ZONA PERANG (zonaperang.com) – Perang Sepak Bola (La guerra del fútbol dalam bahasa Spanyol), juga dikenal sebagai Perang Seratus Jam, adalah perang selama 4 hari antara El Salvador dan Honduras pada tahun 1969.
Pertandingan itu dianggap bagian dari kualifikasi Piala Dunia tahun 1970. Tapi orang mengingatnya karena dianggap memicu perang antara kedua negara.
Bulan Juli di tahun yang sama, selama sekitar 100 jam yang kacau, kedua negara di Amerika Tengah itu terlibat perang terbuka. Diperkirakan 4.000 orang tewas dan 10.000 terluka, serta ratusan ribu mengungsi akibat perang tersebut.
Durasi perang yang singkat itu kalah penting dengan fakta bahwa pemicu perang adalah pertandingan sepak bola, sehingga perang ini dikenal dengan nama “Perang Sepak Bola”.
“Judul itu berlebihan” kata kapten Tim Honduras pada pertandingan itu, Marco Antonio Mendoza, kepada surat kabar Argentina, Pagina pada tanggal 12 Agustus 2017. “Sepak bola tidak menyebabkan perang. Penyebabnya masalah kedua negara karena reformasi agraria,” katanya.
Masa lalu yang bermasalah
Honduras dan El Salvador adalah negara-negara miskin yang punya hubungan sejarah yang rumit. Keduanya bagian dari blok lima negara Amerika Tengah yang memproklamasikan kemerdekaan dari penjajah Spanyol pada tanggal 15 September 1821. Mereka membentuk federasi yang bertahan hingga 1838.
Sesudah federasi pecah, Honduras menjadi negara dengan wilayah lima kali lebih luas daripada El Salvador, dan ada masalah sengketa perbatasan antara keduanya. Penduduk El Salvador lebih banyak dan pada tahun 1969, jumlahnya satu juta lebih banyak ketimbang Honduras. Tekanan demografi ini membuat ribuan orang El Salvador migrasi ke Honduras sejak awal abad keduapuluh, terutama untuk bekerja di sektor pertanian.
Pengusiran
Namun sebuah undang-undang reformasi agraria disahkan di Honduras pada tahun 1962 dan dijalankan pada tahun 1967. Hasilnya adalah pengambilalihan lahan milik migran dari El Salvador yang lantas didistribusikan ke penduduk Honduras. Lahan ini diambil dari petani dan penghuni migran, tak peduli klaim ataupun status imigrasi mereka.
Baca Juga : 9 Oktober 1967, Che Guevara dieksekusi di Bolivia(Hari ini dalam Sejarah)
Ini menimbulkan masalah bagi orang El Salvador dan Honduras yang menikah. Pengambilalihan lahan ini dipromosikan oleh pemilik lahan besar di Honduras, termasuk perusahaan internasional seperti United Fruit Company. Ribuan pekerja El Salvador diusir dari Honduras, dan langkah ini diprotes oleh pemerintah El Salvador yang menuduh terjadi perlakuan kasar dan penyiksaan.
Lalu datanglah kualifikasi Piala Dunia 1970, kedua negara berhadapan di pertandingan semi final.
Honduras menang di pertandingan kandang 1-0 tanggal 8 Juni, tapi ini dilakukan dengan dukungan suporter yang membuat suara ribut luar biasa di depan kamar hotel para pemain El Salvador di ibu kota Honduras Tegucigalpa. “Suporter mereka menutup jalan, dan semua mobil yang lewat membunyikan klakson dengan sangat keras. Kami tak bisa tidur sama sekali,” kata bekas anggota kesebelasan El Salvador, Salvador Mariona kepada BBC tahun 2009.
Seminggu kemudian, El Salvador menang 3-0 dalam pertandingan kedua dan pendukung mereka juga membuat suara ribut yang sama tidak bersahabatnya. Pertandingan tambahan di Mexico City terpaksa diadakan.
Pidato penyemangat
Sebelum pertandingan dimulai, ketegangan meningkat dengan sangat cepat. Pers Honduras mengeksploitasi kabar bahwa dua orang pendukung Honduras terbunuh sebelum pertandingan, dan mobil dengan nomer Honduras dirusak.
Tanggal 26 Juni, sehari sebelum pertandingan di Mexico City, pemerintahan militer El Salvador (Honduras juga dipimpin pemerintahan militer) mengumumkan memburuknya hubungan diplomasi kedua negara. Pihak berwenang juga mengundang pemain dan memberi mereka pidato untuk menyemangati.
Bentrokan di perbatasan
“Kami diundang makan malam di kediaman presiden. Ia berkata kami harus menang demi ‘seluruh orang El Salvador yang menderita di Honduras,” kenang Mariona. Beberapa hari kemudian sudah ada laporan bentrokan di perbatasan. Pada tanggal 14 Juli, Angkatan Udara El Salvador menyerang Honduras, yang diikuti dengan serbuan angkatan darat.
Dalam 24 jam, pasukan El Salvador maju terus hingga mengancam ibu kota Tegucigalpa. Honduras meminta organisasi kerjasama Amerika, OAS, untuk campur tangan. Sebuah pertemuan mendadak diselenggarakan guna gencatan senjata dan penarikan pasukan. Sekalipun dijadwalkan pada tanggal 18 Juli, baru dua minggu kemudian El Salvador melakukannya.
Dampak buruk
Perang ini berlangsung hanya empat hari, tapi butuh 11 tahun bagi kedua negara untuk menandatangani perjanjian damai. Sengketa wilayah diselesaikan oleh Mahkamah Internasional tahun 1992, tapi hingga 2014 masih ada provokasi antara dua negara.
Bagi El Salvador, “Perang Sepak Bola” ini punya dampak buruk. Orang-orang yang dipaksa kembali ke El Salvador dari Honduras, turut memperburuk standar kehidupan negeri itu. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan berkepanjangan yang memicu perang saudara tahun 1979, dan berlangsung hingga 13 tahun yang memakan korban jiwa hingga 75.000 orang, menurut PBB. Tim sepak bola El Salvador akhirnya berlaga di Piala Dunia Meksiko 1970, tapi gugur di babak grup dengan tiga kekalahan dan tak mencetak gol sama sekali.