ZONA PERANG (zonaperang.com) – Pergerakan pasukan Thariq bin Ziad merupakan lanjutan kesepakatan damai antara Raja Julian, penguasa Ceuta (Sabtah) dengan Imperium Umayyah yang diwakili Gubernur Afrika Utara, Musa bin Nusayr.
Menurut beraneka sumber sejarah (tarikh), seperti Al-Himyari dan Al-Muqri, kegeraman yang sangat besar Raja Julian adalah ketika putrinya yang cantik jelita bernama Florinda dicabuli Raja Roderick, penguasa Visigoth Andalusia. Raja Julian tak mungkin mengalahkan kekuatan Visigoth sehingga meminta bantuan Gubernur untuk menyerang Visigoth.
Baca Juga : Benarkah Thariq bin Ziyad membakar kapalnya ketika membebaskan Andalusia agar pasukannya tidak kabur?
Sebenarnya Sang Gubernur merasa agak berat karena belum pernah ada pasukan yang mengenal Semenanjung Iberia, termasuk wilayah Andalusia. Namun, Raja Julian terus meyakinkannya dengan melakukan penyerangan pendahuluan dengan pasukan terbatas dan berhasil sehingga dapat memantapkan ketetapan hati Sang Gubernur untuk mengirimkan pasukan kecil misi intelijen untuk mendalami wilayah Andalusia yang dipimpin Tharif bin Malik.
Dengan modal pemetaan tersebut, Gubernur Musa melakukan persiapan pasukan besar yang dipimpin Thariq bin Ziad. As-Sirjani menuliskan Thariq bin Ziad bin Abdullah bin Warughu bin Waranjum bin Nabarghasan merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang memimpin pasukan menuju Andalusia melalui selat yang terdapat sebuah gunung atau bukit sebelum masuk daratan Andalusia.
Dengan armada kapal-kapal kecil untul melewati selat antara Afrika Utara dan Andalusia, pasukan Thariq bin Ziad berhenti terlebih dahulu di sebuah gunung, yang kemudian diberi nama Jabal Thariq atau Gibraltar sekaligus juga menjadi nama selat tersebut.
Baca Juga : Turgut Reis(Dragut), Raja Tanpa Tahta di Mediterania: Legenda Angkatan Laut Kekhalifahan Utsmaniyah
Sementara itu, dalam A History of Islamic Spain, Watt dan Chachia (2008) mengisahkan kedatangan pasukan di bawah panglima kekhalifahan Umayah di era Al-Walid 1, Thariq bin Ziad terjadi pada musim semi 711 sehingga ekspedisi ini diabadikan menjadi nama Gibraltar dari Jabal Tariq (Mountain of Tariq).
Selanjutnya Watt dan Chachia (2008) mengadakan perjalanan lanjutan Tariq ke Cartagena (Qartajanna) dan Algeciras (Al-Jazira). Penaklukan ini dilanjutkan para penerusnya sampai ke daerah kekuasaan Perancis dan terhenti dikalahkan dalam pertempuran yang dikenal dengan pertempuran Poitiers (Tours) oleh Charles Martel.
Sekalipun kalah dapat perluasan wilayah, mereka tetap mampu terus mempertahankan kekuasaannya di Jazirah Andalusia yang berpusat di Cordoba. Pada saat itu, Corboba pernah menjadi simbol kemajuan di banding Eropa lainnya.
Baca juga : Daftar Nama Besar Para Pejuang Islam Sepanjang Masa