- Efeknya diduga sangat berbahaya karena bisa menimbulkan penyakit lain seperti penyakit radang otak Japanese Encephalitis
- Indonesia digunakan sebagai negara percobaan penyebaran nyamuk Wolbachia
- Diduga dapat menyebabkan LGBT
ZONA PERANG(zonaperang.com) Nyamuk yang dikembangbiakkan oleh Miliarder asal Amerika Serikat Bill Gates ini dilakukan di dalam bangunan bata berlantai dua di Medellín, Kolombia, para ilmuwan bekerja berjam-jam di laboratorium yang lembab untuk membiakkan jutaan nyamuk.
Bos Microsoft tersebut mengatakan, dalam prosesnya, para ilmuwan memenuhi setiap kebutuhan serangga saat mereka tumbuh dari larva hingga kepompong dewasa, menjaga suhu tetap tepat dan memberi mereka banyak makanan ikan, gula, dan, tentu saja, darah.
Nyamuk Wolbachia merupakan sebutan untuk nyamuk Aedes aegypti yang sudah diinfeksi dengan bakteri Wolbachia.
Kemudian tim melepaskannya ke seluruh negeri untuk berkembang biak dengan nyamuk liar yang dapat membawa demam berdarah dan virus lain yang mengancam akan membuat sakit dan membunuh penduduk Kolombia.
Membawa bakteri bernama Wolbachia
Melalui blog resminya, Gates menyebut, nyamuk yang dilepaskan tidak untuk meneror penduduk setempat. Melainkan nyamuk itu sebenarnya membantu menyelamatkan jutaan nyawa.
“Saya telah menulis sebelumnya tentang nyamuk Wolbachia yang menakjubkan ini, termasuk tahun lalu ketika sebuah studi baru menunjukkan betapa efektifnya mereka dalam mencegah penyakit,” mengutip CNN Indonesia, Minggu (19/11/2023).
Dijelaskan bahwa, ternak nyamuk yang diproduksi di pabrik ini membawa bakteri bernama Wolbachia yang menghalangi mereka menularkan demam berdarah dan virus lainnya, seperti Zika, chikungunya dan demam kuning ke manusia.
Dengan melepaskan mereka untuk berkembang biak dengan nyamuk liar, para Wolbachia menyebarkan bakteri untuk mengurangi penularan virus dan melindungi jutaan orang dari penyakit.
“Uji coba acak yang terkontrol di Yogyakarta Indonesia mendapatkan fakta bahwa nyamuk pembawa Wolbachia mengurangi kasus DBD di kota itu sebanyak 77 persen dan pasien rawat inap DBD sebanyak 86 persen,” tulis Gates lagi.
Baca juga : Yang Terjadi Selama Serangan senjata Kimia (dan yang Harus Dilakukan Jika Kita Mengalaminya)
Baca juga : Juru bicara Hamas – Abu Ubaida: Suara Perlawanan
Demam berdarah
Dalam sebuah studi baru di Medellín, kasus demam berdarah telah menurun sebesar 89 persen sejak nyamuk Wolbachia mulai dilepaskan pada 2015. Hasil ini merupakan terobosan besar, menawarkan bukti teknologi baru ini akan melindungi seluruh kota dan negara dari ancaman penyakit yang dibawa nyamuk.
Program Nyamuk Dunia yang memimpin upaya Wolbachia sekarang melepaskan nyamuk ini di 11 negara yaitu Brasil, Kolombia, Meksiko, Indonesia, Sri Lanka, Vietnam, Australia, Fiji, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Vanuatu.
Program Nyamuk Dunia bertujuan untuk menyebarkan Wolbachia di antara nyamuk Aedes aegypti , nyamuk tropis yang menjadi inang demam berdarah, demam kuning, dan virus lainnya. (Malaria disebarkan melalui parasit yang dibawa oleh nyamuk Anopheles dan bukan merupakan fokus dari upaya Wolbachia).
Dengan perubahan iklim, ada urgensi menurut Program Nyamuk Dunia. Saat suhu global meningkat, nyamuk Aedes aegypti menemukan lebih banyak wilayah di dunia yang layak huni, meningkatkan penyebaran penyakit. Risiko terbesar ditimbulkan oleh demam berdarah, yang menginfeksi lebih dari 400 juta orang setiap tahun dan membunuh 20 ribu orang.
