam pembuatan peta, seperti bagian daftar pustaka dalam karya ilmiah agar tidak dianggap opini tak berdasar hari ini. Kartografer masa Kekaisaran Romawi kuno harus menemukan katalog dari tempat asal suatu lokasi. Metode ini sangat mahal, bahkan tidak bisa dijangkau oleh masyarakat Kekaisaran Romawi kalangan umum.
Cara lainnya adalah menggunakan sumber dari catatan perjalanan dari musafir yang disebut itineraria. Daftar ini berisi rencana perjalanan seseorang musafir, yang pada akhirnya membantu Kekaisaran Romawi kuno untuk membangun jaringan jalanannya yang terkenal di hampir seluruh Eropa, Timur Tengah, dan Afrika Utara.
Memang, tidak ada peta resmi yang dibuat oleh pemerintah Kekaisaran Romawi. Dengan jalan yang dibuat mereka dan dibuat gambaran rutenya, masyarakat Kekaisaran Romawi bisa tahu di mana lokasi suatu tempat dan memperkirakan batasnya.
Baca juga : 8 Alasan Mengapa Kekaisaran Romawi Runtuh