- Kopi: Dari Ribat Islam hingga Ikon Peradaban Dunia
- Kopi adalah salah satu minuman paling populer di dunia. Minuman ini telah menjadi bagian dari budaya dan peradaban manusia selama berabad-abad. Asal-usul kopi dapat ditelusuri kembali ke dunia Islam, di mana ia mulai digunakan sebagai minuman yang membangkitkan semangat, kecerdasan dan kesadaran jangka panjang.
- Minuman ini dilarang dalam peradaban kekristenan karena dianggap bagian dari peradaban muslim, namun akhirnya diperbolehkan karena terlalu enak dan bermanfaat untuk ditolak
ZONA PERANG(zonaperang.com) Kopi, minuman yang akrab di pagi hari dan menjadi teman setia para pekerja di seluruh dunia, memiliki sejarah panjang yang penuh dengan cerita menarik dan transisi budaya yang mendalam. Dari awal mula keberadaannya di dunia Islam hingga menjadi ikon budaya di dunia Barat, kopi telah melintasi batas geografis dan budaya, menghubungkan masyarakat dari berbagai penjuru dunia.
“Ribath merupakan bagian penting dari jihad. Meskipun jihad dan ribath pada umumnya hanya terdapat di negara berbentuk khilafah, namun filosofinya tetap ada hingga masa kini. Ribath merupakan suatu bentuk penjagaan terhadap batas suatu wilayah, dapat pula bermakna penjagaan terhadap batas-batas diri secara batin.”
Aroma kopi yang menggoda telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern. Namun, perjalanan biji ajaib ini dimulai jauh sebelum era kedai kopi yang trendi.
Baca juga : Nyamuk Wolbachia: Bill Gates, Perang Biologi, LGBT dan Pengendali Demam berdarah
Baca juga : Embargo Minyak 1973-1974: Saat Dunia Islam Bersatu dan Memaksa Amerika Mundur
Asal Muasal Kopi di Dunia Islam
Kopi pertama kali ditemukan di daerah Kaffa, Ethiopia. Legenda populer menyebutkan seorang gembala kambing bernama Kaldi yang hidup pada abad ke-9. Kaldi memperhatikan kambing-kambingnya menjadi lebih berenergi setelah memakan buah merah dari semak-semak tertentu. Penasaran, Kaldi mencoba buah tersebut dan merasakan efek yang sama.
Kopi kemudian menyebar ke Yaman, di mana ia mulai digunakan sebagai minuman saat ribath (tetap terjaga selama beribadah, diskusi dan menjaga perbatasan negara). Kopi menjadi minuman yang sangat populer karena kemampuannya untuk membangkitkan semangat dan memperkuat konsentrasi.
Di dunia Islam, kopi menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, terutama di kalangan sufi dan ulama. Konsumsi kopi dianggap membantu mereka dalam memperpanjang jam ibadah dan meningkatkan fokus selama meditasi. Pada abad ke-16, kedai kopi mulai muncul di kota-kota besar seperti Makkah, Kairo, dan Istanbul. Kedai-kedai ini bukan hanya tempat untuk menikmati secangkir kopi, tetapi juga menjadi pusat sosial dan intelektual di mana orang-orang berkumpul.
Penyebaran Kopi ke Dunia Barat
Kopi mulai merambah dunia Barat pada abad ke-17, melalui perdagangan antara pedagang Eropa dan dunia Islam. Italia menjadi pintu gerbang pertama bagi kopi ke Eropa, di mana kota pelabuhan Venesia mulai mengimpor biji kopi dari Timur Tengah. Dari sini, kopi menyebar ke berbagai penjuru Eropa dan menjadi minuman favorit di kalangan bangsawan dan kaum intelektual.
Kedai kopi pertama di Eropa dibuka di Venesia pada tahun 1645, dan tidak lama kemudian, kedai-kedai kopi mulai bermunculan di kota-kota besar seperti Paris, London, dan Amsterdam.
Kopi dan Penolakan di Kalangan Gereja
Ketika kopi pertama kali tiba di Eropa pada abad ke-16, minuman ini membawa serta jejak asal-usulnya dari dunia Islam. Namun, ketika kopi mulai menyebar ke dunia Kristen Eropa, tidak semua orang menyambutnya dengan hangat.
Beberapa pemuka gereja di Eropa memandang kopi dengan kecurigaan. Karena kopi berasal dari dunia Islam, ada anggapan bahwa minuman ini adalah bagian dari kebudayaan “kafir” yang bisa membawa pengaruh buruk. Bahkan, beberapa orang menyebutnya sebagai “minuman setan” dan menganggap bahwa meminum kopi bisa menyebabkan seseorang terjerumus dalam praktik dan pemikiran yang menyimpang dari ajaran Kristen.
Pembaptisan Kopi
Legenda yang paling terkenal terkait dengan kopi dan gereja adalah bahwa Paus Klemens VIII, yang menjabat pada akhir abad ke-16, harus “membaptis” kopi agar dapat diterima oleh umat Kristen. Diceritakan bahwa beberapa pemuka gereja meminta Paus untuk melarang kopi, menyebutnya sebagai minuman yang berasal dari dunia Islam dan oleh karena itu seharusnya dilarang bagi umat Kristen. Namun, Paus memutuskan untuk mencicipi kopi terlebih dahulu sebelum membuat keputusan
Setelah mencicipi kopi, Paus Clement VIII terkesan dengan rasa minuman tersebut. Menurut cerita, beliau berkata bahwa kopi terlalu enak untuk hanya dinikmati oleh umat Muslim. Paus kemudian memberkati kopi, yang secara simbolis dianggap sebagai “pembaptisan” kopi, sehingga minuman ini dapat diterima dan dikonsumsi oleh umat Kristen.
Baca juga : Sejarah panjang konflik di Masjid Al Aqsa Palestina : Tempat Suci Dunia Islam Kristen dan Yahudi
Baca juga : Keluarga Rothschild, Gerakan Zionisme dan Palestina