Kiprah Si “Janggut Merah” Khairuddin Barbarossa kalahkan armada gabungan Venesa, Genoa, Spanyol, Portugal, Malta, dan Negara Kepausan.
ZONA PERANG (zonaperang.com) “Preveza adalah salah satu dari tiga pertempuran laut terbesar yang terjadi di Mediterania abad keenam belas, bersama dengan Pertempuran Djerba dan Pertempuran Lepanto.”
—Naval Strategy and Power in the Mediterranean: Past, Present and Future. John Hattendorf dan Ernest King
“Pertempuran ini (Preveza) adalah kemenangan terbesar Negara Utsmani melawan Eropa.”
—The A to Z of the Ottoman Empire, Selcuk Aksin Somel
Kenali Sejarahmu
Di abad 16 dan 17, jika kita hidup di zaman itu kita akan menyadari betul bahwa Negara Utsmaniyah adalah salah satu kekuatan superpower di muka bumi. Mau tahu sebesar apa Utsmaniyah itu?
Di rentang zaman itu pada puncak kekuasaannya, di bawah pemerintahan Sultan Suleiman, Negara Utsmaniyah menjelma menjadi negara multinasional dan multibahasa yang menguasai sebagian besar Eropa Tenggara, Eropa Tengah, Asia Barat, sebagian Eropa Timur, Kaukasus , Afrika Utara, dan Tanduk Afrika. Pada awal abad ke-17, negara ini terdiri dari 32 provinsi dan banyak negara bagian.
Karena kebesaran, keadilan dan ketangkasannya, raja-raja Eropa menggelari pemimpin Utsmani —Sultan Suleiman— dengan sebutan “Suleiman The Great”, “Suleiman The Magnificent.” Masa kepemimpinannya 46 tahun, adalah masa paling lama dan paling tinggi dari fase kejayaan Utsmaniyah di bumi. Seluas 19 juta km² dari Asia, Afrika, Eropa berada di bawah kepemimpinan Kaum Muslimin, setara dengan 10 kalinya luas Indonesia!
Baca Juga : 15-20 Agustus Tahun 636, Kemenangan Besar Perang Yarmouk(Great Victory of Yarmouk)
“Holy League” (Liga Suci)
Pada tahun 1537, Panglima besar angkatan laut Utsmaniyyah, Hayreddin Barbarossa berhasil menguasai sejumlah pulau Aegea dan Ionia dari Republik Venesia, yaitu Syros, Aegina, Ios, Paros, Tinos, Karpathos, Kasos, dan Naxos, sehingga memasukkan wilayah Naxos ke wilayah Negara Utsmaniyah.
Menghadapi cepatnya gerakan Kaum Muslimin menguasai pulau-pulau penting itu, Paus Paulus III pada bulan Februari 1538 membentuk “Holy League” (Liga Suci) yang terdiri dari Negara Kepausan, Hapsburg Spanyol, Republik Genoa, Republik Venesia, dan Ksatria Malta, untuk menghadapi Negara Utsmaniyah.
Kaum Muslimin dipimpin langsung oleh Admiral Heyreddin Barbarossa, sedangkan Armada Laut Eropa dipimpin Andrea Doria. Armada Barbarossa pada musim panas itu berjumlah 122 kapal galai dan galiot, sementara Pasukan Eropa terdiri dari 300 galai dan galleon (55 galai Venesia, 61 Genoa / Kepausan, 10 dikirim oleh Ksatria Hospitaller, dan 50 oleh Spanyol). Andrea Doria, laksamana Genoa yang melayani Kaisar Charles V berada dalam komando keseluruhan.
Kedua armada itu akhirnya bertempur pada 28 September 1538 di Teluk Arta, dekat Preveza.
Jumlah yang lebih besar dari armada Utsmani tidak membuat pasukan Eropa mampu menguasai medan. Terjadi perpecahan di antara armada gabungan, juga ada dendam di antara pemimpin-pemimpin mereka.
Sebagai contoh, secara luas beredar riwayat bahwa ketidaksukaan Andrea Doria dan kurangnya semangat dalam kepemimpinannya adalah karena keengganannya untuk mengambil risiko kapalnya sendiri (dia secara pribadi memiliki sejumlah besar armada “Spanyol-Genoa”) dan permusuhan lama terhadap Venesia, kota asalnya yang punya dendam sejarah.
