Artikel

Bendera Merah Hussein dikibarkan di Iran, Apa Artinya?

  • Bendera Merah Hussain telah dikibarkan oleh Iran, tidak lama setelah kematian Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
  • Lantas apa makna pengibaran bendera merah ini? Apakah terkait dengan pembalasan dendam?

ZONA PERANG(zonaperang.com) Pengibaran bendera merah Hussain ini bukanlah kali pertama dilakukan di Iran. Peristiwa pengibaran bendera ini sebelumnya sempat terjadi di tahun 2020, ketika petinggi militer mereka Mayor Jenderal Qassem Soleimani, panglima pasukan Quds terbunuh dalam serangan drone Amerika di Bandara Internasional Baghdad Irak(Dalih Amerika, Soleimani punya rencana menyerang para diplomat dan personel militer di Kedutaan Amerika).

Bendera merah ini memiliki artinya tersendiri, di mana warna merah dalam bendera tersebut berarti merepresentasikan darah yang tertumpah secara tidak adil.

Merah juga adalah salah satu warna bendera nasional Iran yang memiliki arti keberanian. Jika kedua makna tersebut disatukan maka terciptalah arti “semangat dan berani untuk membalas dendam”.

Dalam bendera itu sendiri terdapat tulisan “Ya la-Tharat al-Husayn” (Wahai, mereka yang membalaskan dendam Imam al-Husain) cucu dari Nabi Muhammad SAW yang terbunuh dalam pertempuran berdarah di Karbala.

Baca juga : 19 September 1945, Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya: Simbol Perjuangan Rakyat Indonesia

Baca juga : Film Argo: Misi Rahasia Menyelamatkan Sandera di Iran

Arti Pengibaran Bendera Merah Hussain

Dari berbagai pemaknaan, baik terkait warna ataupun tulisan yang berada di bendera merah Hussain, mengartikan jika pengibaran bendera ini mengartikan semangat kuat Iran untuk membalas dendam.

Balas dendam disini berarti terkait dengan kematian Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh yang terbunuh di Teheran. Kematiaannya ini diduga kuat didalangi oleh penjajah Israel.

Dalam hal ini, kabar muncul dari Channel 12 Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah diberikan keamanan tambahan untuk mengantisipasi tanggapan Iran.

Dikutip dari New Arab, Israel diyakini berada di balik serangan yang menewaskan Haniyeh, yang sangat terlibat dalam negosiasi gencatan senjata dalam perang brutal di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 100.000 orang.

Meski begitu, hingga saat ini kolonial Israel masih belum memberikan tanggapan resmi terkait kematian Ismail Haniyeh.

Masoud Pezeshkian yang baru terpilih menjadi Presiden Iran juga mengindikasikan bahwa Iran akan membalas, dengan mengatakan pembunuhan Haniyeh di sebuah wisma di Teheran juga merupakan serangan terhadap kedaulatan Iran.

Bendera Merah Hussein: Simbol Darah, Martir, dan Perlawanan Abadi

Di antara simbol-simbol keagamaan dan sejarah yang paling menggetarkan, khususnya dalam tradisi Syiah, bendera merah Hussein menempati tempat yang istimewa. Bendera ini bukan hanya sekadar kain berwarna merah yang berkibar di angin, tetapi adalah simbol dari perlawanan yang abadi, pengorbanan tanpa henti, dan keadilan yang diperjuangkan dengan darah.

“Setiap kali bendera ini berkibar, ia mengingatkan dunia bahwa perjuangan untuk keadilan dan kebenaran adalah perjuangan yang tak pernah selesai. Hussein mungkin telah syahid, tetapi semangatnya tetap abadi, ditandai oleh bendera merah yang terus berkibar di mana pun ada penindasan dan ketidakadilan.”

Setelah pembunuhan Ismail Haniyeh oleh rezim Zionis, bendera Masjid Jamkaran, dekat Qom, berubah menjadi merah dengan tulisan "Ya Lathārāt al-Hussain" yang berarti "Wahai para penuntut balas darah Hossein".more

Baca juga : Sapi Merah, Al-Aqsa dan Motif Operasi Militer 7 Oktober

Baca juga : Iran dan Israel: Dari sekutu hingga musuh bebuyutan, bagaimana mereka bisa sampai seperti itu?

