Skip to content
Zona Perang – Prepare For Future War

Zona Perang – Prepare For Future War

Informasi seputar Militer, Teknologi, Film, Politik dan hal-hal Unik.

  • Beranda
  • Hari ini dalam Sejarah
  • Artikel
  • Berita
  • Film
  • Foto
  • Toggle search form
  • Penyerahan Filipina ek Jepang oleh tentara Amerika 1942
    06 Mei 1942, The Fall of the Philippines : Semua pasukan Amerika di Filipina menyerah tanpa syarat Hari ini dalam Sejarah
  • melbourne_argus_darwin_bombing
    19 Februari 1942, Battle of Darwin : daratan Australia diserang untuk pertama kalinya oleh Jepang Hari ini dalam Sejarah
  • 5 Oktober 1914, Kemenangan pertempuran udara pertama : Pesawat terbang vs pesawat di atas Prancis
    5 Oktober 1914, Kemenangan pertempuran udara pertama : Pesawat terbang vs pesawat di atas Prancis Hari ini dalam Sejarah
  • Peta Sisilia dan pergerakan pasukan Aghlabids (الأغالبة) sebuah dinasti amir Arab dari suku Najdi Banu Tamim, yang memerintah Ifriqiya dan sebagian Italia Selatan, Sisilia dan Sardinia, secara nominal atas nama Khalifah Abbasiyah selama sekitar satu abad sampai digulingkan oleh kekuatan baru Fatimiyah.
    21 Mei 878, Jatuhnya Syracuse(ibukota Romawi Sisilia) : Ekspansi pasukan muslim di Italia selatan Hari ini dalam Sejarah
  • Pemakaman Johannes Erwin Eugen Rommel , yang memiliki Julukan "Rubah Gurun"
    Bunuh Diri Paksa untuk Jenderal Nazi Jerman Field Marshall Rommel Artikel
  • Pesawat Penerbangan 19
    Hilangnya Penerbangan 19(Flight 19) secara Misterius di Segitiga Bermuda (Hari Ini Dalam Sejarah) Artikel
  • Hubungan AS-Taiwan
    Taiwan Relations Act 1979: “Payung hukum” Perlindungan Amerika ke Taiwan Artikel
Sarin ditemukan pada tahun 1938 di Wuppertal-Elberfeld di Jerman oleh para ilmuwan di IG Farben yang mencoba membuat pestisida yang lebih kuat; itu adalah yang paling beracun dari empat agen saraf G-Series yang dibuat oleh Jerman.

Yang Terjadi Selama Serangan senjata Kimia (dan yang Harus Dilakukan Jika Kita Mengalaminya)

Posted on Agustus 14, 2022 By ZP

ZONA PERANG(zonaperang.com) Lebih dari 80 orang tewas termasuk 20 di antaranya adalah anak-anak meninggal dunia dan banyak lagi yang terluka dalam dugaan serangan senjata gas kimia sarin di wilayah utara-barat Suriah pada April 2017 lalu / Serangan kimia Khan Shaykhun. Sarin adalah agen saraf buatan manusia yang menyebabkan rasa sakit menyengat tak tertahankan.

Berdasarkan Konvensi Senjata Kimia tahun 1993, penggunaan senjata kimia dalam perang telah dilarang. Di bawah hukum internasional, sarin termasuk ke dalam senjata kimia pemusnah masal.

Apa sebenarnya sarin itu, apa jadinya jika tubuh terkena paparan gas sarin dalam jumlah besar, dan seperti apa penanganan daruratnya — jika Anda suatu saat terjebak dalam situasi yang sama?

Apa itu sarin?

Sarin adalah senjata kimia buatan manusia yang tergolong agen saraf (sebutan NATO GB [kependekan dari G-series, “B”]). Agen saraf adalah agen senjata kimia yang paling beracun dan menimbulkan gejala cepat hanya dalam hitungan detik saja.

Sarin hampir tidak mungkin dideteksi sampai terlambat. Kita bahkan tidak tahu itu ada di sana sampai tubuh kita bereaksi. Ini karena sarin adalah cairan yang tak berwarna, serta tidak memiliki bau dan rasa yang dapat diuraikan. Namun, sarin bisa menguap dengan cepat menjadi uap (gas) dan menyebar ke lingkungan.

Penggunaan sebagai senjata

Sarin digunakan dalam dua serangan teroris di Jepang pada tahun 1994 dan 1995(Insiden Matsumoto & Serangan sarin kereta bawah tanah Tokyo), dan kemudian digunakan lagi pada serangan di kota Syria tahun 2013(Serangan kimia Khan al-Assal & Serangan kimia Ghouta) . Padahal bahan kimia ini awalnya tidak dimaksudkan sebagai senjata.

