- Mengungkap Asal-Usul Dzulqarnain: Antara Fakta dan Mitologi
- Dzulqarnain dan Aleksander Agung: Apakah Mereka Tokoh yang Sama?
- Dzulqarnain adalah sosok yang menarik dalam sejarah dan teks-teks agama, sering kali dibandingkan dengan Alexander Agung.
ZONA PERANG(zonaperang.com) Dzulqarnain adalah salah satu tokoh yang disebut dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surah Al-Kahfi ayat 83-98. Sosok ini digambarkan sebagai raja atau pemimpin yang memiliki kekuasaan besar dan kemampuan untuk melakukan perjalanan jauh ke berbagai penjuru dunia. Namun, hingga saat ini, identitas sebenarnya dari Dzulqarnain masih menjadi bahan perdebatan di kalangan sejarawan, ulama, dan ilmuwan.
Apakah Iskandar Dzulqarnain adalah Aleksander Agung (Alexander the Great) seperti yang dipercaya oleh sebagian orang? Ataukah dia adalah sosok lain yang berbeda, mungkin seorang pemimpin dari peradaban kuno yang keberadaannya belum sepenuhnya terungkap?
Baca juga : Pengepungan Gaza 332 SM: Ujian Kritis bagi Ambisi Alexander Agung
Baca juga : Battle of Salamis: Pertempuran yang Menyelamatkan Peradaban Yunani dan Barat
Dzulqarnain: Siapa Dia?
Nama “Dzulqarnain” dalam bahasa Arab berarti “Yang Memiliki Dua Tanduk”. Tafsiran ini sering dikaitkan dengan mahkota bertanduk dua yang dikenakan oleh beberapa raja kuno, termasuk Aleksander Agung. Beberapa ahli sejarah mengaitkan Dzulqarnain dengan Aleksander karena kesamaan dalam kisah perjalanan dan penaklukan mereka. Namun, ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa Dzulqarnain adalah Cyrus Agung dari Persia, seorang pemimpin besar yang juga dikenal karena keadilannya.
Dalam Al-Qur’an, Dzulqarnain digambarkan sebagai seorang raja yang sangat berkuasa dan beriman kepada Allah. Ia melakukan perjalanan jauh ke arah barat, timur, hingga ke daerah pegunungan tempat ia membantu sebuah kaum melindungi diri dari kaum Ya’juj dan Ma’juj. Tindakan ini membuatnya dikenal sebagai seorang pemimpin yang bijaksana, kuat, dan peduli terhadap rakyat.
Asal-Usul dan Identitas
Meskipun Dzulqarnain sering dikaitkan dengan Aleksander Agung, terdapat banyak perbedaan signifikan antara kisah mereka. Aleksander Agung adalah seorang pemimpin Yunani yang memimpin penaklukan besar-besaran hingga ke India pada abad ke-4 SM. Namun, ia dikenal sebagai seorang pagan yang menyembah dewa-dewa Yunani, berbeda dengan Dzulqarnain yang dalam Al-Qur’an digambarkan sebagai hamba Allah yang taat. Dzulqarnain diyakini hidup pada masa Nabi Ibrahim dan memiliki misi yang lebih spiritual, yaitu menyebarkan keadilan dan ajaran Allah
Di sisi lain, Cyrus Agung dari Kekaisaran Persia sering dianggap lebih cocok sebagai Dzulqarnain karena dia adalah seorang pemimpin monoteis dan dikenal karena membebaskan orang-orang Yahudi dari pembuangan di Babilonia. Beberapa sejarawan juga mengaitkan Dzulqarnain dengan tokoh lain dari tradisi lokal, seperti raja-raja Mesir kuno atau penguasa Asia Tengah. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa Dzulqarnain bisa jadi tokoh lain seperti Raja Sa’b Dhu Marathid dari Himyar atau Raja Persia Koresy
Peperangan dan Kekuasaan
Dzulqarnain dikenal sebagai pemimpin yang melakukan penaklukan dengan tujuan mulia, yaitu membawa keadilan dan melindungi kaum tertindas. Berbeda dengan banyak penakluk lain yang haus kekuasaan, Dzulqarnain digambarkan sebagai raja yang selalu mengedepankan keadilan, menghormati kehendak rakyat, dan mematuhi perintah Allah.
“Dzulqarnain dikenal karena perjalanan panjangnya ke Timur dan Barat, serta penggabungan wilayah-wilayah yang berbeda di bawah kekuasaannya. Dia juga dikenal karena membangun tembok untuk menghalau Gog dan Magog, dua suku yang dianggap berbahaya”
Peperangan yang dilakukan Dzulqarnain tidak disebutkan secara rinci dalam Al-Qur’an, tetapi kisahnya mengindikasikan bahwa ia adalah pemimpin yang tangguh dan cerdas dalam strategi. Ia tidak hanya menaklukkan wilayah baru, tetapi juga membangun infrastruktur yang mendukung kehidupan masyarakat.
“Pada akhirnya, Dzulqarnain dalam Al Quran sebagai bagian dari cerita mengenai Yajuj dan Majuj. Ia adalah orang yang membangun dinding penghalang dari makhluk akhir zaman tersebut tanpa detil lebih jauh lagi. Dia adalah seorang mukmin yang berusaha menyebarkan agama Allah dan menjaga keadilan di bumi“
Baca juga : Afghanistan: Kuburan bagi Bangsa-Bangsa Penjajah
Baca juga : Laksamana Cheng Ho: Penjelajah Muslim yang Mengubah Wajah Perdagangan Maritim