ZONA PERANG(zonaperang.com) Masa Bahagia Kedua / Second Happy Time secara resmi Operasi Paukenschlag (“Operasi Genderang”), dan juga dikenal di antara para komandan kapal selam Jerman sebagai “Musim Penembakan Amerika” adalah fase dalam Pertempuran Atlantik di mana kapal-kapal selam Poros menyerang pelayaran dagang dan kapal angkatan laut Sekutu di sepanjang pesisir timur Amerika Utara.
“Musim Penembakan kapal Amerika oleh Jerman berakhir karena mulai efektifnya pengawalan yang dilakukan oleh sekutu untuk melindungi konvoi kapal perang dan dagangnnya”
Musim Tembak Pertama terjadi pada tahun 1940-1941 di Atlantik Utara dan Laut Utara. Adolf Hitler dan Benito Mussolini menyatakan perang terhadap Amerika Serikat pada 11 Desember 1941, dan akibatnya angkatan laut mereka dapat memulai Masa Bahagia Kedua.
Baca juga : Kapal selam diesel Howaldtswerke-Deutsche Werft GmbH (HDW) U212 / U214, Jerman
Masa Keemasan
Masa Bahagia Kedua berlangsung dari Januari 1942 hingga sekitar Agustus tahun itu dan melibatkan beberapa operasi angkatan laut Jerman, termasuk Operasi Neuland. Kapal selam Jerman menamainya “Masa Bahagia” atau “Masa Keemasan”, karena langkah-langkah pertahanan yang lemah dan tidak terorganisir, dan kapal U-boat mampu menimbulkan kerusakan besar dengan sedikit risiko.
Selama periode ini, kapal selam Axis menenggelamkan 609 kapal dengan total 3,1 juta ton. Hal ini menyebabkan hilangnya ribuan nyawa, terutama para pelaut dagang, dengan kerugian hanya 22 kapal U-boat. Meskipun lebih sedikit daripada kerugian selama kampanye Perang Dunia Pertama pada 1917, jumlah kapal yang tenggelam pada periode ini menyamai sekitar seperempat dari seluruh kapal yang ditenggelamkan oleh U-boat selama Perang Dunia Kedua.
Pearl Harbor Kedua Amerika
Sejarawan Michael Gannon menyebutnya sebagai “Pearl Harbor Kedua Amerika” dan menyalahkan kegagalan negara untuk merespons serangan dengan cepat pada kelambanan Laksamana Ernest J. King, panglima tertinggi Angkatan Laut Amerika Serikat (USN).
Karena King juga menolak tawaran Inggris untuk menyediakan kapal-kapal mereka sendiri bagi angkatan laut AS, maka terlambatnya pembentukan sistem konvoi sebagian besar disebabkan oleh kurangnya kapal pengawal yang sesuai, yang mana konvoi dianggap lebih rentan daripada kapal-kapal yang berjalan sendiri-sendiri.
Kekhawatiran masyarakat atas tenggelamnya kapal-kapal tersebut diatasi dengan kombinasi kerahasiaan dan propaganda yang menyesatkan. Angkatan Laut AS dengan percaya diri mengumumkan bahwa banyak U-boat yang “tidak akan pernah menikmati bagian akhir dari perjalanan mereka” tetapi sayangnya, rincian dari U-boat yang tenggelam tidak dapat diumumkan kepada publik agar informasi tersebut tidak membantu musuh.