ZONA PERANG (zonaperang.com) – The Sum of All Fears adalah sebuah film adaptasi dari buku Tom Clancy dengan judul yang sama yang diperankan oleh Ben Affleck sebagai Jack Ryan. Dilansir dari IMDb, Tom Clancy merupakan penulis Amerika yang terkenal dengan spesialiasasi cerita spionase dan aksi militer yang detail pada era Perang Dingin antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet (kini Federasi Rusia).
Clancy menempatkan 17 bukunya sebagai New York Times Best Seller List, dengan banyak diantaranya yang menduduki peringkat pertama. Lebih dari 100 juta kopi buku terjual sepanjang hidupnya dan menjadikan Clancy sebagai salah satu penulis paling populer sepanjang masa.
The Sum of All Fears
Dalam film The Sum of All Fears, Jack Ryan seorang agen CIA harus beraksi menghentikan kelompok teroris yang berencana menciptakan konflik mengerikan antara Amerika Serikat dan presiden baru Rusia dengan meledakkan bom nuklir di tengah pertandingan sepak bola di Baltimore.
Pada tahun 2002, kolektor memo Suriah memberi tahu jika ada bom besar yang belum meledak terkubur di ladang di dataran tinggi Golan dari sisa perang Yom Kippur 1973. Olson (Colm Feore) seorang pedagang senjata di Afrika Selatan, mengenalinya sebagai senjata nuklir yang hilang.
Baca Juga : 6 Oktober 1973, Perang Yom Kippur Dimulai.
Baca Juga : Tupolev Tu-22M(Uni Soviet)1969, Api Hitam Pengancam Armada Kapal Induk Amerika
Olson kemudian menjualnya kepada komplotan-komplotan yang menginginkan adanya perang nuklir antara Amerika dan Rusia. Film karya sutradara Phil Alden Robinson serta penulis Paul Attanasio dan Daniel Pyne ini tayang perdana pada 31 Mei 2002.
Berdurasi 118 menit, The Sum of All Fears memperoleh pendapatan lebih dari 193 juta dolar Amerika Serikat (AS), sejumlah 75 juta dolar AS di antaranya berasal dari penayangan secara internasional, menurut Box Office Mojo.
Catatan:
- Terdapat adegen peluncuran rudal udara anti kapal dari Tu-22m3 ke kapal induk Amerika
- Presiden Mengumpulkan tim keamanan nasionalnya di atas Boeing E-4, banyak kebingungan dan emosi yang meningkat dari semua yang terlibat.
- Rusia, Presiden Nemerov mati-matian mencoba meredakan situasi melalui hotline, tetapi harus menghadapi jaminan Amerika akan kesalahan Rusia dan keinginan jenderalnya sendiri untuk menyerang AS.
Baca juga : 20 Februari 1971, Peringatan di TV selama 40 Menit : Hari Akhir Sudah Dekat
Baca juga : 12 Oktober 2002 Bom Bali I: Apakah benar bom Mikronuklir? (Hari ini dalam Sejarah)