ZONA PERANG (zonaperang.com) Hindu dan Islam punya sejarah konflik yang panjang di India. Ironisnya, itu pula yang membantu Bangladesh dari bangsa menjadi negara.
India dan Pakistan merdeka dari Inggris pada 1947. Mayoritas umat Hindu berpusat di India, sedangkan banyak umat Islam memilih menjadi warga negara Pakistan. Perpisahan ini kerap disebut Partisi dalam catatan sejarah dunia.
Perselisihan dua agama
Kelak, masalah ini pula yang memicu perselisihan dua agama tersebut dan terus bertahan hingga sekarang.
Para politisi yang tengah berkuasa pada suatu masa juga nampak tutup mata. Mereka bersikeras pemerintah tidak membiarkan konflik antar agama berkecamuk, tapi di sisi lain mereka juga tidak menindak tegas pelaku penganiayaan dan menyalahkan korban.
Anggota parlemen dari Partai Bharatiya Janata (BJP)sebuah partai Nasionalisme Hindu (Hindutva)misalnya: Giriraj Singh menyebut bahwa seharusnya umat Muslim di India sudah minggat ke Pakistan sejak dulu, tepatnya pada 1947 ketika Muhammad Ali Jinnah mendirikan Pakistan 14 Agustus, sehari berselang sebelum India bebas dari kolonialisasi Inggris.
Berpisah dengan Pakistan
Di bawah Pakistan, Bangladesh disebut sebagai Pakistan Timur. Diskriminasi terhadap daerah Pakistan menjadi sangat kuat ketika pemilihan gubernur jenderal pertama Pakistan pada 1970. Sheikh Mujibur Rahman(17 Maret 1920 – 15 Agustus 1975) yang diusung oleh Liga Awami di Pakistan Timur berhasil mendapat 160 suara dari 300 suara parlemen. Pesaingnya, Pakistan Peoples Party (PPP) hanya berhasil meraih 81 suara.
Seharusnya, Rahman menjadi pemimpin Pakistan, tetapi PPP menolak keputusan itu. Unjuk rasa meledak di Pakistan Timur dan gelombang suara meminta kemerdekaan sendiri dari bangsa Bengal semakin kuat.
Secara umum terlihat bahwa Pakistan Barat lebih dominan secara politik dan mengeksplotasi Timur secara ekonomi, menimbulkan banyak keluhan.
Menaikan bendera Bangladesh
Pada Hari Republik Pakistan tanggal 23 Maret, masyarakat Pakistan Timur berbondong-bondong menurunkan bendera Pakistan dan menaikan bendera Bangladesh dengan lambang lingkaran merah dengan latar belakang warna hijau.
Dua hari berselang, Presiden Pakistan Agha Muhammad Yahya Khan(4 February 1917 – 10 August 1980) mengirim 18 ribu personel pasukan ke Pakistan Timur untuk menjegal demonstrasi. Operation Searchlight(26 March 1971 – 25 May 1971), demikian nama operasi militer tersebut, berakhir sebagai genosida etnis Bengal di Pakistan Timur.
Hasilnya, 30 juta orang Bengal kehilangan tempat tinggal, 10 juta mengungsi ke India, dan setidaknya 1 juta orang meninggal dunia. Pada 26 Maret, Rahman ditangkap atas tuduhan pengkhianatan. Tapi, Pakistan sedikit terlambat. Rahman ditangkap hanya beberapa jam sebelum mendeklarasikan kemerdekaan Bangladesh.
Dalam sebuah catatan yang disunting ahli politik Ali Riaz dalam Bangladesh: A Political History Since Independence (2016) menyebutkan: “Syekh Mujib dengan tenang menunggu untuk ditangkap.”
Masih dalam buku yang sama, pada 26 Maret 1971, tepat hari ini 49 tahun lalu, itu media Los Angeles Times menggambarkan bahwa deklarasi kemerdekaan dilakukan di tengah-tengah perang terbuka yang berkecamuk. Siaran radio kala itu menyatakan “Syekh telah mendeklarasikan 75 warga Pakistan Timur kini menjadi warga negara Bangladesh yang berdaulat.”
India memberikan bantuan
Apa hubungannya dengan India? Setelah deklarasi itu, Bangladesh terlibat perang dengan Pakistan. India-lah yang senantiasa memberikan bantuan. Bagaimanapun, konflik agama dengan Pakistan terus membayangi India. Bangladesh berdiri di atas fondasi itu.
Baca juga : Terungkap, Israel Takut Pakistan Kuasai Nuklir, Mossad Gelar Operasi
Baca juga : Pesawat Pemberi Peringatan Dini Tupolev Tu-126 Moss, Uni Soviet(1962)