Asal-Usul Bendera Merah

Bendera merah ini merujuk pada Hussein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW, yang syahid dalam peristiwa tragis di Karbala pada tahun 680 M. Dalam pertempuran tersebut, Hussein bersama dengan 72 pengikut setianya bertempur melawan pasukan Yazid bin Muawiyah(Sina bin Anas bin Amr Nakhai), khalifah Umayyah. Meski dikepung, kelaparan, dan kehausan, mereka tidak menyerah dan tetap teguh membela kebenaran dan menentang tirani.

Pertempuran ini berakhir dengan syahidnya Hussein dan sebagian besar pengikutnya, tetapi perlawanan mereka menjadi simbol keadilan dan pengorbanan dalam sejarah Islam.Warna merah dalam bendera ini melambangkan darah Hussein dan para martir yang telah mengorbankan nyawa mereka di Karbala.

Bendera ini pertama kali digunakan sebagai simbol duka dan perlawanan oleh umat Syiah, khususnya dalam peringatan Asyura, yang memperingati tragedi Karbala. Dalam tradisi Syiah, bendera merah juga menunjukkan bahwa ada pembalasan yang belum tuntas, dan perjuangan melawan ketidakadilan terus berlanjut.

Makna dan Pengaruh Bendera Merah

Di berbagai tempat di dunia, khususnya di Iran, Irak, Lebanon, dan wilayah-wilayah lainnya yang memiliki populasi Syiah yang besar, bendera merah Hussein sering terlihat berkibar di masjid, rumah, dan tempat-tempat suci, terutama selama bulan Muharram. Bendera ini menjadi simbol yang sangat kuat dalam menegaskan identitas Syiah dan tekad mereka untuk menegakkan keadilan dan melawan penindasan.

Selain menjadi simbol keagamaan, bendera merah Hussein juga memiliki makna politik dan sosial. Dalam berbagai gerakan perlawanan di Timur Tengah, bendera ini diangkat sebagai simbol melawan tirani, imperialisme, dan ketidakadilan. Para pengikut Hussein melihat perjuangan mereka sebagai kelanjutan dari misi yang dimulai oleh Hussein di Karbala—perjuangan melawan kezaliman dan menegakkan kebenaran.

“Oleh karenanya bendera merah itu punya makna, ‘kematian lebih baik’, sebagai bagian dari pesan dari kisah di Karbala: Husain, Imam ketiga Syiah, mengatakan saat menerima ancaman pembunuhan, ‘kematian lebih baik daripada hidup di bawah penindasan.’ Sepuluh dari 11 Imam Syiah yang dibunuh dalam sejarah diberi bendera hijau, hanya satu, Husain yang punya bendera merah,” sebut Michael M. J. Fischer dalam Iran: From Religious Dispute to Revolution.

Baca juga : 6 Fakta Seputar Saddam Hussein yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Anti Penjajahan Israel

Baca juga : Perjanjian Hudaibiyah: Kontroversi dan Keuntungan Strategis bagi Umat Islam

ZP

Recent Posts

P-61 Black Widow: Sang Pemburu Malam di Perang Dunia II

Pesawat tempur malam perintis ini, yang dirancang oleh Northrop Corporation untuk Angkatan Udara Angkatan Darat…

21 jam ago

Pengepungan Gaza 332 SM: Ujian Kritis bagi Ambisi Alexander Agung

Gaza dalam Api Perang: Kisah Penaklukan oleh Alexander Agung pada 332 SM Pada Oktober tahun…

2 hari ago

The Bourne Identity (2002): Revolusi dalam Genre Aksi Mata-Mata

The Bourne Identity, sebuah film aksi thriller yang dirilis pada tahun 2002, menawarkan pengalaman menarik…

3 hari ago

Pedang dan Salib: Kisah Tentara Bayaran Kristen di Bawah Panji Islam

Kristen untuk Islam: Kisah Tentara Bayaran yang Melayani Muslim Loyalitas dan Keuntungan: Tentara Bayaran Kristen…

4 hari ago

Jet tempur Su-57 Rusia mungkin memiliki ‘cacat fatal’

Su-57 Felon, jet tempur generasi kelima yang disebut-sebut memiliki kemampuan siluman dan canggih. Namun, para…

5 hari ago

1 Oktober 2024, Operation True Promise II: Serangan Balistik Iran yang Mengguncang Israel

Pada 1 Oktober 2024, Iran meluncurkan Operation True Promise II, sebuah serangan militer besar-besaran yang…

5 hari ago