ZONA PERANG (zonaperang.com) – Jika di dua sekuel sebelumnya kehidupan pribadi agen tangguh Ethan Hunt tak pernah diceritakan, kini di sekuel ke tiga kehidupan cinta Hunt ikut mewarnai film yang selama ini selalu didominasi intrik dan laga didalamnya. Persahabatan, cinta dan pengkhianatan membuat MI3 lebih berbobot dibanding dua sekuel sebelumnya.
Film yang sebelumnya sempat terbentur ijin saat syuting di Itali, Roma karena ajaran Scientology yang dianut Tom Cruise, produser sekaligus pemeran tokoh Ethan Hunt ini.
Baca Juga : Film The Bridge on the River Kwai (1957) : Perjuangan Romusha Inggris membuat jalur ‘kereta api maut’
Di sekuel ketiga ini J. J. Abrams., executive producer serial TV ALIAS dan LOST ini dipercaya mensutradarai film yang mengambil lokasi syuting di Berlin, Itali, Shanghai, Virginia, dan California dan didukung sederet bintang papan atas, bahkan peraih Best Actor Oscar 2005 lalu Philip Seymour Hoffman, selain aktor Ving Rhames, Jonathan Rhys-Meyers, Michelle Monaghan, Laurence Fishburne, Billy Crudup, Keri Russell, Maggie Q, Sasha Alexander dan Simon Pegg.
Film berdurasi 126 ini diawali dengan sebuah adegan, dimana Hunt (Tom Cruise) yang duduk dengan posisi terikat di sebuah kursi harus memilih antara nyawa istrinya Julia (Michelle Monaghan) atau menyerahkan bom dengan kekuatan maha dasyat. Hitungan mundur Davian dan bunyi letusan mengawali ketegangan MI: 3.
Flash back ke lima hari sebelumnya, saat Hunt merayakan pesta pertunangan. Lelah dengan hidup yang penuh bahaya dan bertaruh nyawa, Hunt ingin menikmati kehidupan layaknya lelaki normal. Hunt mulai menjalin cinta dengan Julia, seorang perawat yang mengenal Hunt bukan sebagai agen khusus IMF tapi seorang pria biasa yang bekerja di Departemen Lalu Lintas.
Baca Juga : Film The Transporter (2002) : Jasa Memindahkan apapun kemanapun tanpa banyak bertanya
Kelihaian Hunt menyembunyikan identitas teruji saat pesta pertunangan dengan Julia, dia harus menyelamatkan seorang agen IMF Lindsey Ferris (Keri Russell) yang ditangkap gembong senjata pemusnah massal bernama Owen Davian (Philip Seymour Hoffman) saat menjalankan misi di Berlin. Hunt tak bisa menolak tugas ini, Lindsey adalah anak didik yang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri, meskipun harus mengecewakan Julia, Hunt harus tetap menjalankan misinya dan menyelamatkan Lindsey.
Bersama tiga agen yang mendukung misinya, Declan (Jonathan Rhys Meyers), Luther Strickell (Ving Rhames), dan Zhen (Maggie Q), Hunt berhasil membebaskan Lindsay, sayang misi tersebut gagal karena bom berbentuk kapsul nitroglycerin yang ditanam di kepala Lindsey meledak. Kematian Lindsey membuat Hunt sangat terpukul dan bertekad membalas dendam pada Davian.
Kembali ke Langley, dan berpura-pura bersikap normal di hadapan Julia. Hunt menerima kartu pos yang berisi sebuah microdot di bagian bawah perangko. Microdot tersebut banyak membantu Hunt menguak misteri kematian Lindsay. Dalam pesan videonya, Lindsay mengatakan Davian menerima sebuah telepon dari kantor Direktur IMF, Brassell (Laurence Fishburne). Informasi yang menyebutkan keberadaanya di Berlin, itu artinya ada seorang pengkhianat dalam IMF.
Baca Juga : Film 300 (2006) : Perang Besar Raja Sparta Leonidas Vs Raja Xerxes dari Persia
Kenyataan ini membuat Hunt sangat marah, apalagi pihak IMF menganggap Hunt gagal dengan misi penyelamatan Lindsay dan gagal menangkap Owen Davian, yang sudah lama menjadi incaran interpol.
Marah didamprat atasan, Hunt dibantu tiga temannya melakukan misi rahasia menangkap Davian yang tengah mengadakan pertemuan di Roma, Itali, di luar sepengetahuan dua pimpinannya, Brassell (IMF Director) dan Musgrave (IMF Operations Director). Berkat kelihaian, kecerdikan dan intrik khas Mission Imposible, Hunt yang menyamar sebagai Davian untuk mengelabui penjaga akhirnya berhasil menculik Davian dan lolos dari ketatnya penjagaan di kota suci Vatikan.
Sayang kesempatan membalas dendam dan membawa Davian ke markas besar gagal. Di tengah perjalanan mereka mendapat serangan yang diduga adalah suruhan orang dalam IMF. Davian berhasil kabur dan bersumpah membalas dendam pada Hunt.
