- Bagaimana Israel Menutupi Korupsi yang Dilakukan oleh Mata-Mata, Tentara dan Pedagang Senjata
- Aparat keamanan Israel bersekongkol dengan peradilan yang terlalu kolaboratif untuk menyembunyikan kesepakatan kotor dan spionase dari pengawasan publik
ZONA PERANG(zonaperang.com) Otoritas penegak hukum Israel telah berkali-kali membuktikan bahwa meskipun ada tekanan politik dan tekanan lainnya, mereka tetap bertekad untuk menghormati supremasi hukum. Dakwaan terhadap Perdana Menteri Benjamin “Bibi” Netanyahu, vonis pengadilan – yang menjebloskan mantan Perdana Menteri Ehud Olmert, Presiden Moshe Katsav, Menteri Keuangan Avraham Hirschson, dan lusinan anggota Knesset lainnya ke penjara – merupakan contoh kasus.
“Kegagalan badan intelijen Israel dalam mengantisipasi dan mencegah serangan oleh pejuang kemerdekaan Hamas merupakan implikasi rumit membesar-besarkan kemampuan teknologi pertahanan, persaingan internal dan mengenyampingkan kemampuan para pembebas Palestina”
“Kasus 3000” – urusan kapal selam dan kapal perang – bukan hanya skandal korupsi “biasa”, yang hanya berkaitan dengan praktik-praktik yang tidak etis. Melainkan, ini adalah Korupsi Besar yang dikombinasikan dengan Korupsi Pertahanan, yang keduanya memiliki implikasi hukum yang berat.
Baca juga : 31 Desember 1799, VOC yang Super Kaya Bubar Karena Korupsi(Hari ini dalam Sejarah)
Baca juga : 8 Konflik Kekerasan karena Air dan Perubahan Iklim, Pelajaran untuk Masa Depan
Skandal Korupsi Besar di Israel: Ketika Mata-Mata dan Pedagang Senjata Terlibat
Polisi Israel mengungkapkan (13/2/2023) bahwa selama setahun terakhir, mereka telah melakukan investigasi rahasia, yang telah mengarah pada dugaan pengungkapan kartel korupsi dan penyuapan besar-besaran, yang terlibat dalam kecurangan tender Kementerian Pertahanan.
Puluhan kontraktor, pengacara, pemilik perusahaan, dan karyawan di departemen teknik dan konstruksi Kementerian Pertahanan ditahan, dan sedang diselidiki atas dugaan penyuapan, pelanggaran kepercayaan, persekongkolan untuk melakukan kejahatan, registrasi palsu, pencucian uang, dan pelanggaran lainnya. Salah satu kontraktor yang diduga terlibat dalam persengkokolan ini telah terlibat dalam bisnis dengan organisasi kejahatan Abu Latif (dianggap sebagai salah satu penghasut kejahatan utama di Israel).
“Ketika seorang perdana menteri yang dituduh melakukan korupsi menggunakan kekuasaannya untuk melawan sistem peradilan dan penegakan hukum, tidak mengherankan jika Israel mengalami kemerosotan dalam hal korupsi.”
Menurut investigasi, kartel tersebut melibatkan puluhan perusahaan yang beroperasi melalui ratusan tender. Tingkat pelanggaran diperkirakan mencapai NIS satu miliar (1 New Israel Shekel = Rp 3.933). Para penyelidik percaya bahwa kartel tersebut meningkatkan operasinya dari waktu ke waktu karena hubungan korup yang telah dibangun oleh para anggotanya dengan para pejabat pertahanan dan IDF, yang memberi mereka informasi orang dalam dan berbagai keuntungan lainnya.
Dalam penggerebekan besar-besaran yang dilakukan, polisi menyita rekening bank, real estat, kendaraan dan jam tangan mewah, uang tunai dalam jumlah besar, dokumen-dokumen, dan banyak lagi. Para tersangka saat ini sedang diinterogasi, dan akan dibawa ke pengadilan untuk menjalani sidang perpanjangan penahanan.
Baca juga : Perlawanan Rakyat Melayu Riau: Semangat Pantang Menyerah Melawan Kolonialisme
Baca juga : Saatnya Mengubah Opini! Sampai Kapan Israel akan Bertahan?