Kisah Pilu Umat Islam Andalusia yang Dibinasakan pada April Mop
ZONA PERANG(zonaperang.com) Di balik perayaan April Mop ternyata ada kisah sadis pembantaian manusia. Sejarah penipuan terhadap umat Islam itu menjadi latar belakang dilegalkannya berbohong setiap 1 April.
April Mop atau dikenal dengan April Fools’ Day yang dirayakan setiap 1 April adalah hari di mana orang-orang boleh berbohong atau memberi lelucon kepada orang lain. Meski hari itu dianggap berbohong, orang tidak akan dianggap bersalah.
Setiap 1 April akan dimulai dengan berbohong kepada keluarga, musuh, teman, bahkan tetangga dengan tujuan mempermalukan orang-orang yang mudah ditipu. Di sejumlah negara seperti Inggris, Australia, dan Afrika Selatan, lelucon hanya boleh dilakukan sampai siang atau sebelum siang hari. Namun di tempat lain seperti Kanada, Prancis, Irlandia, Italia, Rusia, Belanda, dan Amerika Serikat lelucon bebas dimainkan sepanjang hari.
Baca juga : Mengenal Musa bin Nushair, Sang Penakluk Andalusia
Baca juga : Benarkah Thariq bin Ziyad membakar kapalnya ketika membebaskan Andalusia agar pasukannya tidak kabur?
Lelucon yang Menyembunyikan Tragedi
April Mop sebenarnya adalah sebuah perayaan hari kemenangan atas dibunuhnya ribuan masyarakat beragama Islam di Semenanjung Iberia oleh tentara kerajaan Kastila dan León yang dilakukan lewat cara-cara penipuan. Berlandaskan peristiwa tersebut April Mop dijadikan sebagai hari perayaan melegalkan penipuan dan kebohongan walau dibungkus dengan dalih sekadar hiburan atau keisengan.
Spanyol atau Andalusia dibebaskan dari penindasan raja Roderick kerajaan Visigoth pada abad ke-8 atas undangan Julian penguasa Ceuta oleh Panglima Thariq bin Ziyad / Taric el Tuerto. Sejak saat itu Andalusia menjadi negeri yang makmur, bahkan Islam saat itu berkembang hingga Prancis bagian selatan.
Kegemilangan Islam di bumi Andalusia meresahkan negara-negara tetangga. Mereka menggunakan berbagai cara untuk menghapuskan Islam dari Andalusia, caranya adalah dengan melemahkan iman mereka melalui jalan serangan pemikiran dan budaya.
Memecah-belah
Para musuh-musuh Islam mengirimkan alkohol ke wilayah Andalusia. Saat itu anak-anak mudanya dicekoki musik agar lebih suka bernyanyi dan menari daripada mendasar Alquran dan shirah Nabi.
“Reconquista, bahasa Inggris Reconquest, di Spanyol dan Portugal pada abad pertengahan, serangkaian kampanye oleh negara-negara Kristen untuk merebut kembali wilayah dari Muslim (Moor), yang telah menduduki sebagian besar Semenanjung Iberia pada awal abad ke-8”
Langkah lain adalah dikirimkannya sejumlah ulama palsu untuk memberikan perpecahan perpecahan ke dalam tubuh umat Islam Spanyol. Usaha itu pun membuahkan hasil setelah ratusan tahun Islam berjaya di Andalusia.
Baca juga : Ada sebuah idiom terkenal dari banyak sejarawan, “Andalusia tidak jatuh dalam semalam.”
Baca juga : 22 April 1529, Perjanjian Saragosa ditandatangani : Ketika Dunia Hanya Milik Spanyol & Portugis
Kisah Perjuangan Umat Islam Andalusia yang Dilupakan
Dilansir dari The Business Standard, banyak yang percaya bahwa tradisi Eropa “April Fools Day” adalah untuk merayakan jatuhnya kerajaan Islam terakhir di Granada, Spanyol.
Beberapa sumber mengungkapkan bahwa tentara Kristen Spanyol ingin menyingkirkan secara keseluruhan kaum muslim di Granada. Jadi, mereka menyusun rencana licik untuk melakukan pembantaian.
Kala itu, umat muslim di Spanyol jumlahnya mulai menipis. Itu karena mayoritas muslim telah pindah ke wilayah Afrika Utara karena wilayah yang terus berkurang dan pengepungan.
Kondisi tersebut, lanjut laporan The Business Standard, dimanfaatkan tentara Kristen yang mengabarkan bahwa kaum muslim dapat pergi dari Spanyol yang mulai dikuasai umat Kristiani ke wilayah mayoritas muslim dengan aman dan bahkan telah disediakan perahu untuk berlayar.
Mendengar kabar itu, orang-orang Islam awalnya tidak percaya dan ingin mengecek kondisi kapal yang disiapkan untuk memastikan semuanya baik baik saja.
Ketika telah puas, umat muslim membuat persiapan untuk pergi. Namun pada tanggal 1 April, tentara Kristen menembaki rumah dan kapal mereka.
April Mop atau Genosida
Tak hanya membuat seluruh umat muslim di Spanyol terbantai sekaligus menghapuskan Islam di Spanyol, para tentara tersebut juga menjarah seluruh rumah umat muslim dan membakarnya.
Akhirnya Spanyol pun jatuh total setelah sebelumnya pemimpin muslim terakhir Muhammad XII, yang dikenal sebagai Boabdil, atau Abu Abdullah dalam bahasa Arab, menyerahkan kekuasaan untuk memerintah Granada kepada raja Katolik Ferdinand dan Isabella karena kalah berperang di tahun 1492.
Penyerangan yang dilakukan dengan kejam tak mengenal perikemanusiaan. Tidak hanya pasukan Islam yang dibantai, tetapi juga penduduk sipil, wanita, anak-anak kecil, orang-orang tua.
Selain ulama kontemporer seperti Qardhawi, ulama salafi juga tak ketinggalan ikut mengecam umat Islam yang ikut-ikutan budaya April Mop tersebut. Seperti difatwakan Mufti Arab Saudi, Muhammad ibnu Shalih ibnu Utsaimin mengatakan, haram hukumnya berbohong walau hanya untuk tujuan kelakar.
“Saya ingin mengingatkan saudara saya umat Islam agar menghindarkan diri dari apa yang dilakukan sebahagian manusia yang tidak cerdik seperti April Fool. Pembohongan seperti ini yang diambil dari orang Yahudi, Nasrani, Majusi dan orang kuffar,” jelas Utsaimin dalam laman resminya.
Baca juga : Yusuf bin Tasyfin : Pahlawan Muslim pembalik keadaan di Andalusia
Baca juga : 2 Januari 1492, Granada: pertahanan terakhir muslim di Spanyol, menyerah.(Hari ini dalam Sejarah)