Nyamuk ini akan dilepaskan untuk kawin dengan populasi nyamuk liar, menyebarkan bakteri Wolbachia yang disebut bisa menghalangi penularan demam berdarah dan penyakit lain yang dibawa nyamuk ke manusia.
Selama ini membunuh atau mengusir nyamuk dengan insektisida, kelambu, dan perangkap masih menjadi prioritas bukan memproduksinya secara massal.
Kapsul agar-agar kecil
Keturunan induk kemudian dibesarkan untuk menciptakan jutaan telur, yang menetas ketika dimasukkan ke dalam air dan menjadi larva.
Kemudian larva diberi makan tepung ikan, larva tumbuh menjadi kepompong, yang kemudian menjadi dewasa. Untuk berkembang, individu dewasa membutuhkan guladan darah, yang diambil tim dari stok kadaluarsa di bank darah.
Setelah pabrik membiakkan jutaan telur dan nyamuk dewasa, mereka siap untuk dilepaskan. Telur-telur tersebut dikemas dalam kapsul agar-agar kecil, masing-masing berisi 300 butir telur, yang diberikan kepada warga untuk ditetaskan di air untuk menetas.
Keuntungan pelepasan telur seperti ini adalah telur dapat dengan mudah diangkut jarak jauh dan dapat ditetaskan sesuai kebutuhan.
Sementara, mengutip situs resmi World Mosquito Program, pengembangan program itu sudah dimulai sejak Januari 2014 yaitu dengan pelepasliaran nyamuk pembawa Wolbachia di masyarakat sekitar Yogyakarta.
Baca juga : 7 Senjata Paling Mematikan dalam Sejarah Manusia
William Henry Gates III
Selama pandemi COVID-19, Gates yang merupakan orang terkaya di dunia no 6 versi Forbes tahun 2023 dengan nilai setidaknya US $ 115 miliar secara luas dipandang oleh media sebagai orang yang berpengaruh dalam masalah ini, meskipun dia bukan pejabat publik atau memiliki pelatihan medis sebelumnya. Dia bahkan memberikan pernyataan-pernyataan yang bukan keahliannya.
Pada bulan April 2021, selama pandemi COVID-19, Gates dikritik karena menyarankan agar perusahaan farmasi memegang paten untuk vaksin COVID-19. Kritik tersebut muncul karena kemungkinan hal ini akan menghalangi negara-negara miskin untuk mendapatkan vaksin yang memadai.
Tara Van Ho dari University of Essex menyatakan, “Gates berbicara seolah-olah semua nyawa yang hilang di India tidak dapat dihindari tetapi pada akhirnya Barat akan membantu ketika pada kenyataannya AS & Inggris menahan kaki mereka di leher negara-negara berkembang dengan menolak untuk melanggar perlindungan [hak kekayaan intelektual]. Hal ini menjijikkan.”
“Pandemi berikutnya bisa jauh lebih fatal. Pandemi [Covid] membunuh lebih dari 20 juta, kebanyakan orang tua. Pandemi yang akan datang bisa membunuh ratusan juta,” kata Gate, dikutip dari Times of India, Senin (6/3/2023).
Radang Otak
Belakangan beredar informasi bahwa nyamuk Wolbachia dapat menyebabkan radang otak atau Japanese encephalitis pada manusia. Penyakit ini dapat memunculkan gejala seperti demam, nyeri kepala, muntah, dan terkadang gejala sistem saraf seperti penurunan kesadaran, kejang, atau gangguan pergerakan.
Hal ini diperkuat oleh dugaan pemerintah juga disinyalir telah menyiapkan pengobatan bagi penyakit radang otak ini sehingga memperkuat spekulasi mengenai kebenaran adanya efek samping dari penyebaran nyamuk Wolbachia disamping keterbatasan informasi serta sosialisasi yang diberikan perihal masalah ini.
Baca juga : 18 Agustus 2005, Peristiwa Mati listrik massal se-Jawa & Bali yang mengancam keamanan negara