Jalannya Pertempuran
Kurangnya angin tidak menguntungkan kapal-kapal Andrea Doria. Kapal induk besar Venesia, Galeone di Venezia dengan senjatanya yang besar, dibekukan empat mil dari darat dan sepuluh mil dari Sessola. Sementara kapal-kapal Eropa berjuang untuk datang membantunya, dia segera dikepung oleh kapal-kapal armada Hayreddin dan terlibat dalam pertempuran sengit yang berlangsung berjam-jam dan menyebabkan banyak kerusakan pada kapal-kapal Utsmani.
Armada Utsmaniyah memiliki konfigurasi berbentuk Y: Barbarossa bersama dengan putranya Hasan Reis, Sinan Reis, Cafer Reis, dan aban Reis, berada di tengah; Seydi Ali Reis memimpin sayap kiri; Salih Reis memimpin sayap kanan; sementara Turgut Reis didampingi oleh Murat Reis, Güzelce Mehmet Reis, dan Sadık Reis, memimpin sayap belakang.
Para pelaut Utsmani dengan cepat menyerang kapal-kapal Venesia, Kepausan, dan Malta. Di saat yang sama, Andrea Doria malah ragu-ragu untuk membawa pasukan lini tengahnya untuk melawan Barbarossa. Akhirnya hanya fokus bermanver, namun sedikit sekali menyerang.
Di situlah Barbarossa ingin mengambil keuntungan dari kurangnya angin yang melumpuhkan kapal-kapal Barque Eropa yang merupakan unsur terbesar di barisan perang. Barque-barque ini seakan-akan menjadi “mangsa empuk” bagi Kaum Muslimin yang menaiki mereka dari kapal jenis galai yang relatif lebih mobile. Upaya Andrea Doria untuk menjebak kapal-kapal Utsmani di antara tembakan meriam barque dan galainya gagal.
Barque : Kapal layar dengan tiga atau lebih tiang layar, yaitu tiang belakang yang dipasang pada haluan dan buritan, dan tiang lainnya yang dipasang pada tengah kapal.
Galai : kapal datar dengan satu layar atau lebih dan tiga tepian dayung, terutama digunakan untuk peperangan dan perdagangan.
Pada akhir hari, Negara Utsmani berhasil menghancurkan atau menangkap sekitar 128 kapal dan telah mengambil sekitar 3.000 tahanan. Utsmani tidak kehilangan kapal tetapi menderita 400 syahid dan 800 terluka. Namun, sejumlah kapal Utsmaniyah telah rusak parah akibat tembakan meriam raksasa Galeone di Venezia, kapal induk Venesia di bawah komando Alessandro Condalmiero.
Andrea Doria Kabur
Keesokan paginya, dengan keadaan yang telah kalah dan angin yang mendukung untuk pulang, Andrea Doria berlayar dan meninggalkan medan perang menuju Corfu, tak peduli lagi terhadap permintaan komandan Venesia, Kepausan, dan Malta untuk melanjutkan pertempuran. Ia sudah tidak mau mengambil risiko dengan kapal Spanyol-Genoa yang dipimpinnya.
Dengan kemenangan Preveza diiringi kemenangan berikutnya dalam Pertempuran Djerba pada tahun 1560, Utsmaniyah berhasil menggagalkan upaya Venesia dan Spanyol, dua kekuatan rival utama di Mediterania, untuk menghentikan upaya mereka untuk menguasai laut. Supremasi Utsmaniyah dalam pertempuran armada skala besar di Laut Mediterania tetap tak tertandingi hingga Pertempuran Lepanto pada 1571.
.
Referensi :
1. Generasi Salahudin
2. “Türk Tarihi: Battle of Preveza”
3. Situs Islamstory.com
Baca Juga : Turgut Reis(Dragut), Raja Tanpa Tahta di Mediterania: Legenda Angkatan Laut Kekhalifahan Utsmaniyah
Baca Juga : 12 September 1683, Di Vienna(Wina) Austria, Utsmaniyah Tertahan