Di April 1988, Sarin digunakan empat kali melawan tentara Iran pada akhir Perang Iran-Irak, membantu pasukan Irak untuk merebut kembali kendali Semenanjung al-Faw selama Pertempuran Kedua al-Faw dan di tahun 2002 Aktivis pro-Chechnya Ibn al-Khattab mungkin telah dibunuh dengan sarin oleh pemerintah Rusia.

Seorang ahli kimia asal Jerman, Gerhard Schrader, pada tahun 1937 hanya bermaksud mengembangkan sarin sebagai insektisida. Oleh para ilmuwan Nazi di Wuppertal-Elberfeld, sarin kemudian dikembangkan menjadi gas saraf senjata perang setelah mengetahui potensi dampaknya yang mengerikan pada tubuh manusia karena itu adalah yang paling beracun dari empat agen saraf G-Series yang dibuat oleh begeri Bavaria.

Meskipun sarin, tabun dan soman dimasukkan ke dalam peluru artileri, Jerman tidak menggunakan agen saraf terhadap target Sekutu. Adolf Hitler menolak untuk memulai penggunaan gas seperti sarin sebagai senjata

Sarin digunakan dalam beberapa serangan simultan di wilayah Ghouta di Kegubernuran Rif Dimashq Suriah selama Perang Saudara Suriah. Berbagai sumber memberikan korban tewas 322 hingga 1.729 orang
Sarin digunakan dalam beberapa serangan simultan di wilayah Ghouta di Kegubernuran Rif Dimashq Suriah selama Perang Saudara Suriah. Berbagai sumber memberikan korban tewas 322 hingga 1.729 orang

Baca juga : 14 Peristiwa Penggunaan Senjata Kimia setelah Perang Dunia Pertama

Baca juga : 7 Senjata Paling Mematikan dalam Sejarah Manusia

Bagaimana sarin bekerja menyerang tubuh?

Ketika digunakan sebagai senjata, sarin biasanya ditembakkan lewat roket atau peluru yang kemudian pecah dan menyemprotkan cairan tersebut sebagai gas aerosol — jutaan tetesan kecil yang cukup halus untuk dihirup atau menghujani kulit dan mata. Bayangkan semprotan nyamuk, atau saat kita menyemprotkan parfum. Sarin kemudian akan menguap menjadi gas yang bercampur dengan udara sekitarnya.

Sarin mudah bercampur dengan air

Sarin mudah bercampur dengan air. Setelah sarin tercampur ke dalam air, orang-orang bisa terpapar dengan menyentuh atau meminum air yang mengandung sarin. Mereka juga bisa terpapar sarin dari makanan yang telah tercemar sarin. Pakaian seseorang bisa melepaskan sarin setelah bersentuhan dengan uap sarin, yang bisa menyebabkan penyebaran paparan pada orang lain.

Saraf kita berbicara satu sama lain dengan melepaskan zat kimia yang disebut neurotransmitter. Agen saraf seperti sarin bekerja mengubah fungsi neurotransmitter tersebut. Begitu masuk ke dalam tubuh, sarin mengganggu enzim yang disebut asetilkolinesterase, neurotransmiter yang berfungsi sebagai “saklar” tubuh untuk kerja saraf pengendali kelenjar dan otot. Tanpa “saklar off”, kelenjar dan otot terus dirangsang secara brutal, menyuruh mereka melakukan hal-hal yang biasanya mereka lakukan, tapi dengan frekuensi yang berubah. Akibatnya, tubuh akan bekerja seperti kaset rusak — terus melakukan instruksi yang sama berulang kali.

Mengalami kejang hebat dan kemudian lumpuh

Dalam beberapa detik terpapar sarin, kontrol otot polos kemudian juga akan terhambat. Otot polos adalah jaringan yang memastikan organ seperti lambung, usus dan kandung kemih bekerja secara efektif. Akibatnya, akan ada produksi air mata berlebihan, diikuti pula oleh air liur, air kencing, feses, dan muntah yang tak terkendali. Penglihatan juga kabur dan pernapasan jadi sangat terbatasi karena dada terasa sesak.

Jika seseorang telah terpapar dengan jumlah sarin yang mematikan, tubuh akan mulai mengalami kejang hebat dan kemudian lumpuh. Beberapa korban menggambarkannya seperti sekantong cacing yang menggeliat di bawah kulit. Anda mendapatkan banyak gerakan kecil dari semua otot di tubuh Anda. Kemudian, setelah satu atau dua menit, otot Anda lumpuh, dan Anda tidak dapat mengoperasikan otot yang dibutuhkan untuk bernapas.

