Sunan Giri adalah salah seorang ulama Wali Songo, majelis penyebar dakwah Islam pertama di Jawa dalam sejarah Indonesia atau Nusantara, pada abad ke-14 Masehi seiring munculnya Kesultanan Demak dan menjelang runtuhnya Kerajaan Majapahit
ZONA PERANG (zonaperang.com) – Sunan Giri juga merupakan keturunan Rasulullah SAW, yaitu melalui jalur keturunan Husain bin Ali. Dalam Hikayat Banjar, Pangeran Giri (alias Sunan Giri) merupakan cucu Putri Pasai dan Dipati Hangrok (alias Brawijaya VI). Perkawinan Putri Pasai dengan Dipati Hangrok melahirkan seorang putera. Putera ini yang tidak disebutkan namanya menikah dengan puteri Raja Bali, kemudian melahirkan Pangeran Giri (Sunan Giri I).
Setelah remaja Raden Paku belajar kepada Sunan Ampel bersama putera Sunan Ampel yaitu Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang). Keduanya pergi ke Pasai, kemudian ke Malaka untuk belajar tasawuf dan tauhid. Di Malaka,keduanya diterima oleh Maulana Ishak (Syeh Awalul Islam).
Baca Juga : SUNAN AMPEL: WALI PENDAKWAH DI JALUR POLITIK & KEKUASAAN
Giri Kedaton
Raden Paku menikah dengan puteri Sunan Ampel bernama Dewi Murtasiah dan bermukim di Giri. Di Giri, beliau mendirikan pondok pesantren sebagai pusat pendidikan agama Islam dan juga merupakan pusat pemerintahan. Sunan Giri mendirikan kedaton di atas sebuah bukit yang kemudian dikenal dengan. Dalam babad Gresik disebutkan bahwa bangunan yang terdapat di Giri Kedaton tunda pitu (bertingkat tujuh), ditandai dengan sengkala yang menunjukkan angka tahun 1408 Saka atau 1486 M.
Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa, bahkan pengaruhnya sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Pengaruh Giri terus berkembang sampai menjadi kerajaan kecil yang disebut Giri Kedaton, yang menguasai Gresik dan sekitarnya selama beberapa generasi sampai akhirnya ditumbangkan oleh Sultan Agung.
Sunan Giri bergelar Prabu Satmata, ditandai sengkala trus ing luhur dadi haji. Sejak saat itu Sunan Giri menjadi pemangku kekuasaan di Giri dengan kedudukan sebagai tetunggul khalifatul mukminin (pemimpin segenap kaum mukmin).
Pesantren Sunan Giri berperan penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah Indonesia bagian timur. Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat.
Sang Panglima
Raja Majapahit – konon karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan – memberi keleluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren itu pun berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Sebagai pemimpin pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu Satmata. Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu.
Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa. Giri Kedaton bertahan hingga 200 tahun. Salah seorang penerusnya, Pangeran Singosari, dikenal sebagai tokoh paling gigih menentang kolusi VOC dan Amangkurat II pada Abad 18.
Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau.
Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Dia juga pecipta karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung -lagi bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam.
Baca Juga : (SUNAN GRESIK)MAULANA MALIK IBRAHIM, WALI PERTAMA YANG MENYEBARKAN ISLAM DI JAWA
Baca Juga : SUNAN MURIA: WALI SONGO TERMUDA, PUTRA SUNAN KALIJAGA SANG PENENGAH KONFLIK, GURU DAN AHLI SENI