ZONA PERANG(zonaperang.com) Perang Nagorno-Karabakh 2020 adalah konflik bersenjata di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh dan wilayah sekitarnya. Ini adalah eskalasi besar dari konflik yang belum terselesaikan di wilayah tersebut, yang melibatkan Azerbaijan, didukung sepenuhnya oleh Turki yang NATO, dan Armenia disokong bekas Soviet: Rusia, bersama dengan Republik Artsakh yang memisahkan diri dengan mayoritas etnis Armenia tetapi diakui secara legal oleh dunia internasional sebagai bagian dari Azerbaijan.
“Pertempuran dimulai dari gesekan perbatasan yang disinyalir dilakukan oleh Armenia dan negara bonekannya karena keyakinan mereka akan kemampuan militer yang dimiliki serta sejarah kekalahan militer Azerbaijan pada perang sebelumnya.”
Sejarah
Konflik Nagorno-Karabakh adalah konflik terlama di Eurasia pasca-Soviet. Pada tahun 1988, etnis Armenia yang tinggal di Nagorno-Karabakh menuntut pemindahan Oblast Otonom Nagorno-Karabakh (NKAO) dari Soviet Azerbaijan ke Armenia. Ketika Uni Soviet runtuh, ketegangan tumbuh menjadi perang langsung.
Ketika pertempuran berhenti pada tahun 1994, Nagorno-Karabakh dan tujuh distrik yang berdekatan sepenuhnya atau sebagian dikendalikan oleh pasukan Armenia. Lebih dari satu juta orang telah dipaksa meninggalkan rumah mereka: orang Azerbaijan meninggalkan Armenia, Nagorno-Karabakh dan wilayah sekitarnya, sementara orang Armenia meninggalkan rumah di Azerbaijan.
Turki yang secara sejarah mendukung penuh Azerbaijan jauh sebelum konflik pertama pasca bubarnya Uni Soviet saat perang inipun memberikan dukungan penuh berupa dukungan politik, intelejen, penasehat, perangkat keras militer bahkan menempatkan langsung setidaknya 2 F-16 Fighting Falcon mereka di pangkalan udara Ganja International Airport sebagai faktor penggetar(pesawat inilah yang diduga menembak jatuh SU-25 Armenia dalam konflik walaupun dibantah resmi pihak Turki)
Baca juga : 7 Fakta Penting Kemenangan Muslimin di Manzikert
Kekalahan telak pihak Armenia
Perang berlangsung selama lebih dari sebulan dan menghasilkan kemenangan gemilang dan meyakinkan secara taktis dan strategis bagi Azerbaijan. Perjanjian gencatan senjata ditandatangani melalui intervesi langsung Rusia yang khawatir akan pengaruh Turki dan kekalahan telak pihak Armenia yang terus terdesak dilapangan. Armenia menyerahkan tanah di dekat Nagorno-Karabakh. Kekalahan dalam perang memicu protes di Armenia yang menyerukan pengunduran diri pemerintah. Pertempuran pasca-perang berlanjut di wilayah tersebut, termasuk bentrokan substansial pada tahun 2022
Diperang inilah secara langsung penggunaan doktrin modern total pesawat tanpa awak(TB-2 Bayraktar Turki dan drone bunuh diri Harop buatan Israel) dan penyebaran informasi waktu hampir bersamaan tentang kejadian di medan perang oleh media sosial.
Konflik ini juga telah menurunkan kredibilitas dan efektifitas sistem pertahanan udara buatan Uni Soviet dan Rusia karena tidak mampu memberikan perlindungan menentukan terhadap wilayah-wilayah yang diperebutkan.
Gencatan senjata
Enam minggu konflik bersenjata berdarah akhirnya berakhir pada dini hari tanggal 10 November 2020 dengan gencatan senjata yang ditengahi oleh Federasi Rusia. Meskipun kesepakatan itu gagal mencapai perdamaian yang jelas dan stabil, itu mengakhiri pertempuran paling mematikan yang pernah disaksikan di kawasan itu dalam hampir tiga dekade dengan lebih dari 7.000 militer dan sekitar 170 warga sipil tewas dan banyak lagi yang terluka.
Berdasarkan perjanjian itu, Azerbaijan sekarang kembali menguasai secara penuh tujuh distrik yang berdekatan dengan Nagorno-Karabakh yang telah dikuasai pasukan Armenia sejak perang sebelumnya. Ini juga memegang bagian penting dari Nagorno-Karabakh itu sendiri. Sisanya dipatroli oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia tetapi masih diatur oleh otoritas lokal yang memproklamirkan diri.
https://www.youtube.com/watch?v=hWoOiolhbfE&t=3833s