- BRICS: Aliansi Ekonomi yang Menantang Hegemoni Barat
- Kebangkitan BRICS: Tantangan dan Peluang bagi Indonesia
- BRICS adalah sebuah forum internasional yang terdiri dari lima negara pendiri: Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Organisasi ini dibentuk untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dan politik di antara anggotanya, serta untuk memberikan suara yang lebih besar bagi negara-negara berkembang dalam tatanan dunia yang sering kali didominasi oleh negara-negara Barat.
ZONA PERANG(zonaperang.com) BRICS adalah akronim yang mewakili aliansi ekonomi dari lima negara: Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Aliansi ini bukan organisasi militer seperti NATO, melainkan sebuah kelompok ekonomi yang berfokus pada kerja sama ekonomi, politik, dan kebijakan pembangunan. BRICS dibentuk dengan tujuan memperkuat hubungan ekonomi antar anggotanya, serta menciptakan keseimbangan kekuatan ekonomi global yang selama ini didominasi oleh negara-negara Barat.
Mengapa BRICS Muncul?
BRICS muncul sebagai respons terhadap ketidakpuasan negara-negara berkembang terhadap dominasi ekonomi dan politik negara-negara Barat dalam berbagai forum internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Melalui BRICS, negara-negara anggota berupaya untuk meningkatkan suara dan pengaruh mereka di kancah internasional, serta mendorong reformasi dalam tata kelola ekonomi global agar lebih inklusif.
Pada awal 2000-an, ekonom Jim O’Neill dari Goldman Sachs memperkenalkan istilah “BRIC” untuk menggambarkan potensi ekonomi Brasil, Rusia, India, dan China. Pada tahun 2010, Afrika Selatan bergabung, sehingga menjadi BRICS.
Baca juga : Tujuh Dosa Sistem Aliansi Amerika-Barat: Melihat Kembali Kebijakan dan Dampaknya yang Menghancurkan
Baca juga : Dunia & Palestina VS Penjajah Zionis hari ke-447 : Netanyahu Takut dengan Kesepakatan Damai
Apakah BRICS Seperti NATO?
BRICS tidak berfungsi sebagai aliansi militer seperti NATO (North Atlantic Treaty Organization). Sementara NATO dibentuk sebagai pakta pertahanan untuk menjamin keamanan anggotanya melalui kerjasama militer, BRICS lebih berfokus pada kerjasama ekonomi dan pembangunan. BRICS tidak memiliki struktur militer formal atau komitmen untuk saling membela dalam situasi konflik. Tujuan utama BRICS adalah untuk mempromosikan perdamaian, keamanan, dan pembangunan berkelanjutan di antara negara anggotanya.
Mengapa Amerika Begitu Membenci BRICS?
Amerika Serikat melihat BRICS sebagai tantangan terhadap dominasi globalnya. Negara-negara anggota BRICS sering kali memiliki pandangan yang berbeda dengan AS mengenai isu-isu internasional, seperti kebijakan luar negeri, dominasi dollar dan perdagangan. Selain itu, kekuatan ekonomi dan militer yang semakin meningkat dari negara-negara BRICS dapat mengancam posisi Amerika sebagai kekuatan utama di dunia saat ini.
Pada pertemuan puncak BRICS 2024, Presiden Rusia Vladimir Putin muncul di panggung sambil memegang apa yang tampak seperti prototipe uang kertas BRICS. Namun, ia tampaknya menarik kembali seruan agresif sebelumnya untuk de-dolarisasi, dengan menyatakan bahwa tujuan negara-negara anggota BRICS bukanlah untuk menjauh dari platform SWIFT yang didominasi dolar AS, melainkan untuk mencegah “persenjataan” dolar AS dengan mengembangkan sistem alternatif untuk menggunakan mata uang lokal dalam transaksi keuangan antara negara-negara BRICS dan dengan mitra dagang.
“Kami tidak menolak, tidak melawan dolar, tetapi jika mereka tidak mengizinkan kami bekerja dengannya, apa yang dapat kami lakukan? Kami kemudian harus mencari alternatif lain, yang sedang terjadi,” ungkapnya.
Apa Keuntungan Indonesia Masuk ke dalam BRICS?
Indonesia dapat memperoleh banyak keuntungan jika bergabung dengan BRICS, termasuk:
- Peningkatan Ekspor & akses sumber daya yang tidak dimiliki Indonesia: Akses ke pasar besar anggota BRICS dapat meningkatkan ekspor produk Indonesia(Akses ke pasar baru dan pengurangan ketergantungan pada pasar tradisional Barat) serta keuntungan pembelian bahan mentah antar sesama anggota tanpa mata uang Amerika.
- Investasi Asing: Menarik investasi dari anggota BRICS dapat membantu mempercepat pembangunan infrastruktur dan ekonomi Indonesia.
- Kerja Sama Teknologi: Kerja sama dalam bidang teknologi dapat membantu Indonesia meningkatkan daya saingnya di pasar global.
- Pengaruh Politik: Menjadi anggota BRICS dapat meningkatkan pengaruh politik Indonesia di kancah internasional.
Negara-negara BRICS memiliki banyak alasan untuk ingin membuat mata uang baru. Tantangan keuangan global terkini dan kebijakan luar negeri AS yang agresif telah mendorong negara-negara BRICS untuk menjajaki kemungkinan tersebut. Mereka ingin melayani kepentingan ekonomi mereka sendiri dengan lebih baik sekaligus mengurangi ketergantungan global pada dolar AS dan euro.
Baca juga : Terusan Kra Thailand: Pengubah Peta Maritim Asia Tenggara