Ashabul Kahfi merupakan kisah sekelompok pemuda yang menghindari kezaliman penguasa demi mempertahankan aqidah mereka dan keleluasaan beribadah kepada Allah Swt.
ZONA PERANG(zonaperang.com) Kisah pemuda Kahfi bercerita tentang tujuh pemuda beriman yang hidup di masa antara Nabi Isa AS dan Nabi Muhammad SAW. Bukan pemuda biasa, mereka adalah anak-anak dari para penguasa dan petinggi masyarakat tempat mereka tinggal.
Tempat tinggal para pemuda ini didominasi oleh orang-orang yang beracun. Bertahun-tahun para pemuda itu berjuang untuk menjalankan ibadah dan memuja Tuhan mereka secara sembunyi-sembunyi.
Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), Ashabul Kahfi atau Seven Sleepers of Ephesus merupakan kisah yang langgeng pada Kristen dan Islam selama abad pertengahan.
Salah satu kisah terkenal
Kisah Ashabul Kahfi adalah salah satu kisah terkenal yang terdapat dalam Al-Quran. Kisah ini mengisahkan tentang sekelompok pemuda yang beriman dan melarikan diri dari penganiayaan oleh raja zalim pada zamannya. Kisah ini dapat ditemukan dalam Surah Al-Kahfi (Surah ke-18) dalam Al-Quran.
Dalam buku Kisah-kisah dalam Surat Al-Kahf (2019) karya Angga Mulyana, Ashabul Kahfi terjadi pada sebuah negari bernama Afasus di kota Philadelphia (sekarang kota Amman Yordania ) yang dipimpin oleh seorang raja bernama Raja Decyanus yang memerintah pada 249 hingga 251 mesehi.
Menurut kisah, ada tujuh pemuda yang hidup pada masa ketika kekufuran dan kesyirikan melanda masyarakat. Mereka hidup di sebuah kota di bawah pemerintahan seorang raja yang zalim dan memaksakan penyembahan berhala kepada rakyatnya. Pemuda-pemuda tersebut memutuskan untuk tidak menyembah berhala dan tetap memegang teguh keimanan mereka kepada Allah SWT.
Baca juga : Keputusan penguasa yang menghancurkan
Keluar dari daerah tempat tinggal mereka
Ketika pemuda-pemuda itu melihat bahwa mereka tidak akan aman di kota tersebut, mereka memutuskan untuk mencari perlindungan di sebuah gua. Di gua tersebut, mereka berdoa kepada Allah SWT agar memberikan mereka perlindungan dan petunjuk. Allah SWT mengabulkan doa mereka dan membuat mereka tertidur dalam gua tersebut selama bertahun-tahun.
Selama tidur panjang mereka, kondisi masyarakat dan pemerintahan berubah. Ketika mereka terbangun, mereka bingung dan tidak tahu berapa lama mereka tidur. Salah satu dari mereka pergi ke kota untuk membeli makanan, dan ketika ia membayar dengan uang kuno, orang-orang di kota tersebut terkejut dan menganggapnya sebagai orang yang aneh.
Berita tentang keberadaan mereka kemudian mencapai raja yang berkuasa pada saat itu. Raja yang adil mendengar kisah mereka dan mengundang mereka untuk bertemu dengannya. Ketika raja bertanya tentang apa yang mereka alami, mereka menceritakan kisah mereka dan bagaimana mereka berlindung di gua.
Pelajaran moral
Kisah Ashabul Kahfi mengandung banyak pelajaran moral. Kisah ini mengajarkan tentang pentingnya berpegang teguh pada iman dan keyakinan dalam menghadapi tantangan dan penganiayaan. Ashabul Kahfi juga mengajarkan bahwa Allah SWT memiliki kekuasaan untuk melindungi hamba-Nya dan mengubah keadaan dengan cara yang tak terduga.
Kisah ini juga menekankan pentingnya ketekunan dan kesabaran dalam mempertahankan kebenaran, bahkan jika itu berarti harus menghadapi kesulitan dan pengorbanan. Ashabul Kahfi adalah contoh teladan bagi umat Muslim untuk tetap teguh dalam keimanan mereka dan tidak terpengaruh oleh lingkungan yang tidak mendukung.
Meskipun kebaikan yang ingin disampaikan tidak didengar, tetaplah berjuang dan bersabar hingga Allah menolong. “Berlindunglah kepada Allah dan berhijrahlah jika tempat itu membahayakan nyawa kalian,” Selalu yakin bahwa suatu saat akan bertemu dengan teman-teman yang memiliki visi yang sama.
Kisah Ashabul Kahfi adalah salah satu dari banyak kisah yang terdapat dalam Al-Quran yang memberikan pelajaran moral dan inspirasi bagi umat Muslim dan umat manusia pada umumnya.
Baca juga : Pembantaian Etnis Melayu 1946: Kekejaman PKI (Partai Komunis Indonesia) di Sumatera Timur