- Bayangan Hitam Sejarah: Kisah Abu Righal dan Pelajaran Pengkhianatan
- Dalam sejarah Islam, terdapat kisah-kisah tentang para pengkhianat yang mengabaikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama mereka demi kepentingan pribadi atau ambisi kekuasaan. Nasib mereka sering kali berakhir dengan tragis, mendapatkan kehinaan bahkan setelah kematian mereka, dan dikenang sebagai sampah sejarah.
ZONA PERANG(zonaperang.com) Dalam sejarah, banyak kisah yang mengajarkan kita tentang konsekuensi dari perbuatan. Salah satu kisah yang paling sering dijadikan contoh adalah kisah Abu Righal. Seorang pria yang namanya diabadikan dalam sejarah sebagai simbol pengkhianatan dan menerima balasan setimpal atas perbuatannya.
Sejarah mengajarkan bahwa kesetiaan dan integritas adalah nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi. Pengkhianatan mungkin membawa keuntungan sesaat, tetapi dalam jangka panjang, ia mendatangkan kehinaan dan hukuman yang abadi.
Baca juga : Cara menghancurkan Islam?
Menelusuri Sejarah Abu Righal, Makamnya Selalu Dilempari Batu
Abrahah merupakan Raja dari Negeri Najasyi, Yaman. Ia hendak menyaingi kemasyhuran Ka’bah dengan membangun sebuah gereja yang diberi nama Al-Qullais yang bermakna bangunan tinggi, karena bangunan gereja itu memang tinggi, megah dan indah. Dia membangun gereja tersebut dengan tujuan agar orang-orang ketika musim haji tidak lagi berbondong-bondong menuju Makkah/Baitullah akan tetapi berbondong-bondong menuju gereja tersebut.
Atas dasar motif tersebut Ia memutuskan untuk menghancurkan Ka’bah.
Sebagaimana yang masyhur diceritakan, singkat cerita pasukan Abrahah kalah, semua pasukannya hancur. Diluluhlantahklan oleh Burung Ababil.
Walhasil. Raja Abrahah gagal menjalankan misinya.
Namun, walaupun peduduk Mekkah merasa senang invasi yang dilancarkan Abrahah gagal. Ternyata masyarakat Arab masih menyisakan dendam tersendiri. Bukan kepada Pasukan Abrahah yang telah lebur. Melainkan kepada salah seorang warganya sendiri. Ia dicap sebagai penghianat. Ia adalah Abu Righal.
Menurut Ibnu Ishaq sebagaimana dikutip Ibnu Hisyam di Kitab Siroh-nya, Abu Righal adalah seorang pemuda dari Bani Tsaqif di Kota Thaif yang menjadi guide dari Raja Abrahah ketika hendak menghancurkan Kakbah.
Pada waktu itu, tidak ada seorangpun warga Thaif yang menerima tawaran Abrahah untuk menunjukkan jalan menuju Mekkah, kecuali ia. Ia pun mengiringi rombongan Raja Abrahah hingga ke Mekkah.
Namun nahas, baru mengantarkan rombongan memasuki kawasan Mughammis (Sebuah daerah di Thaif) Sang guide menemui ajalnya. Jenazahnya kemudian dimakamkan di tempat itu pula.
Ia pun dikenang oleh orang Arab sebagai sosok penghianat. Tak cukup sampai di situ, setiap orang yang mempunyai sikap penghianat, pasti akan disemati dengan julukan ‘Abu Righal’. Sebagai bentuk penghinaan atas seorang yang tega menghianati bangsanya.
Makamnya pun hingga kini tak pernah sepi dari peziarah. Bukan untuk mendoakan, namun untuk mengadiahkan batu, sandal dan apapun yang ia punya untuk dilemparkan.
Baca juga : Edward Snowden: Pahlawan atau Pengkhianat? Mengurai Kontroversi Whistleblower Terkenal
Baca juga : Mengungkap Rahasia Keruntuhan Kesultanan Ottoman: Hutang, Inflasi, dan Penguasaan Ekonomi oleh Asing