Pada tanggal 21 Agustus 1969, seorang ekstremis Australia, Dennis Michael Rohan, mencoba membakar Masjid Al-Aqsa; tindakannya tampaknya mendapat restu dari pasukan pendudukan zionis Israel. Sekitar 55 tahun kemudian, Tempat Suci Al-Aqsa tetap berada di bawah ancaman yang lebih besar dari sebelumnya.
ZONA PERANG (zonaperang.com) – Aksi pembakaran tersebut disebabkan oleh seorang ekstrimis asal Australia bernama Dennis Michael Rohan. Kaum muslimin setempat berusaha memadamkan api. Namun upaya tersebut sempat dihentikan oleh tentara zionis israel. Bahkan tentara zionis mencegah truk pemadam kebakaran dari kota-kota sekitar seperti; Tepi Barat Nablus, Ramallah, Al-Bireh, Bethlehem, Hebron, Jenin dan Tulkarem untuk ke lokasi kejadian.
Api menjalar beringas dari bagian timur Masjid Al Aqsha. Kemudian menyambar ke bagian barat, sehingga melalap sajadah, mushaf dan atap Masjid. Butuh beberapa tahun dan modal sangat besar untuk merekonstruksi Masjid Al Aqsha setelah pembakarannya.
Mimbar Shalahuddin ikut hangus. Peninggalan penting yang merekam memori pembebasan Al Aqsha era Shalahuddin Al Ayyubi tahun 1187 itu tidak bisa diperbaiki karena kerusakan yang begitu hebat.
Tertidur Lelap
Dennis ditangkap dua hari kemudian yakni pada 23 Agustus 1969. Dia malah mengaku sebagai “utusan Tuhan”. Rohan sesumbar ingin mempercepat kedatangan Yesus Kristus yang kedua, yang menurutnya, hanya dapat dicapai dengan membiarkan orang Yahudi membangun sebuah kuil di tempat Masjid Al-Aqsa, di mana diklaim bahwa di tempat itu dahulu merupakan kuil yang didirikan oleh Nabi Sulaiman.
Namun, setelah itu pihak Israel mengeluarkan pernyataan bahwa Rohan dinyatakan gila dan dirawat di rumah sakit jiwa. Ia dibebaskan tanpa syarat.
Tepat setelah pembakaran Al Aqsha , perdana menteri Israel bernama Golda Meir tak bisa tidur. Ia ketakutan jika Umat Islam marah dan menghancurkan Israel. Namun, sepaginya ia bangun, ia melihat bahwa Dunia Islam diam saja.
Muncullah kalimat Golda Meir yang diabadikan dalam banyak buku sejarah sebagai tamparan keras bagi Kaum Muslimin, “Aku tak bisa tidur di hari ketika Al Aqsha terbakar. Dan aku mengira bahwa hari itu israel akan musnah. Namun ketika aku menjumpai pagi, aku sadar ternyata Umat Islam sedang tidur penuh lelap.”
Baca Juga : Janji Panglima Salahuddin Ayyubi Merebut Yerusalem dalam Perang Salib
Baca Juga : 2 Oktober 1187, Shalahuddin Membebaskan Baitul Maqdis(Masjid Al-Aqsa) Yerusalem, Palestina.