Arab Saudi mencari ratusan tambahan rudal untuk sistem pertahanan udara Patriot.
ZONA PERANG (zonaperang.com) – Arab Saudi sedang mencari ratusan tambahan peluru kendali (rudal) untuk sistem pertahanan udara MIM-104 Patriot. Sistem senjata yang dipasok Raytheon Amerika Serikat (AS) ini digunakan untuk melindungi negara dari serangan pesawat nirawak dan rudal balistik yang konstan dilakukan oleh pasukan Houthi Syiah yang didukung Iran yang berbasis di Yaman.
Eurasian Times pada Jumat (10/12) yang mengutip laporan Wall Street Journal menyatakan Riyadh baru-baru ini meminta untuk membeli tambahan AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM) C7/8.
Baca Juga : Rudal udara ke udara AIM-120 AMRAAM : Modern, serbaguna dan terbukti
Pengajuan penambahan ini dilakukan untuk memberdayakan jet tempurnya khususnya F-15 Eagle melawan ancaman dengan menyoroti besarnya kesulitan yang dihadapi Kerajaan saat ini. Persediaan rudal Patriot Arab Saudi yang digunakan untuk mencegat serangan udara telah berkurang secara signifikan.
Patriot adalah sistem pertahanan udara jarak jauh segala cuaca dan kondisi perang elektronik yang padat serta berat yang dirancang untuk melawan rudal balistik taktis, rudal jelajah dan pesawat canggih.
Baca Juga : (Breaking News) Arab Saudi Mulai Kehabisan Rudal Patriot Dalam Konfliknya Dengan Houthi Yaman
Rudal tersebut memiliki jangkauan 70 kilometer dan ketinggian maksimum lebih dari 24 kilometer. Waktu terbang terpendek dan maksimum masing-masing kurang dari sembilan detik dan tiga setengah menit.
Rudal ini mendapatkan nama dan sekaligus debut pertamanya saat mampu menghadang serangan rudal scud dan Al Hussein milik Irak saat Perang teluk tahun 1991 yang diarahkan ke Arab Saudi dan Israel.
Baca Juga : Sistem Pertahanan Udara Jarak Jauh Rudal Patriot (1976), Amerika Serikat
Selama invasi ke Irak 2003, pasukan AS juga menempatkan sistem rudal Patriot walaupun kemampuan Negara pimpinan Saddam Husein telah jauh berkurang dibanding perang sebelumnya. Sistem tersebut ditempatkan di Kuwait dan menggunakan PAC-3 baru dan peluru kendali yang ditingkatkan untuk menghancurkan sejumlah rudal permukaan-ke-permukaan yang dianggap lawan.
Permintaan Saudi untuk lebih banyak memasok peluru kendali Patriot diperkirakan akan disetujui secara resmi oleh AS. Menurut sumber AS yang tidak disebutkan namanya, Saudi juga beralih ke sekutu Teluk dan Eropa untuk mengisi kembali pasokan rudal Patriot.
“AS berkomitmen kuat untuk membantu pertahanan teritorial Arab Saudi, termasuk terhadap rudal dan pesawat tak berawak yang diluncurkan di Yaman oleh milisi Houthi yang didukung Iran,” kata seorang pejabat senior pemerintahan Joe Biden.
Serangan Rudal dan Drone yang konstan
“Kami bekerja sama dengan Arab Saudi dan mitra lainnya untuk memastikan tidak ada kesenjangan cakupan,” ujarnya.
Pengajuan ini terjadi di tengah kekhawatiran di negara itu bahwa serangan pesawat nirawak dan rudal dalam skala besar dapat mengakibatkan hilangnya banyak nyawa atau kerusakan pada infrastruktur minyak penting. Segerombolan rudal dan pesawat nirawak berhasil melewati pertahanan udara Saudi pada 2019.
Baca Juga : Arab Saudi Membeli 280 AIM-120C7/8 AMRAAM senilai $650 juta
Peristiwa ini pun melumpuhkan setengah dari produksi minyak kerajaan untuk sementara. Milisi Houthi bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi AS dan Arab Saudi menuduh Iran, yang terkait dengan Houthi, berada di belakangnya.
Menurut WSJ, negara itu menjadi sasaran pesawat nirawak lebih dari 50 kali pada Oktober-November. Arab Saudi pun terkena dampak lebih dari 20 rudal balistik selama periode waktu yang sama.
Segera setelah Houthi menguasai Sanaa, Arab Saudi memulai serangan militer di Yaman untuk mendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi. Sepanjang konflik hampir tujuh tahun, kedua belah pihak telah dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan.
Sementara AS awalnya mendukung serangan yang dipimpin Saudi dengan dukungan logistik dan intelijen, Biden mengatakan pada Februari bahwa AS tidak akan lagi mendukung operasi ofensif di Yaman. Tetapi Pemerintahanya menyatakan akan terus membantu kemampuan pertahanan kerajaan.