ZONA PERANG (zonaperang.com) – Pertempuran Zab adalah peperangan yang terjadi pada 750 Masehi di Sungai Zab, anak Sungai Tigris di Irak.
Dalam peperangan ini, pasukan Bani Abbasiyah melawan Kekhalifahan Umayyah yang tengah berkuasa.
Pertempuran Zab menjadi puncak pergolakan Revolusi Abbasiyah, yang berujung pada berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah dan dimulainya Kekhalifahan Abbasiyah(750 -1258).
Latar belakang
Pada 747 M, perlawanan mulai muncul terhadap Bani Umayyah, yang berkuasa hampir di seluruh Timur Tengah sejak 661 M.
Penyebab utama pemberontakan adalah kesenjangan yang meningkat antara orang-orang pinggiran Khilafah dan pemerintah Umayyah yang berbasis di Damaskus. Selain itu, Abbasiyah menggunakan isu menganggap kekuasaan Bani Umayyah tidak sah karena bukan keturunan langsung Nabi Muhammad(fakta yang belakangan ini banyak digunakan selama revolusi)
Masyarakat kemudian mendukung Bani Abbasiyah, yang merupakan keturunan dari paman Nabi Muhammad yang bernama Abbas(Al-Abbas ibn Abd al-Muttalib). Keturunan keempat Abbas yang bernama Ibrahim lantas melancarkan serangan pertama yang didukung oleh Provinsi Khorasan, Iran, dan Arab Syiah.
Baca Juga : Abdullah bin Saba’, Yahudi, Syiah dan Kekacauan dunia
Ketika Ibrahim berhasil ditangkap pada 747 M, pemberontakan berlanjut di bawah pimpinan adiknya, Abdallah atau Abu al-‘Abbas as-Saffah.
Pada Oktober 749 M, Abu as-Saffah dinyatakan sebagai khalifah dan tentaranya telah memasuki Kufah, sebuah pusat Muslim di Irak Selatan.
Abu as-Saffah segera bertolak untuk menggempur kekuatan Bani Umayyah yang tengah dipimpin oleh Marwan II sebagai khalifahnya.
Jalannya Pertempuran Zab
Memasuki tahun 750 M, pasukan gabungan Abbasiyah, Khawarij dan Syiah melancarkan serangan terhadap Bani Umayyah di Sungai Zab.
Meskipun Marwan II memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dan tangguh daripada lawannya, ternyata semangat juang koalisi Abbasiyah lebih tinggi.
Baca Juga : 6 Ramadhan 223 Hijriah; Teriakan Muslimah yang membuka gerbang kota Amorium
Baca Juga : 3 September 1260, Pertempuran Ain Jalut: Runtuhnya Mitos Kedigdayan dan Awal Hancurnya Kekaisaran Mongol
Dalam pertempuran, banyak pasukan Umayyah yang goyah dan kelelahan akibat kekalahan serangkaian perang sebelumnya. Sedangkan pasukan Abbasiyah justru mengadopsi taktik perang Bani Umayyah dari pertempuran sebelumnya, yakni dengan membentuk dinding dari tombak.
Taktik ini terbukti berhasil dan pasukan Bani Umayyah tidak dapat menembus pertahanan mereka. Pada akhirnya, Marwan II mengalami kekalahan telak dari Abu as-Saffah, di mana sekitar 300 kerabatnya meninggal dalam pertempuran.
Hasil Pertempuran Zab
Pertempuran dimenangkan oleh para pemberontak. Khalifah Marwan melarikan diri ke arah Mesir dan akhirnya terbunuh beberapa bulan kemudian di Abusir, kota kecil dipinggir Sungai Nil. Setelah kematiannya, As-Saffah menggantikannya sebagai khalifah
Kekalahan Bani Umayyah secara otomatis menjadi awal pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah. Kendati demikian, kekuasaan Dinasti Umayyah masih berlanjut di Kordoba, Spanyol, hingga abad ke-11.
Baca Juga : Jarang Diketahui, 7 Pertempuran yang Menentukan Sejarah Dunia
Baca Juga : 7 Fakta Pertempuran Badar(Perang Badar)