ZONA PERANG(zonaperang.com) Pemberontakan Komunis di Malaysia atau The Communist insurgency in Malaysia adalah konflik bersenjata antara Partai Komunis Malaya (MCP) dan pemerintah Malaysia yang berlangsung dari tahun 1948 hingga 1989. MCP adalah partai komunis yang dibentuk pada tahun 1930 dan bertujuan untuk menggulingkan pemerintah Malaysia dan mendirikan negara komunis.
Pemberontakan Komunis di Malaysia atau Perang insurgensi melawan pengganas komunis dimulai pada tanggal 16 Juni 1948 ketika MCP menyerang tiga perkebunan karet di Perak. MCP melancarkan serangan-serangan gerilya terhadap pasukan keamanan dan infrastruktur pemerintah Malaysia. Pemerintah Malaysia membalas dengan mengerahkan pasukan keamanan dan memberlakukan darurat militer.
Akhir dari Pemberontakan Komunis di Malaysia
Pemberontakan Komunis di Malaysia berlangsung selama lebih dari 40 tahun dan merupakan salah satu konflik bersenjata terpanjang di Asia Tenggara. Konflik tersebut menyebabkan sekitar 18.000 korban tewas, termasuk warga sipil, pasukan keamanan, dan anggota MCP.
Pemberontakan Komunis di Malaysia berakhir pada tanggal 2 Desember 1989 ketika MCP menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah Malaysia. Perjanjian damai tersebut ditandatangani di Hat Yai, Thailand, dan disaksikan oleh Perdana Menteri Malaysia Mahathir bin Mohamad dan Sekretaris Jenderal MCP Chin Peng.
Baca juga : PUKUL HABIS, Total Wipeout 1991 : Saat Indonesia & Malaysia bersiap berperang melawan Singapura
Baca juga : Surat Rahasia Suparjo yang Diselundupkan ke Penjara Omar Dhani, Ungkap Fakta Dibalik Gagalnya G30S PKI
Keadaan Darurat Malaya: Babak yang Terlupakan dalam Sejarah Asia Tenggara
Pemberontakan Komunis di Malaysia terjadi dalam dua fase utama. Fase pertama adalah Perang Darurat Malaya (1948-1960), dan fase kedua adalah Pemberontakan Komunis (1968-1989).
Fase kedua, yang juga dikenal sebagai Pemberontakan Komunis di Malaysia (1968–1989), adalah perang revolusioner dalam negeri yang merupakan bagian dari Perang Dingin dan lanjutan dari perang pembebasan nasional anti-British. Pemberontakan ini dimulai pada tanggal 17 Juni 1968 dan berakhir pada 2 Desember 1989, berlangsung selama 21 tahun, 5 bulan, 2 minggu dan 1 hari.
Dalam pemberontakan ini, Pasukan Antikomunis yang terdiri dari Malaysia dan Thailand, didukung oleh Inggris, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Vietnam Selatan (hingga 1975), berhadapan dengan Pasukan Komunis yang terdiri dari Partai Komunis Malaya dan Tentara Pembebasan Rakyat Malaya. Pasukan komunis juga didukung oleh komunis Cina, Uni Soviet, dan Vietnam (hingga akhir 1970-an).
Pendukung komunis
Pemberontakan Komunis di Malaysia memiliki dampak yang signifikan terhadap Malaysia. Konflik tersebut menyebabkan kerugian ekonomi yang besar dan menghambat pembangunan Malaysia. Konflik tersebut juga menyebabkan perpecahan di masyarakat Malaysia, khususnya antara etnis Melayu dan Cina.
Setelah berakhirnya Darurat Malaya pada tahun 1960, Tentara Pembebasan Nasional Malaya yang didominasi etnis Cina, sayap bersenjata MCP, telah mundur ke perbatasan Malaysia-Thailand di mana mereka berkumpul kembali dan dilatih kembali untuk melakukan serangan di masa depan terhadap pemerintah Malaysia.
Permusuhan secara resmi berkobar kembali ketika MCP menyergap pasukan keamanan di Kroh-Betong, di bagian utara Semenanjung Malaysia, pada tanggal 17 Juni 1968. Konflik ini juga bertepatan dengan ketegangan domestik baru antara etnis Melayu dan Cina di Semenanjung Malaysia dan ketegangan militer regional akibat Perang Vietnam.
Meskipun Pemberontakan Komunis di Malaysia telah berakhir, namun pemerintah Malaysia tetap mewaspadai kemungkinan kebangkitan kembali MCP. Pemerintah Malaysia terus memantau aktivitas kelompok-kelompok komunis di Malaysia dan kawasan Asia Tenggara.
Baca juga : Operasi Claret: Serangan Tersembunyi Pasukan Inggris dan Australia di Kalimantan Indonesia
Baca juga : 13 Mei 1969, Kerusuhan besar antara suku Cina dan Melayu di Malaysia