Baca Juga : Film The Jackal (1997) : Kisah Pembunuh Bayaran Terbaik di Dunia
Sebagai penjahat yang sadis dan licin, Davian bukanlah orang yang suka main-main. Merasa misinya di Berlin digagalkan Hunt, Davian ingin Hunt membayarnya dengan sesuatu yang lebih ‘berbobot’ dari misi sebelumnya. Ya, Davian meminta Hunt mencuri “Rabbit’s foot”, sebuah bom berkekuatan maha dasyat dari sebuah fasilitas pembuat bom di Shanghai. Hunt hanya mendapat jatah waktu empat puluh delapan jam, atau nyawa Julia melayang.
Hunt dan tim IMF-nya sukses mengambil “Rabbit’s foot”, sayang saat transaksi pertukaran “Rabbit’s foot” – Julia, Hunt diserang dan dalam ketidaksadarannya sebuah bom telah ditanam di kepalanya yang hanya bisa dimatikan dengan sebuah defibrillator (alat kejut jantung).
Davian sengaja melakukan ini, karena dia tahu, Hunt tak akan memberikan “Rabbit’s foot” yang asli kepadanya. Muak dengan kekerasan sikap Hunt yang tak mau memberikan “Rabbit’s foot”, Davian akhirnya membunuh Julia, dan meninggalkan Hunt yang meratap dalam kesedihan.
Baca Juga : Film Enemy of the State (1998) : Will Smith dalam Pusaran Konspirasi Politikus Korup
Saat Davian pergi, Musgrave (Billy Crudup) memasuki ruangan dan menjelaskan misi utamanya. Rabbit’s Foot adalah sebuah bom yang bisa ‘membersihkan’ sebagian besar Amerika, sebuah bom yang sangat bernilai tinggi bagi musuh-musuh Amerika, dan bernilai milyaran juta dolar. Berhubungan dengan Davian adalah salah satu cara Musgrave untuk menyusup dan menghancurkan jaringan Davian.
Jika dia berhasil membekuk Davian itu artinya bukan hanya menyelamatkan Amerika tapi juga ambisinya merebut posisi Brassell sebagai pimpinan utama IMF bakal terwujud. Musgrave juga memaksa Ethan mengaku tentang isi rekaman Lindsey, apakah Lindsey menyebutkan nama Brassell dalam rekaman microdot-nya.
Takut misinya digagalkan Hunt, Musgrave terpaksa menculik Julia dan menjadikannya sebagai umpan, agar Hunt mau menyerahkan Rabbit’s Foot yang asli. Jika Hunt menyerahkan bom yang asli dia masih bisa menyelamatkan istrinya, karena Julia masih hidup, jelas Musgrave sambil membuka topeng di wajah mayat Julia, yang ternyata adalah mayat mantan kepala keamanan dan penterjemah Davian, bukan Julia.
Baca Juga : Film Jojo Rabbit (2019) : Satir Peperangan Melalui Perspektif Anak Kecil
Situasi makin seru dan menegangkan, saat Davian menangkap basah Hunt yang berhasil menemukan Julia asli. Davian mengaktifkan bom di kepala Hunt yang akan meledak dalam hitungan beberapa menit. Duel pun tak terelakkan antara Hunt dan Davian, yang berakhir dengan kematian Davian dalam sebuah kecelakaan.
Sementara untuk mematikan bom di kepalanya, Hunt berusaha mengakali defibrillator dan menjelaskan Julia bagaimana menggunakan senjata sebelum memintanya membantunya menggunakan defibrillator rekayasanya.
Dalam kekalutannya Julia berhasil merusak sirkuit detonator-nya tapi juga membuat detak jantung Hunt berhenti berdetak. Tak hanya harus menyelamatkan nyawa Hunt, Julia harus bertahan dan membunuh siapa saja yang memasuki ruangan, sampai akhirnya dia membunuh Musgrave yang memasuki ruangan dengan membawa Rabbit’s Foot.
Baca Juga : Film Da 5 Bloods (2020) : Veteran Perang Vietnam yang kembali datang ke Vietnam
Cemas, takut, khawatir dan frustasi akhirnya Julia bisa menyadarkan Hunt. Hunt akhirnya membuka jati dirinya pada Julia, bahwa dia adalah seorang agen IMF bukan pegawai lalu lintas seperti yang selama ini dikatakannya.
Kembali ke Langley, dengan semua kepenatan dan kejadian yang membuat istrinya shock, Hunt tak ingin melakukan apapun, meskipun apa yang telah dia alami mendapat perhatian penuh Gedung Putih. Hunt hanya ingin menghabiskan bulan madu bersama Julia.
https://www.youtube.com/watch?v=YNDdBaHwttg&list=PLhFJAf_VLJ5HuCmYKGm_VYaozEGE5-7N9&index=2