Film

The Last Emperor: Kisah Tragis Kaisar Terakhir Cina

  • Dari Tahta ke Tawanan: Perjalanan Epik Puyi dalam The Last Emperor
  • The Last Emperor: Tragedi Seorang Kaisar di Tengah Badai Revolusi
  • “The Last Emperor” adalah sebuah film epik biografi yang disutradarai oleh Bernardo Bertolucci. Film ini mengisahkan kehidupan terakhir Kaisar Cina, Puyi, dari masa kanak-kanak hingga akhir hayatnya. Dirilis pada tahun 1987, film ini telah mendapatkan banyak penghargaan, termasuk sembilan Academy Awards, menjadikannya salah satu film yang paling dihormati dalam sejarah perfilman.

The Last Emperor: Sebuah Mahakarya Sinematik yang Mengisahkan Kejatuhan Dinasti Qing

ZONA PERANG (zonaperang.com) The Last Emperor adalah film epik sejarah yang disutradarai oleh Bernardo Bertolucci yang juga menggarap Last Tango in Paris, menceritakan kehidupan Aisin-Gioro Puyi, kaisar terakhir Tiongkok. Film ini tidak hanya memenangkan sembilan Academy Awards, termasuk Best Picture dan Best Director, tetapi juga menjadi salah satu film paling berpengaruh dalam sejarah sinema.

Dengan narasi yang mendalam, visual yang memukau, dan akting yang brilian, The Last Emperor membawa penonton dalam perjalanan emosional melalui kehidupan tragis Puyi, dari masa kecilnya yang megah hingga tahun-tahun terakhirnya yang penuh penyesalan.

Baca juga : Yasuke: Kisah Samurai Afrika di Jepang

Baca juga : 10 Kekaisaran Terbesar dalam Sejarah Dunia

The Last Emperor: Kisah Puyi, dari Tahta Terlarang Hingga Reintegrasi

Film ini dimulai pada tahun 1950-an, ketika Puyi, mantan kaisar Tiongkok, tiba di penjara kamp reedukasi komunis. Dari situ, kisahnya diceritakan dalam alur maju-mundur—berpindah antara kehidupannya di masa kini dan kilas balik tentang masa lalunya.

  • Diusia 3 tahun, Puyi dipilih menjadi Kaisar Tiongkok, meski ia sendiri belum memahami arti kekuasaan.
  • 1912, Revolusi Xinhai menggulingkan Dinasti Qing, dan Puyi dipaksa turun takhta, menjadikannya kaisar tanpa kerajaan.
  • 1920-an – 1930-an, setelah diusir dari Kota Terlarang, ia mencari perlindungan di Jepang, yang kemudian memanfaatkannya sebagai penguasa boneka di Manchukuo (Manchuria) selama Perang Dunia II. Setelah Jepang kalah pada 1945, Puyi ditangkap oleh Uni Soviet dan akhirnya diserahkan ke pemerintahan komunis Mao Zedong di Tiongkok.
  • Dalam tahanan, ia “direhabilitasi”, lalu dilepaskan sebagai warga biasa oleh rejim Mao Zedong, dan menghabiskan sisa hidupnya bekerja sebagai tukang kebun di Beijing hingga kematiannya pada 1967.

Film ini menggunakan struktur narasi non-linear, melompat antara masa lalu dan masa kini, untuk menggambarkan perjalanan emosional Puyi. Kisahnya tidak hanya tentang kejatuhan seorang kaisar, tetapi juga tentang pencarian identitas dan penebusan.

“Bertolucci dengan cemerlang menangkap perasaan keterasingan, kehilangan, dan penyesalan yang mendalam dalam perjalanan hidup Puyi.”

Mengapa The Last Emperor Begitu Istimewa?
  • Satu-satunya film Hollywood yang mendapatkan izin syuting di Kota Terlarang, Beijing.
  • Narasi yang mendalam, Kisah yang kompleks dan menyentuh tentang kehidupan seorang kaisar yang terjebak dalam peralihan zaman.
  • Diceritakan dari sudut pandang Puyi sendiri, membuatnya lebih personal dan dramatis.
  • Penggambaran Tiongkok yang detail dan otentik, dengan desain kostum dan sinematografi yang luar biasa.
  • Memenangkan 9 Oscar, termasuk Film Terbaik, menjadikannya salah satu film sejarah paling diakui sepanjang masa.
Mendidik dan menginspirasi

The Last Emperor bukan sekadar film biografi, tetapi juga sebuah refleksi tentang kejatuhan kekaisaran, kehilangan identitas, dan perjalanan seorang pria yang terjebak dalam perubahan zaman. Dengan visual yang indah, akting yang memukau, serta kisah yang menyentuh, film ini tetap menjadi salah satu karya sinematik paling berkesan tentang sejarah Tiongkok.

Apakah Puyi benar-benar “kaisar terakhir”? Atau hanya seorang pria yang tak pernah memiliki kendali atas takdirnya sendiri?

Baca juga : 26 Agustus 683, Battle of al-Harra: Kematian yang Tragis di Tanah Suci

Baca juga : Downfall (2004): Kisah Terakhir Adolf Hitler dan Kejatuhan Reich Ketiga

 

ZP

Recent Posts

Perempuan Palestina: Pilar Perlawanan Melawan Pendudukan di Women’s History Month

Dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Palestina, perempuan telah memainkan peran yang sangat penting, tidak hanya sebagai…

20 jam ago

Operation Mongoose: Upaya Rahasia Amerika untuk Menggulingkan Fidel Castro

Proyek Kuba dan Upaya Rahasia untuk Menaklukkan Komunisme di Belahan Barat Operasi Mongoose, atau Proyek…

2 hari ago

Solidaritas untuk Palestina: 5 Aksi Nyata yang Bisa Kita Lakukan

Lawan Penindasan! Begini Cara Anda Bisa Membantu Palestina Lima Langkah Konkret untuk Mendukung Palestina dari…

3 hari ago

Southeastern Anatolia Project (GAP): Proyek Ambisius Turki untuk Mengendalikan Air di Timur Tengah

Air Sebagai Senjata: Bagaimana Proyek Anatolia Tenggara Mengubah Dinamika Geopolitik Dari Pembangunan ke Penguasaan: Dampak…

4 hari ago

27 Februari 2019: Saat PAF dan IAF Bertempur di Langit Kashmir

Operasi Swift Retort vs Operasi Bandar: Analisis Pertempuran Udara India-Pakistan Aset IAF tidak berada di…

5 hari ago

Yak-141 “Freestyle”: Jet Soviet yang Menginspirasi F-35B Lightning

Pioneering Flight: The Story of Yak-141 and Its Influence on F-35B Development Yak-141: Jet Tempur…

6 hari ago