Tanda dan gejala langsung dari paparan sarin saat serangan gas kimia

Gejala pertama meliputi kebingungan, rasa kantuk, dan sakit kepala; mata berair, mata nyeri, penglihatan buram, pupil kecil; batuk, mengiler, pilek, pernapasan cepat, sesak dada; korban menggambarkan gas sarin sebagai “pisau yang terbuat dari api” yang merobek paru-paru mereka; berkeringat berlebihan, otot berkedut di lokasi tubuh yang terkena paparan; mual, muntah, sakit perut, kencing meningkat, diare; hingga kelemahan tubuh, tekanan darah dan denyut jantung abnormal.

Paparan dalam dosis mematikan dapat menyebabkan kejang parah berlanjut, hilang kesadaran hingga koma, kelumpuhan total, hingga kegagalan bernapas.

Bagaimana penanganan darurat untuk menghadapi serangan gas kimia

Setelah menghirup langsung dosis yang mematikan, dibutuhkan waktu sesedikit 60 detik untuk korban bisa mati. Serangan kimia skala besar bisa membunuh dalam waktu 10 menit. Sarin tidak selalu membunuh, tapi korbannya bisa menderita parah sampai efeknya lenyap.

CDC / Centers for Disease Control and Prevention Amerika merekomendasikan untuk meninggalkan daerah di mana gas sarin hadir dan mencari udara segar. Mereka juga merekomendasikan untuk mengungsi naik ke tempat yang lebih tinggi, karena gas sarin tenggelam ke bawah. CDC juga mengatakan bahwa korban serangan gas kimia sarin harus:

  • Tanggalkan pakaian dengan cepat, robek jika perlu.
  • Untuk melindungi dari paparan lebih lanjut, letakkan pakaian yang terkontaminasi di dalam tas, lalu segel dalam tas lain sesegera mungkin.
  • Cuci seluruh tubuh dengan sabun dan air banyak
  • Siram mata selama 10-15 menit jika penglihatan kabur
  • Jika tertelan, jangan memaksakan muntah atau minum cairan

Membilas tubuh korban yang terkena paparan sarin dalam dosis tinggi dengan air mengalir dapat membantu peluruhan racun yang menempel di kulit. Pemberian napas bantuan dengan oksigen dapat mengurangi kesulitan bernapas, namun cara ini tidak dapat menghentikan efek sarin atau membalikkan kerusakan yang ditimbulkannya pada saraf. Sebaiknya segera dapatkan bantuan medis.

Pengobatan utamanya adalah suntikan dengan obat penawar kimia yang disebut atropin atau pralidoxime. Keduanya bekerja menghambat efek sarin pada sistem saraf dan dapat menghidupkan kembali korban serangan gas kimia yang hampir mati. Baik atropin dan pralidoxime harus diberikan kepada korban dalam waktu 10 menit setelah paparan pertama untuk efek penawarnya bekerja efektif.

Penggunaan bahan kimia beracun sebagai senjata sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, tetapi penggunaan senjata kimia skala besar pertama adalah selama Perang Dunia I. Mereka terutama digunakan untuk mendemoralisasi, menghina, dan membunuh para prajurit yang tidak pandang bulu dan umumnya sangat lambat atau statis akan paling efektif.
Penggunaan bahan kimia beracun sebagai senjata sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, tetapi penggunaan senjata kimia skala besar pertama adalah selama Perang Dunia I. Mereka terutama digunakan untuk mendemoralisasi, menghina, dan membunuh para prajurit yang tidak pandang bulu dan umumnya sangat lambat atau statis akan paling efektif.

Baca juga : 10 Agustus 1961, Penggunaan pertama kalinya senjata kimia “Agen Orange” oleh penasehat militer Amerika untuk menggunduli hutan Vietnam

Baca juga : 12 Juli 1917, Gas mustard : Senjata kimia yang mulai digunakan untuk pertama kalinya

Gas attack from the dead on the German defence line during world war 1

0Shares
Artikel Tags:Cara mengatasi serangan kimia, Sarin, Serangan senjata Kimia

Navigasi pos

Previous Post: 12 Agustus 2000, Bencana kapal selam K-141 Kursk : Kapal selam Angkatan Laut Rusia meledak dan tenggelam di Laut Barents selama latihan militer yang menewaskan seluruh awaknya
Next Post: Senapan mesin ringan FN Minimi 5.56mm, Belgia

