ZONA PERANG(zonaperang.com) Apakah Anda merasakan apa yang kami rasa? Umat ini dulu memimpin dunia, tapi kenapa hari ini dipermainkan banyak bangsa?
Sebelumnya kami terus berduka memikirkannya; Palestina yang belum terlihat terang pelita harapannya, negeri-negeri muslim yang penduduknya dibantai dan dipenjara, pemimpin yang memikirkan diri sendiri dan rakyat yang jauh dari ulama. Namun jika kami melihat sejarah, kami melihat satu tanda penting buat kita renungi.
Yang jatuh tak akan selamanya jatuh. Dan yang di atas tak selamanya meninggi. Makinlah kami yakin ketika firman Allah ﷻ terbaca begitu menenangkan…
“… Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan agar Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan agar sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada…” (QS Ali Imran 140)
Baca juga : Kekuatan Netizen Indonesia yang Ditakuti Zionis Israel
Baca juga : Perang Pemikiran (Ghazwul Fikri): Strategi Kolonialisme dan Cara Membungkam Islam
Berputar
Di Uhud, Allah takdirkan Umat Islam terpukul mundur, tapi selanjutnya Allah angkat derajat Kaum Muslimin dengan kemenangan di Khandaq (perang parit). Di Hunain, Kaum Muslimin sempat kalah, namun pada akhirnya Allah menangkan.
Di saat hingar bingar Mu’tah, Allah takdirkan pasukan muslimin seri melawan Romawi, namun 5 tahun kemudian Allah anugerahkan kemenangan di medan laga Yarmuk yang membuat musuh kalah dan terpana mengakui.
Begitu pula dalam lintasan sejarah Islam. Di saat Abbasiyah meredup, mulai hilang gagah dan perkasanya; Allah berikan tanda kebangkitan dari Dinasti Saljuk yang mencintai jihad.
Atau ketika Baghdad luluh lantak tahun 1258 oleh pasukan Mongol, hanya 2 tahun setelah itu Allah anugerahkan kemenangan pada Kaum Muslimin di Pertempuran Ain Jalut yang menentukan.
Di saat Andalusia mulai hilang dari peta, Allah ganti dengan bangkitnya cahaya Islam dari Utsmani di Eropa Timur dan tenggara. Di saat Utsmani mulai hilang dari panggung zaman, Allah jaga umat ini dengan ulama dan pejuang yang gagah melawan tiran.
Jika kita merasa umat ini tak punya harapan, maka sama saja kita berburuk sangka pada Allah yang Maharahman. Umat ini ditakdirkan selalu bisa bangkit setelah jatuh, pulih setelah sakit. Tapi ada syaratnya.
Syaratnya, adalah apa yang dinasihati oleh Imam Malik bin Anas rahimahullah, “Umat akhir zaman tidak akan menjadi baik kecuali dengan sesuatu yang telah memperbaiki generasi awalnya.”
Kembali pada Iqra’ kita; mengilmui agama dan membaca alam semesta. Kembali pada Al Ashr kita; beriman dengan jiwa, beramal shalih dengan perbuatan, saling ingat mengingatkan pada kebaikan dan kesabaran.
Kembali mentadabburi perjalanan hidup Rasulullah ﷺ, bagaimana beliau bersikap, tentang menghadapi tantangan, menjaga persatuan, mengalahkan keputusasaan, gagah berani di jalan kebenaran, dan pandai mengambil ilmu pengetahuan dari siapa saja.
Kembali pada mode default kita sebagai Ummatan Wasathan (umat terbaik & adil) : moderat dan seimbang antara kata dan aksi nyata, antara ilmu dunia dan pemahaman akhiratnya. Dunia dijadikan wasilah untuk meninggikan dakwah, dakwah disuburkan untuk menata dunia.
200+ Palestinian civilians killed by israelis in a UN school in Jabalia: illegal, barbaric, immoral & yet it happened, and it will happen again https://t.co/S7E4sGIoGZ
— Sarah Wilkinson (@swilkinsonbc) November 18, 2023
Baca juga : Apakah Boikot terhadap Produk Pendukung Kebrutalan Israel Berhasil?
Baca juga : Daftar Nama Besar Para Pejuang Islam Sepanjang Masa