Kemenhan total memesan enam pesawat A400M, dan Indonesia negara ke-10 pemakai Airbus.
ZONA PERANG (zonaperang.com) – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) meneken letter of intent (LoI) pembelian dua unit Airbus A400M di Dubai Airshow 2021, Uni Emirat Arab (UAE). Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto Djojohadikusumo bersama CEO of Airbus Defence and Space Michael Schoellhorn menyaksikan penandatangan pembelian pesawat tanker dan angkut ukuran besar tersebut.
Hadir pula Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemenhan Marsekal Muda (Marsda) Yusuf Jauhari dan Direktur Jenderal Potensi Pertahanan Kemenhan Mayor Jenderal (Mayjen) Dadang Hendra Yudha. Kontrak disebut berlaku efektif pada 2022.
Baca Juga : Turkish Aerospace Industries(TAI) memasang perusak rudal DIRCM di pesawat A400M Atlas
Hanya saja, belum diketahui kapan jadwal pengiriman pesawat Airbus tersebut ke Indonesia. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama (Marsma), Indan Gilang Buldansyah tidak menjawab spesifik apakah 2020, TNI AU sudah menerima pesawat tersebut. “Rencana detail bisa ditanyakan ke Kemenhan,” kata Indan saat dikonfirmasi Republika di Jakarta, Jumat (19/11).
Dalam siaran pers Airbus, Indonesia adalah negara ke-10 yang akan menggunakan A400M. Perjanjian pembelian itu mencakup paket dukungan pemeliharaan dan pelatihan yang lengkap. Letter of Intent juga mencakup akuisisi empat pesawat A400M tambahan pada masa depan. Sehingga total nantinya TNI AU akan mengoperasikan enam unit A400M.
Baca Juga : A400M Atlas(2009), Kemandirian Benua Biru di Bidang Transportasi Udara Strategis dan Taktis
“Pesanan baru ini akan semakin memperluas jejak A400M di kawasan Asia-Pasifik. A400M menawarkan kemampuan luar biasa ke Indonesia, menyediakan TNI AU dengan platform yang sempurna untuk mengirimkan muatan besar dan berat ke daerah-daerah terpencil dan melipatgandakan proyeksi kekuatan udara, berkat kemampuan pengisian bahan bakar udara yang andal,” kata CEO Airbus Defense and Space, Michael Schoellhorn.
Keunggulan Airbus A400M adalah mampu beroperasi dari landasan pacu yang kasar dan pendek, serta bisa digunakan TNI AU untuk menuju ke lokasi dengan landasan yang kualitasnya buruk. Terbukti, A400M bisa mendarat di landasan pacu yang dalam kondisi rusak dan pendek di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, usai gempa pada 2018.
https://www.youtube.com/watch?v=U5I05obEpj4