Related Posts

  • Gladiator: Lebih dari Sekadar Petarung, Mereka Adalah Bintang Pop Romawi
    Gladiator: Lebih dari Sekadar Petarung, Mereka Adalah Bintang Pop Romawi Artikel
  • MD 500 Defender: Helikopter Kecil yang Mengubah Wajah Perang Modern
    MD 500 Defender: Helikopter Kecil yang Mengubah Wajah Perang Modern Artikel
  • MIM-72A/M48 Chaparral
    Sistem rudal permukaan-ke-udara bergerak MIM-72A/M48 Chaparral, Amerika Serikat(1967) Artikel
  • Nasionalisme: Alat Penjajahan Barat yang Memecah Belah Umat Islam
    Nasionalisme: Alat Penjajahan Barat yang Memecah Belah Umat Islam Artikel
  • Destroyer type 55
    Kapal destroyer Type 055(NATO Renhai-class cruiser) : Kekuasaan, prestise dan keagungan China Artikel
  • Kisah Sahabat Nabi: Khabbab bin Arats
    Kisah Sahabat Nabi Khabbab bin Arats : Ahli pembuat pedang dan guru dalam Ilmu serta Pengorbanan Artikel
  • kedatangan-bangsa-belanda
    (Actually) Tujuan Bangsa Eropa Datang ke Indonesia Artikel

Recent Posts

  • Fakta yang Tak Terbantahkan: Jejak Kebohongan dalam Sejarah Intervensi Amerika Serikat
  • Ketika Barat Melemah: Akankah Zionis Israel Berpaling ke Cina sebagai Pelindung Baru?
  • Indramayu, Cirebon, dan Pantura: Mengapa Lebih Jawa daripada Sunda?
  • Setelah Iran Melemah: Mengapa Pakistan, Türkiye, dan Indonesia Jadi Sorotan?
  • Inception: Menyelami Dunia Mimpi dan Realitas Tanpa Batas
Tidak ada komentar untuk ditampilkan.

Archives

  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • Agustus 2024
  • Juli 2024
  • Mei 2024
  • April 2024
  • Maret 2024
  • Februari 2024
  • Januari 2024
  • Desember 2023
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juli 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Maret 2023
  • Februari 2023
  • Januari 2023
  • Desember 2022
  • November 2022
  • Oktober 2022
  • September 2022
  • Agustus 2022
  • Juli 2022
  • Juni 2022
  • Mei 2022
  • April 2022
  • Maret 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • Desember 2021
  • November 2021
  • Oktober 2021
  • September 2021
  • Artikel
  • Beranda
  • Berita
  • Film
  • Foto
  • Hari ini dalam Sejarah
  • Tokoh
  • Uncategorized

Categories

  • Masih ada Palestina
    (Kartun dan meme) Israel Vs Ukraina Vs Palestina Foto
  • Sistem Satelit Navigasi Pemosisian Global(GPS), Amerika Serikat Artikel
  • Bill Clinton, Jeffrey Epstein, Gadis di Bawah Umur, Mossad dan Pemerasan
    Bill Clinton, Jeffrey Epstein, Gadis di Bawah Umur, Mossad dan Pemerasan Artikel
  • Sejarah dan Dinamika Politik Syria: Dari Tanah Syam hingga Kejatuhan Rezim Bashar al-Assad
    Sejarah dan Dinamika Politik Syria: Dari Tanah Syam hingga Kejatuhan Rezim Bashar al-Assad Artikel
  • Bara Diakhir Babak: Menjelang September 1965
    Umat Islam, PKI dan Militer : Babak Akhir Jelang Pemberontakan Komunis September 1965 Artikel
  • Zaid bin Tsabit
    Kisah Sahabat Nabi Zaid bin Tsabit : Sang prajurit pejuang nan cerdas dan penulis wahyu Artikel
  • Rudal Anti-Tank 9M113 Konkurs "AT-5 Spandrel" (1974), Uni Soviet
    Rudal Anti-Tank 9M113 Konkurs “AT-5 Spandrel” (1974), Uni Soviet Artikel
  • Air Force One
    Air Force One : Kantor Presiden Amerika di Angkasa Artikel
  • Sukhoi T-4: Ambisi Pengebom Supersonik Uni Soviet yang Tak Terwujud
    Sukhoi T-4: Ambisi Pengebom Supersonik Uni Soviet yang Tak Terwujud Artikel

Copyright © 2025 Zona Perang – Prepare For Future War.

Powered by PressBook News WordPress theme