ZONA PERANG(zonaperang.com) Operasi Banjir Al-Aqsa, yang diluncurkan oleh Brigade Al-Qassam pada tanggal 7 Oktober, memberikan pukulan bersejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada Israel sejak berdirinya negara ilegal tersebut 75 tahun yang lalu.
Ini adalah serangan militer dan keamanan strategis yang menakjubkan, menyerbu wilayah yang signifikan di wilayah pendudukan tahun 1948 dan menimbulkan jumlah korban tewas, terluka, dan tawanan Israel tertinggi dibandingkan dengan semua pertempuran yang dilakukan oleh Palestina sejak pendirian Israel, dan bahkan sebagian besar perang Arab-Israel.
Bingung dan terkejut, Israel dipermalukan saat menyaksikan kegagalan doktrin keamanannya dan runtuhnya tembok pertahanan fisik dan psikologisnya. Menyaksikan bagaimana Brigade Al-Qassam mengambil alih sekitar 20 pemukiman dan 11 situs militer hanya dalam beberapa jam membuatnya yakin akan kegagalannya untuk menundukkan rakyat Palestina dan menghancurkan perlawanan mereka.
Sebagian besar dunia mungkin mengenal Hamas sebagai aktor intelektual tunggal pukulan “maut” dan menyebut perang ini hanya sebagai konflik Israel-Hamas belaka tanpa nama Palestina secara umum, tetapi tahukah kita bahwa sesungguhnya banyak kelompok-kelompok perlawanan lain yang ikut serta dalam serangan mematikan tersebut.
1. Abu Ali Mustafa Brigades
Brigade Abu Ali Mustafa adalah sayap bersenjata dari Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP). Mereka beroperasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Brigade ini banyak melakukan serangan bom mobil terhadap target-target Israel di Yerusalem dan Tepi Barat selama Intifada Kedua. Salah satu operasi mereka yang terkenal adalah pembunuhan menteri pertanian Israel Rehavam Ze’evi pada Oktober 2001. Ini terjadi setelah Israel membunuh sekretaris jenderal PFLP saat itu, Abu Ali Mustafa.
Menurut CIA World Factbook, kekuatan pasti Brigade Abu Ali Mustafa tidak diketahui, tetapi jumlahnya mencapai ribuan. Persenjataan yang diketahui termasuk senjata kecil, senapan mesin ringan, artileri roket yang diproduksi sendiri, mortir, rudal permukaan-ke-udara yang dapat dibawa-bawa, senjata improvisasi, dan bahan peledak, termasuk IED – improvised explosive device.
Baca juga : Nguyễn Văn Cốc – Pilot dengan Skor Tertinggi dalam Perang Vietnam
Baca juga : 15 November 1988, Deklarasi Kemerdekaan Palestina: Proklamasi dari Pengasingan
2. Al-Quds Brigades
Brigade al-Quds (AQB) merupakan sayap bersenjata Jihad Islam (PIJ). Ini adalah kelompok bersenjata terbesar kedua di Gaza setelah Brigade Izzuddin al-Qassam (IQB) milik Hamas.
Jihad Islam juga memiliki kehadiran yang berkembang di Tepi Barat di mana mereka sering bekerja sama dengan Brigade Syuhada al-Aqsa dari Fatah dan Brigade Izz al-Din al-Qassam dari Hamas. Kelompok ini sangat aktif di kota Nablus, Tepi Barat bagian utara, dan Jenin di mana mereka beroperasi di bawah payung yang disebut ‘Batalyon Jenin’.
Setelah pembunuhan Israel terhadap pendiri organisasi ini, Fathi al-Shikaki, pada tahun 1995, AQB melakukan banyak serangan terhadap kolonial Israel. Organisasi ini telah bertempur dalam beberapa perang di Gaza melawan Israel.
Baca juga : 22 Oktober 1945, Hari Santri : Fatwa Resolusi Jihad Ulama untuk Kemerdekaan Indonesia
3. National Resistance Brigades
Brigade Perlawanan Nasional , juga dikenal sebagai Pasukan Martir Omar Al-Qassem atau Pasukan Martir Omar Al-Qasim, adalah sayap militer Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina, yang beroperasi di Gaza.
Kelompok ini awalnya dikenal sebagai Brigade Bintang Merah, sebelum berganti nama menjadi Batalyon Perlawanan Nasional Palestina selama Intifada Kedua. Mereka tetap berkomitmen pada kebijakan non-intervensi dalam urusan dalam negeri negara Arab manapun.
Baca juga : Perlawanan Rakyat Melayu Riau: Semangat Pantang Menyerah Melawan Kolonialisme
Baca juga : 23 Maret 1946, Bandung Lautan Api : Perlawanan Rakyat terhadap usaha penjajahan kembali Belanda
4. Izz ad-Din al-Qassam Brigades
Brigade Izz al-Din al-Qassam (IQB) didirikan pada tahun 1991 sebagai sayap militer Hamas. Brigade ini merupakan kelompok terbesar dan paling lengkap yang beroperasi di Gaza dan telah bertempur dalam beberapa perang melawan pendudukan Israel.
Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok ini telah secara signifikan meningkatkan kapasitas rudal dan roketnya, serta telah bereksperimen dengan drone dan pasukan komando bawah air – dengan keberhasilan yang terbatas. IQB juga memiliki pasukan keamanan internalnya sendiri (al-Majd).
IQB telah mengaku bertanggung jawab atas banyak serangan terhadap penjajahan Israel. IQB dipimpin oleh Mohammed Deif. Wakilnya adalah Marwan Issa.
Meskipun pusat kekuasaannya tetap berada di Gaza, IQB juga mempertahankan kegiatan di Tepi Barat, termasuk di kota utara Jenin di mana mereka bekerja sama dengan Brigade Syuhada al-Aqsa milik Fatah dan Brigade al-Quds milik Jihad Islam di bawah payung apa yang disebut sebagai ‘Batalyon Jenin’.
Yes, they were trained since they were kids. pic.twitter.com/i0j3odx2VI
— Warfare Analysis (@warfareanalysis) April 3, 2024
Baca juga : Hamas Sesungguhnya Menginginkan Perdamaian
Baca juga : Taktik Jitu Hamas: Paralayang untuk Menembus Pertahanan Israel