Vikings: War for England - Danelaw: Sejarah dan Pengaruh Viking di Inggris
ZONA PERANG(zonaperang.com) Danelaw adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Inggris di mana hukum-hukum bangsa Viking, atau lebih khususnya hukum-hukum Denmark, berlaku di bawah kekuasaan bangsa Norse. Dalam konteks sejarah, Danelaw menjadi simbol pertarungan sengit antara Anglo-Saxon dan bangsa Viking yang datang dari Skandinavia dengan satu tujuan—merebut kendali atas Inggris.
Pertarungan untuk Inggris dimulai pada akhir abad ke-8, ketika bangsa Viking pertama kali menyerbu pulau-pulau di sekitar Inggris, membawa serta kematian dan kehancuran. Selama bertahun-tahun, mereka mengincar kekayaan dan sumber daya, menyerbu gereja-gereja, kota-kota, dan desa-desa di sepanjang pesisir Inggris. Namun, gelombang ini berubah drastis pada abad ke-9 ketika bangsa Viking tidak hanya menyerang untuk merampok, tetapi mulai menetap di wilayah Inggris dan berusaha menguasai tanah tersebut.
“Pada tahun 865, Tentara Besar Heathen, sebuah koalisi besar dari berbagai kelompok Viking, tiba di Inggris dengan tujuan untuk menaklukkan dan menetap, bukan hanya merampok.”
Baca juga : Ahmad Ibnu Fadlan Sang utusan Khalifah ke Rusia dan Film Hollywood The 13th Warrior
Baca juga : Lobi Zionis: Bagaimana AIPAC Mempengaruhi Pemilihan Presiden dan Kebijakan Amerika
Pada tahun 865, apa yang dikenal sebagai Great Heathen Army (Pasukan Besar Heathen) mendarat di pantai Inggris. Aliansi tentara Viking dari berbagai wilayah Skandinavia ini menjadi ancaman besar bagi Kerajaan Anglo-Saxon, terutama Wessex, Mercia, dan Northumbria. Setelah serangkaian pertempuran yang brutal, bangsa Viking berhasil menguasai sebagian besar wilayah timur laut Inggris dan menetapkan hukum mereka di sana, yang kemudian dikenal sebagai Danelaw.
Danelaw merupakan wilayah di mana hukum, budaya, dan tradisi Viking diterapkan, yang mencakup kota-kota seperti York (Jorvik), Nottingham, Leicester, Derby, dan Lincoln. Wilayah ini menjadi pusat kekuasaan bangsa Viking di Inggris, yang berbeda dari wilayah Anglo-Saxon di bagian selatan dan barat Inggris yang dipimpin oleh Raja Alfred dari Wessex.
Perjuangan antara Anglo-Saxon dan Viking tidak berakhir dengan penetapan Danelaw. Perang terus berlanjut, dengan Wessex, yang dipimpin oleh Raja Alfred, melakukan perlawanan terhadap kekuasaan Viking. Salah satu momen paling penting dalam konflik ini adalah Pertempuran Edington pada tahun 878, di mana Raja Alfred berhasil mengalahkan pasukan Viking yang dipimpin oleh Guthrum. Kemenangan ini menandai titik balik dalam perang untuk kendali Inggris.
Melalui Perjanjian Wedmore, Alfred mengakui Danelaw sebagai wilayah Viking, tetapi juga menetapkan batas kekuasaan mereka dan memastikan bahwa mereka akan memeluk agama Kristen. Perjanjian ini tidak menghentikan perseteruan, tetapi menjadi dasar bagi pembagian kekuasaan di Inggris pada saat itu. Konflik berlanjut hingga abad ke-10, ketika akhirnya bangsa Viking secara bertahap kehilangan kekuasaan mereka di Danelaw, dan kerajaan Inggris bersatu kembali di bawah kendali Anglo-Saxon.
“Setelah kekalahan di Edington, pemimpin Viking Guthrum dan Raja Alfred menandatangani perjanjian yang membagi Inggris menjadi dua bagian: wilayah Anglo-Saxon di selatan dan barat, dan Danelaw di utara dan timur.”
Meskipun kekuasaan Viking di Danelaw akhirnya runtuh, pengaruh mereka tetap bertahan dalam berbagai aspek kebudayaan Inggris. Dari bahasa, hukum, hingga struktur sosial, bangsa Viking memberikan dampak yang signifikan. Banyak nama tempat di wilayah timur laut Inggris yang masih menggunakan nama-nama Norse, dan beberapa praktik hukum Viking mempengaruhi perkembangan sistem hukum di Inggris.
Danelaw memiliki sistem hukum yang berbeda, yang dikenal sebagai “Danelag”. Hukum ini lebih mengutamakan denda daripada hukuman fisik dan memiliki pengaruh besar pada sistem hukum Inggris di masa depan.
Danelaw juga menjadi bukti dari kekuatan bangsa Viking sebagai bangsa penakluk, bukan hanya perompak. Mereka tidak hanya sekadar menyerang, tetapi juga menetap, berasimilasi, dan membentuk tatanan sosial baru di wilayah yang mereka kuasai.
Baca juga : Mirza Ghulam Ahmad dan Kolonialisme: Sejarah Ahmadiyah yang Kontroversial
Baca juga : Permainan Besar di Timur Tengah: Jalinan Wahabi, Saudi, Inggris dan Zionisme
Jejak Luka Kolonialisme dalam The Battle of Algiers Di antara banyak film sejarah, The Battle…
Serangan Rudal Pertama di Asia Selatan: Kisah Operation Trident Operation Trident, yang dilaksanakan oleh Angkatan…
Shalahuddin dan Dinasti Syi'ah: Kolaborasi atau Konflik? Shalahuddin al-Ayyubi, atau lebih dikenal sebagai Saladin, adalah…
Legenda dari Hutan Salju: Simo Häyhä dan Peperangan Musim Dingin Simo Häyhä, yang lebih dikenal…
Kawasaki P-1: Solusi Canggih untuk Ancaman Maritim Abad ke-21 Kawasaki P-1 adalah pesawat patroli maritim…
Ketika Drone Lepas Kendali: Pertempuran Palmdale 1956 Pertempuran Palmdale 1956: Ketika Jet Tempur Gagal Mengalahkan…