Pasukan pertama Kesultanan Mataram Islam yang dipimpin Tumenggung Bahureksa, bupati Kendal, tiba di Batavia untuk menyerang Benteng Holandia markas VOC
ZONA PERANG(zonaperang.com) Tujuan penyerbuan ini adalah untuk mengusir VOC dari Pulau Jawa, lalu menjadikan Batavia sebagai pangkalan militer sebelum melakukan penyerangan ke Banten.
Serangan ini bermula dari hubungan yang memburuk antara Mataram Islam dan VOC. Pada tahun 1621, Mataram menjalin hubungan diplomatik dengan VOC. Kedua pihak saling mengirim duta besar. Akan tetapi, VOC ternyata menolak membantu Mataram saat Mataram menyerang Surabaya. Akibatnya, hubungan diplomatik kedua pihak pun putus.
Baca juga : Sejarah Perkembangan Kerajaan Kesultanan Mataram Islam
Baca juga : Kisah Nyimas Utari, Mata-mata Mataram yang membunuh gubernur jenderal Belanda Jan Pieterszoon Coen
Pertempuran Berdarah di Batavia
Pada tahun 1628, Sultan Agung Adi Prabu Anyakrakusuma mulai mempersiapkan pasukan untuk menyerang Batavia. Ia mengumpulkan pasukan dari berbagai daerah di bawah kekuasaannya, termasuk Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Pasukan Mataram diperkirakan berjumlah sekitar 100.000 orang.
Pada tanggal 22 Agustus 1628, pasukan Mataram tiba di Batavia. Mereka menyerang kota itu dari berbagai arah, termasuk dari laut dan darat. Pasukan Mataram berhasil menguasai sebagian wilayah Batavia, termasuk benteng Hollandia. Namun, mereka akhirnya berhasil dipukul mundur oleh pasukan VOC yang lebih kuat.
“Pasukan Mataram mengalami kehancuran karena kurang perbekalan”
Serangan kedua ke Batavia dilakukan pada tahun 1629. Pasukan Mataram kembali dipimpin oleh Tumenggung Bahureksa. Namun, serangan ini juga gagal. Pasukan Mataram kembali dipukul mundur oleh pasukan VOC.
Kegagalan serangan pertama diantisipasi dengan cara mendirikan lumbung-lumbung beras tersembunyi di Karawang dan Cirebon. Namun pihak VOC yang menggunakan mata-mata berhasil menemukan dan memusnahkan semuanya. Hal ini menyebabkan pasukan Mataram kurang perbekalan, ditambah wabah penyakit malaria dan kolera yang melanda mereka, sehingga kekuatan pasukan Mataram tersebut sangat lemah ketika mencapai Batavia.
Perang yang Mengubah Sejarah Nusantara
Kegagalan penyerbuan ke Batavia merupakan pukulan telak bagi Kesultanan Mataram. Sultan Agung pun harus menerima kenyataan bahwa VOC masih menjadi kekuatan besar di Nusantara.
Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan penyerbuan ke Batavia:
- Kekuatan pasukan VOC yang lebih besar dan lebih modern.
- Kesiapan pasukan VOC dalam menghadapi serangan Mataram.
- Kurangnya dukungan dari rakyat Batavia untuk pasukan Mataram.
Meskipun gagal, penyerbuan ke Batavia merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Kesultanan Mataram merupakan kekuatan besar yang mampu melawan VOC.
Baca juga : Amangkurat I, Raja Kesultanan Mataram yang Zalim Membunuh Ulama dan Rakyatnya
Baca juga : 13 Februari 1755, Perjanjian Giyanti : Terbaginya Kerajaan Islam Mataram oleh Keserakahan dan Tipu daya